Postingan

Kalender 2024

PEMBAGIAN PENULISAN KOTBAH JANGKEP 2024 DAFTAR BACAAN ALKITAB 2024 (Tahun B-C) SINODE GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA “TEMA : "Mewujudkan Pembaruan dan Pemulihan Keutuhan Ciptaan" (Yesaya 65:17) TANGGAL BACAAN PERTAMA MAZMUR BACAAN KEDUA BACAAN INJIL TEMA PENULIS TEMA BULAN JANUARI: SELALU BARU TIAP HARI Nama Kudus Yesus 1 Januari 2024 (Putih) Bilangan 6:22-27 Mazmur 8 Galatia 4:4-7 Lukas 2:15-21 Manusia Hina sebagai Manusia Mulia LPPS Tahun Baru 1 Januari 2024 (Putih) Pengkhotbah 3:1-13 Mazmur 8 Wahyu 21:1-6b Matius 25:31-46 Gunakan Waktu dengan Bijak! LPPS Epifani 6 Januari 2024 (Putih) Yesaya 60:1-6 Mazmur 72:1-7,10-14 Efesus 3:1-12 Matius 2:1-12 Bangkit menjadi Terang LPPS Hari Pembaptisan Tuhan (Minggu ke-1 Setelah Epifani) 7 Januari 2024 (Putih) Kejadian 1:1-5 Mazmur 29 Kisah Para Rasul 19:1-7 Markus 1:4-11 Wujud Nyata dari Baptisan LPPS Minggu ke-2 Setelah Epifani 14 Januari 2024 (Hijau) 1 Samuel 3:1-20 Mazmur 139:1-6, 13-18 1 Korintus

Kotbah 15 okto 2023

15 Oktober 2023 “Damai Sejahtera yang Melampaui Segala Akal” Keluaran 32:1-14 Mazmur 106:1-6, 19-23 Filipi 4:4-9 Matius 22:1-14 Tema Bacaan Minggu ini menantang kita untuk mengarahkan diri kita pada jalan Tuhan dan bukan pada jalan yang kita buat sendiri. Seperti yang dikatakan John Calvin, pikiran manusia adalah pabrik pembuatan berhala-berhala. Berhala modern itu bisa kita sebut sbg kemakmuran, konsumerisme, yang semuanya didasarkan pada ideologi yang mendahulukan kepentingan kita di atas kepentingan Tuhan dan kesejahteraan manusia yang lain. Tuhan memang menghargai inovasi dan kreativitas, bahkan Ia memberi akal budi di mana memiliki kekuatan hampir di luar batas; namun kreativitas sejati – kebebasan sejati – muncul ketika kita memadukan visi kita(manusia) dengan visi Tuhan demi kesejahteraan diri kita sendiri dan dunia. Dengan memperhatikan visi Tuhan, dengan menyelaraskan diri kita dengan visi Tuhan, upaya itu akan memampukan kita untuk melampaui kepentingan pribadi de

Bidston kelahiran

Bidston Kelahiran 15 Oktober 2023. Menjadi Teladan bagi Anak Kita Dalam kehidupan berkeluarga, orang tua berperan sangat sentral sebagai mercusuar, membimbing kehidupan anak-anaknya melewati lautan badai dunia. Bagi orang tua, tanggung jawab ini mempunyai arti yang sangat penting, karena hal ini mencerminkan kebenaran ilahi dalam Amsal 22:6 , yang berbunyi, “ Didiklah orang muda (anak) menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." Hal ini menunjukkan pentingnya menjadi teladan yang baik bagi anak. Untuk memahami sepenuhnya beratnya tanggung jawab ini, pertama-tama kita harus menyadari bahwa anak-anak itu seperti spons, yang menyerap nilai-nilai, perilaku, dan sikap yang ditunjukkan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, perilaku orang tua berfungsi sebagai bukti hidupnya prinsip-prinsip moral dan etika Kristus. Dengan mewujudkan kebajikan Kristus seperti kasih, kesabaran, kebaikan hati, dan pengampunan, orang tua t

