Pertempuran

Tanpa Hukum, pertempuran kita akan selalu kalah " Ya TUHAN, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau." —Yesaya 26:8 Di dunia modern ini saat kita membeli barang elektronik selalu disertai dengan buku panduan (manual book). Buku petunjuk itu penting untuk kita baca agar kita tidak salah menggunakan alat elektronik tersebut. Namun sama halnya saat kita membuka buku rekening di bank kita amat jarang membacanya dengan seksama sehingga kita tidak tahu konsekwensi dari tindakan kita saat mengambil uang di ATM. Manual book atau buku petunjuk banyak kita abaikan. Saat kita melanggar hukum Allah sebenarnya bukan Allah yang dirugikan. Pelanggaran atas hukum Allah akan merugikan manusia itu sendiri. Dengan melanggar hukum Allah sebenarnya manusia sedang menghancurkan diri mereka sendiri. Kita membutuhkan hukum atau perintah Allah untuk keberlangsungan dan kebaikan hidup kita. Namun sayangnya banyak orang tidak menyadarinya. Kita membutuhkan perintah-perintah Allah saat ini serta kita perlu mengikutinya. Sama seperti Manual Book pada alat elektronik, kita dapat menerima kebenaran dari perintah-Nya atau melawannya. Yang pasti kita akan menuai hasil yang tak terelakkan. Itu pilihan kita: kita bisa memperhatikan atau mengabaikannya. Kita dapat menentang kebenaran Tuhan, mengatakan itu tidak berlaku untuk kita, dan hidup dengan cara yang kita inginkan. Atau, kita bisa melihat hikmat Tuhan dalam memberi kita perintah-perintah-Nya. Dalam Perjanjian Lama kita membaca tentang Raja Salomo, yang melakukan pesta mabuk-mabukan. Dia memberontak melawan kebenaran yang telah dia pelajari dari Tuhan dan memutuskan untuk mencicipi hampir semua yang ditawarkan dunia. Karena memiliki sumber daya yang hampir tidak terbatas, Salomo dapat membangun gedung apa pun yang dia inginkan, memiliki wanita mana pun yang diinginkan hatinya, dan merasakan kesenangan apa pun yang dia pilih untuk dialami. Namun setelah dia melakukan semua hal yang ingin dia lakukan, dia berkata bahwa itu semua adalah sia-sia dan kehampaan, seperti mengejar angin. Dia menulis, “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang."(Pengkhotbah 12:13). Salomo, orang paling bijaksana yang pernah hidup, berkata, “Inilah yang telah saya pelajari dalam hidup. Jangan melawan hukum Allah. Mereka diberikan kepada kita karena suatu alasan." Seseorang mungkin berkata, “Yah, Salomo tidak tahu apa yang dia bicarakan. Saya akan mencari tahu sendiri.” Kita memang dapat melanjutkan pencarian kita dan mencari tahu sendiri, tentu saja, tetapi jauh lebih mudah melakukannya dengan cara Tuhan. Dalam perintah-perintah-Nya, Allah telah memberi kita cetak biru (blueprint) untuk kehidupan yang terbaik. Dia telah memberi kita cetak biru untuk kebahagiaan.

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013