Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 17, 2023

Firman

dihidupkan kembali oleh firman tuhan "Rahmat-Mu berlimpah, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan hukum-hukum-Mu." —mazmur 119:156 Sebagai orang Kristen, kita mengalami dinamika iman. Ada kemajuan atau kemunduran. Kita maju atau mundur. Saat kita menghentikan momentum maju saat itu kita memulai regresi mundur kita. Itu berarti kita mulai berjalan ke arah yang salah secara spiritual. Saat kita tersandung atau membuat keputusan yang salah atau memikirkan pemikiran yang salah. Ketika itu terjadi, kita segera perlu bertobat tentunya. Kita membutuhkan kebangunan rohani dan penyegaran dalam kehidupan rohani kita. Dan ada kekuatan yang menyegarkan yakni Firman Tuhan. Pemazmur Daud menulis, “ Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. ”(Mazmur 19: 7). Jika kita ingin menjadi orang Kristen yang bertumbuh, maka kita perlu menjadi orang Kristen yang mau belajar Alkitab. Kita perlu me

Pertempuran

Tanpa Hukum, pertempuran kita akan selalu kalah " Ya TUHAN, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau." —Yesaya 26:8 Di dunia modern ini saat kita membeli barang elektronik selalu disertai dengan buku panduan (manual book). Buku petunjuk itu penting untuk kita baca agar kita tidak salah menggunakan alat elektronik tersebut. Namun sama halnya saat kita membuka buku rekening di bank kita amat jarang membacanya dengan seksama sehingga kita tidak tahu konsekwensi dari tindakan kita saat mengambil uang di ATM. Manual book atau buku petunjuk banyak kita abaikan. Saat kita melanggar hukum Allah sebenarnya bukan Allah yang dirugikan. Pelanggaran atas hukum Allah akan merugikan manusia itu sendiri. Dengan melanggar hukum Allah sebenarnya manusia sedang menghancurkan diri mereka sendiri. Kita membutuhkan hukum atau perintah Allah untuk keberlangsungan dan kebaikan hidup kita. Namun sayangnya bany

Beda

mengapa orang kristen harus berbeda "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." —Efesus 5:15–16 Mengapa umat Kristiani pada abad pertama mampu melakukan begitu banyak perubahan, dalam arti positif, dalam waktu yang relatif singkat? Dan bagaimana orang percaya abad pertama itu, tanpa alat, teknologi, dan media yang kita gunakan saat ini, dapat memengaruhi budaya mereka secara radikal? Jawaban singkatnya adalah karena kita mengikuti dan mempraktikkan kekristenan yang tidak dikenal oleh banyak orang di abad kedua puluh satu ini. Ketika kita membaca tentang kekristenan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru seperti Kisah Para Rasul, kita mungkin mengklasifikasikan cara hidup Gereja perdana sebagai sesuatu yang radikal, berlebihan, dan mungkin sedikit ekstrem. Tetapi bagi orang-orang percaya abad pertama, itu tidak lain adalah

17 Agustus 2023

DIMERDEKAKAN UNTUK SALING MENGASIHI Bacaan I : Imamat 19:1-5, 17-18 Tanggapan : Mazmur 133 Bacaan II : Galatia 5:13-15 Bacaan Injil : Matius 5:43-48 Saudara yang terkasih, Merdeka...merdeka ...merdeka Negara kita sungguh sudah merdeka. Merdeka plus demokratis. Karena demokratis menjadi sangat mengagungkan kebebasan. Orang merasa berhak untuk berkata apa saja, di mana saja, tentang siapa saja. Orang merasa berhak melakukan apa saja tanpa peduli dengan omongan siapa saja. Presiden mengkhawatirkan adanya polusi atau penurunan budaya adiluhur dan luruhnya Pakerti luhur. Bagi mereka punya Semboyan “yang penting tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu orang lain”. Itu menjadi mantra yang membenarkan segala perkara. Makna kebebasan perlu kita lihat kembali dalam konteks kemerdekaan RI saat ini. Ada dua fenomena yang terkait kebebasan atau kemerdekaan, yaitu: Pertama, ada orang yang keliru memahami arti kemerdekaan. Mereka anggap kemerdekaan sebagai kesempatan untuk hidup sebebas-beba