Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Called to Transformative Action Ecumenical Diakonia

Called to Transformative Action Ecumenical Diakonia Study Guide When meeting in Geneva in June 2017, the World Council of Churches executive committee received the ecumenical diakonia document, now titled Called to Transformative Action: Ecumenical Diakonia. It asked the staff to develop a study guide to facilitate member churches and ecumenical partners working with the document, making it their own and sharing their feedback with the WCC. The WCC and ACT Alliance jointly took the initiative to produce the parent document in 2014, with the purpose of clarifying the understanding of ecumenical diakonia and providing a common platform for acting and reflecting together. The intention was to have a document “to be used for formation and training in ecumenical diakonia, to strengthen the institutional capacity of our respective constituencies,” and to “foster the dialogue and cooperation between churches, ecumenical partners and the WCC.” Chapter 1.1 presents the further background of t

Bahan PA GKJ Ambarawa Ambarawa, 22 Agustus 2017 Bahan PA Bulan Kebangsaan 2017 SUNGGUH-SUNGGUH MERDEKA Matius 8:1-13

Bahan PA GKJ Ambarawa Ambarawa, 22 Agustus 2017 Bahan PA Bulan Kebangsaan 2017 SUNGGUH-SUNGGUH MERDEKA Matius 8:1-13 Tujuan: Peserta PA memahami arti sebuah kemerdekaan Pengantar 72 tahun sudah Indonesia merdeka. Kemerdekaan 17 Agustus 1945 memiliki arti mendalam bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, konon 350 tahun Indonesia dikuasai oleh penjajah. Dalam catatan sejarah mereka adalah Bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Jepang. Dalam mewujudnyatakan kemerdekaan ini, para pejuang dan pahlawan bangsa mempertaruhkan jiwa dan raga mereka. Mereka bersatu padu, berjuang demi Indonesia merdeka. Kemerdekaan adalah hak suatu negara yang berdaulat. Seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945: ”Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.” Dengan kemerdekaan yang sudah berjalan 72 tahun ini, rakyat kini bisa bekerja, sekolah, beribadah, berka

TATA IBADAH PERAYAAN NATAL PW GKJ AMBARAWA

TATA IBADAH PERAYAAN NATAL PW GKJ AMBARAWA Ambarawa, 22 Desember 2017 "Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah dalam Hatimu" Kolose 3:15 1.Pujian Pembuka (berdiri) KJ 100: Mulia Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah, Tuhan Allah Mahatinggi ! Damai sejaht’ra turun ke bumi Bagi orang Pengasihannya. Muliakanlah Tuhan Allah ! Muliakanlah Tuhan Allah ! Damai sejaht’ra turun ke bumi ; Damai sejaht’ra turun ke bumi Bagi orang, bagi orang Pengasihannya. Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah, Tuhan Allah Mahatinggi ! Damai sejaht’ra turun ke bumi Bagi orang Pengasihannya. Amin, amin, amin. 2.Doa Pembuka (duduk) Liturgos: Kita berkumpul hari ini merayakan Natal yakni Peristiwa di mana Allah mencurahkan kedamaian-Nya melalui Putra-Nya Yesus Kristus yang lahir di Betlehem. Pada kesempatan Perayaan natal tahun ini kita diundang untuk memikirkan, untuk berdoa dan untuk menemukan cara agar kita dapat menyebarkan kedamaian. Mari kita mulai dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. A

sarasehan

Bahan Sarasehan HUT BMGJ ke 41 Menjadi Persekutuan/Gereja yang Kuat A.Pengantar Bahan ini hanya bersifat bahan mentah yang bisa dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal di mana Sarasehan dilakukan. Apa yang membuat sebuah Persekutuan/Gereja menjadi kuat? Sudah tentu kita tidak akan mengatakan bahwa kekuatan itu terlihat melalui bangunannya. Atau melihat hanya berdasar ukuran jumlah warga gereja dan jumlah persembahan yang berhasil dikumpulkannya. Satu-satunya cara untuk mengetahui bahwa persekutuan atau gereja itu kuat sudah tentu dengan cara melihat hal apa yang penting menurut pendiri Gereja, yakni kita harus kembali kepada apa yang Yesus katakan tentang gereja-Nya. Sebab tidak bisa disangkal Dia adalah Pembangun gereja-Nya (Matius 16:18). Ketika Dia bertanya kepada murid-murid-Nya tentang Siapakah Anak Manusia, Petrus dengan cepat menjawab, "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup "(Matius 16:16). Tentang pernyataan iman ini Yesus membangun gereja-Nya. Jika ke

kombes bina

Hal di sekitar Semangat dalam Pelayanan "Pertemuan Pembinaan Penerima Beasiswa GKJ/GKI" Sabtu, 6 Januari 2018 Catatan awal Untuk menumbuhkan motivasi bersemangat dalam pelayanan, saya memberikan catatan awal sbg berikut: 1.Upaya diatas bukanlah karya manusia melainkan karya Allah. Hal menumbuhkan semangat pelayanan diyakini spt Mazmur 127:1:”Kalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah tukang-tukang bekerja”. Juga perlu kesadaran bahwa Kristus yang membangun jemaat-Nya (Mat 16:8) dan demi siapa jemaat dibangun (Efesus 2:20,22). Mengapa saya beri catatan awal spt ini? Sebab dalam hal pembangunan jemaat kita seringkali jatuh dlm dua ekstrem. Pertama kita sangat hapal akan ayat2 tsb akan tetapi kemudian kita bertindak seolah-olah Tuhan tidak ada. Atau ekstrem yang lain yakni percaya bahwa Yesus yang membangun shg peran manusia akhirnya ditiadakan. Di satu sisi Roh Kudus tidak berkarya, di sisi lain manusia tidak berfungsi. Jalan tengah yg kita amini bahwa Yesus membangun

jawi timur

P R A K A T A Puji dan syukur patut kita naikkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Besar, karena atas limpahan berkat dan karunia-Nya, buku Tata Ibadah Greja Kristen Jawi Wetan ini ada di hadapan kita. Buku Tata Ibadah ini merupakan sarana bagi setiap pelayan, yaitu Pendeta, Penatua dan Diaken dalam membahani diri sebagai Pelayan Ibadah di gereja. Untuk itu, kami berharap mudah-mudahan buku ini dapat meningkatkan dan menuntun peribadahan kita untuk semakin menghayati dengan penuh khitmat dan sukacita serta meningkatkan rasa rindu untuk bersekutu dalam ibadah bersama. Penerbitan buku Tata Ibadah Greja Kristen Jawi Wetan ini tentunya mengacu kepada Tata Ibadah Greja Kristen Jawi Wetan cetakan II tahun 2001 – 1000 ex yang diterbitkan oleh Greja Kristen Jawi Wetan sendiri. Dengan sumber inilah maka di Majelis Jemaat GKJW Jemaat Sukoanyar menerbitkan buku tersebut, sehingga semakin para pelayanan jemaat memiliki pemahaman yang lebih lengkap tentang pelayanan ibadah yang dilakukan. Walaupun buku