Berusaha setia

Berusaha setia " Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali." —Lukas 19:13 Apa yang harus kita lakukan sebagai orang Kristen sampai Yesus datang kembali? Bagaimana kita menjalani hidup kita? Alkitab memberi tahu kita bahwa ada hal-hal spesifik yang harus kita lakukan. Satu hal yang Tuhan berikan kepada setiap pengikut Yesus adalah pesan Injil. Meskipun tidak semua orang dipanggil untuk menjadi penginjil, setiap orang dipanggil untuk menginjili. Mewartakan Injil Kerajaan Allah. Rasul Paulus menyebutkan dalam suratnya kepada Timotius bagaimana “ yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku." (1 Timotius 1:11). Dan Tuhan juga telah mempercayakan Kabar Baik yang mulia itu kepada kita. Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang kaya raya yang hendak berangkat dalam perjalanan jauh. Ia meman

Tuhan setia

selalu setia " dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." —Wahyu 1:18 Ketika Kristus dilahirkan di Betlehem, para malaikat menampakkan diri kepada beberapa gembala di dekatnya dan berkata, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14). Yesus datang untuk membawa perdamaian di bumi. Namun Antikristus akan datang untuk mengambil kedamaian dari bumi. Dan inilah yang perlu kita ketahui: Setan berada di balik semua peperangan dan pertikaian di planet ini. Wajar jika kita merasa bingung ketika mendengar tentang perang dan terorisme yang biadab. Para pakar jaringan mencoba menjelaskannya. Namun alasan orang melakukan hal-hal mengerikan ini adalah karena adanya setan. Dan iblis menyukai kekerasan dan perang. Dia menyukai pembantaian dan kematian. Kita telah mengalami beberapa per

Mahkota

mahkota surgawi "Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?" —1 Tesalonika 2:19 Menurut Kitab Suci, pahala akan diberikan di Surga atas kesetiaan kita. Imbalan seperti apa yang akan didapat? Alkitab secara khusus menyebutkan adanya mahkota. Misalnya, ada mahkota kegembiraan, yang bisa juga kita sebut sebagai mahkota pemenang jiwa. Rasul Paulus menulis, “"Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?" (1 Tesalonika 2:19). Paulus secara efektif mengatakan bahwa orang-orang yang dijangkaunya dengan Injil akan menjadi mahkota kegembiraannya. Hal ini seolah-olah menunjukkan bahwa jika kita telah membawa orang lain kepada Kristus, maka kita akan menerima mahkota yang istimewa. Alkitab juga menyebutkan mahkota kehidupan. Yakobus 1:12 member

Minimalis

Bahan PA Oktober 2023 Apa Kata Alkitab tentang Minimalisme? Mari kita bicarakan tentang barang-barang kita selama beberapa menit—semua yang kita miliki, mulai dari rumah, mobil dan furnitur hingga pakaian dan gadget kita. Mari kita mempertimbangkan beberapa pertanyaan terkait hubungan kita dengan semua hal tersebut: 1.Apakah kita membelinya karena semata membawa kegembiraan atau karena kegunaan praktisnya? Atau apakah kita membeli secara impulsif (sebatas hanya ingin memiliki) dan bahkan tidak pernah menggunakannya? 2.Apakah kita benar-benar mampu membelinya sehingga tidak menggagalkan atau mengganggu tujuan finansial kita? Atau apakah kita masih harus menyicil atau mengangsur untuk melunasinya? 3.Apakah barang-barang tersebut membantu—atau setidaknya tidak mengganggu— panggilan Tuhan dalam hidup kita? Atau sebaliknya apakah mereka justru menjadi penghalang atau menghalangi kita untuk tetap menjalani panggilan-Nya? 4.Apakah kita merawatnya agar tetap awet? Atau apakah kita t