Wartakan
kita perlu memberi tahu mereka
"Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman"
—Ibrani 3:15
Ayat bacaan ini seperti kisah seorang pengacara yang mencoba menyampaikan dokumen penting kepada seorang kliennya. Pengacara itu seolah sedang membawa surat panggilan pengadilan, dan klien harus memperhatikan surat panggilan itu. Namun sayang seribu sayang sang klien tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh sang pengacara.
Empat belas tahun berlalu pria itu mendapati dirinya terbaring di rumah sakit, sekarat karena kanker. Melalui rangkaian kejadian yang aneh, pengacara tersebut juga jatuh sakit, dan kedua pria tersebut akhirnya bertemu dan berbagi kamar rumah sakit yang sama.
Orang yang sekarat itu menoleh ke arah pengacara dan berkata, “Yah, Anda tidak pernah menemukan saya! Aku melarikan diri darimu selama ini, dan sekarang itu tidak menjadi masalah. Anda dapat melanjutkan dan memenuhi panggilan pengadilan. Aku bahkan tidak peduli.”
"Panggilan?" jawab pengacara itu. “Saya mencoba memberitahu Anda sebuah dokumen yang membuktikan bahwa Anda berhak mewarisi 45 juta dolar!”
Orang-orang juga bisa bersikap sama dalam hal iman Kristen. Mereka berusaha keras untuk melepaskan diri dari hubungan dengan Yesus Kristus. Mereka berusaha keras untuk menghindari orang-orang Kristen. Akibatnya, hati mereka semakin keras. Dan mereka mungkin bertindak terlalu jauh.
Orang-orang menolak Yesus karena mereka tidak mengetahui semua yang Dia tawarkan. Mereka tidak mengetahui janji-janji-Nya yang besar. Bahwa ada pengampunan besar yang akan diberikan. Itu sebabnya kita perlu memberi tahu mereka. Itulah sebabnya kita perlu melakukan yang terbaik untuk memberi tahu orang-orang tentang kasih Tuhan.
Jadi mari kita terus berdoa, dan terus berusaha menjangkau orang-orang ini. Kita mungkin mengenal seseorang yang sepertinya memiliki hati yang keras dan tidak bisa kembali lagi.
Ambilah contoh. Bayangkan saja Saulus dari Tarsus, yang perpindahan agamanya begitu radikal dan tak terduga sehingga orang-orang Kristen abad pertama berpikir bahwa ini adalah semacam jebakan yang ia coba untuk menyusup ke dalam barisan mereka. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan dapat menyelamatkan seseorang yang jahat, membawa sikap bermusuhan, dan menentang gereja seperti Saulus dari Tarsus.
Namun kemudian Saulus dari Tarsus dikenal sebagai rasul Paulus.
Kita mungkin mengenal seseorang yang tampaknya begitu keras kepala dan sudah pergi begitu jauh. Teruslah berdoa, karena Tuhan mampu menjangkau mereka.
Atau mungkin kita belum pernah punya kesempatan atau momen dalam hidup kita ketika kita secara pribadi meminta dalam doa kepada Yesus Kristus untuk mengampuni dosa kita sendiri. Kita tahu tentang Tuhan, tetapi kita tidak benar-benar mengenal Dia. Jika kita mengetahui sesuatu itu benar dan tidak menanggapinya, hal itu dapat mengeraskan hati kita.
Alkitab memberi tahu kita,"Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman" (Ibrani 3:15).
Jika kita belum mengenal Yesus Kristus secara pribadi, segera lakukan sesuatu. Sekarang saatnya. Jika kita terus menundanya, akan tiba suatu hari ketika kita tidak lagi mendengar kabar dari Tuhan, karena kita telah mengeraskan hati tanpa dapat diperbaiki lagi.
Ya, semua sudah sia-sia. Tidak ada gunanya lagi. Jangan biarkan hal itu terjadi pada kita. Jangan menjalani hari di luar kehendak Tuhan, tujuan-Nya, dan berkat-Nya bagi kita.