Bidston kelahiran
Bidston Kelahiran
15 Oktober 2023.
Menjadi Teladan bagi Anak Kita
Dalam kehidupan berkeluarga, orang tua berperan sangat sentral sebagai mercusuar, membimbing kehidupan anak-anaknya melewati lautan badai dunia.
Bagi orang tua, tanggung jawab ini mempunyai arti yang sangat penting, karena hal ini mencerminkan kebenaran ilahi dalam Amsal 22:6 , yang berbunyi, “ Didiklah orang muda (anak) menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." Hal ini menunjukkan pentingnya menjadi teladan yang baik bagi anak.
Untuk memahami sepenuhnya beratnya tanggung jawab ini, pertama-tama kita harus menyadari bahwa anak-anak itu seperti spons, yang menyerap nilai-nilai, perilaku, dan sikap yang ditunjukkan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, perilaku orang tua berfungsi sebagai bukti hidupnya prinsip-prinsip moral dan etika Kristus.
Dengan mewujudkan kebajikan Kristus seperti kasih, kesabaran, kebaikan hati, dan pengampunan, orang tua tidak hanya memupuk lingkungan keluarga yang positif namun juga menanamkan nilai-nilai ini jauh di dalam hati anak-anak mereka. Dalam suasana pengasuhan ini, anak-anak belajar tidak hanya melalui kata-kata tetapi melalui contoh nyata yang diberikan kepada mereka.
Dalam Yakobus 1:22 , ada tertulis, "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri."
Dengan mempraktikkan gaya hidup yang saleh, anak-anak kita menyaksikan secara langsung perwujudan otentik dari prinsip-prinsip ilahi, memperkuat ajaran dan menjadikannya lebih menarik dan dapat dipercaya.
A. Ortu menjadi Teladan Kesalehan
Menjadi panutan yang saleh bukan sekadar kewajiban namun merupakan hak istimewa yang membentuk lanskap spiritual keluarga kita demi masa depan. Hal ini membutuhkan komitmen yang tulus dan tak tergoyahkan untuk menjalani kehidupan yang mencerminkan ajaran Kristus. Inilah cara kita dapat menunjukkan kasih dan pengabdian kepada Allah, mematuhi perintah-perintah-Nya, dan membagikan iman serta kesaksian kita kepada anak-anak dan orang lain:
1.-Menunjukkan Cinta dan Pengabdian kepada Tuhan melalui Doa , Ibadah, dan Pendalaman Alkitab.
Kembangkan kehidupan doa yang konsisten, tidak hanya pada saat dibutuhkan tetapi sebagai dialog sehari-hari dengan Tuhan. Berdoalah bersama anak-anak kita, ajari mereka keintiman komunikasi dengan Tuhan. Terlibat dalam ibadah keluarga, di mana kita secara kolektif memuji Tuhan, membaca Kitab Suci, dan berbagi wawasan. Pelajaran Alkitab yang teratur, bersama-sama mengeksplorasi kedalamannya, menerangi pemahaman keluarga akan Firman Tuhan.
2.- ortu menunjukkan Ketaatan pada Perintah Tuhan
Bersikaplah transparan terhadap anak-anak kita, akui kesalahan kita, dan mintalah maap ketika kita melakukan kesalahan. Tunjukkan pentingnya kejujuran dalam segala situasi. Beri Teladan kemurahan hati dengan membagikan apa yang kita miliki kepada orang lain. Libatkan anak-anak kita dalam kegiatan amal, ajari mereka kegembiraan memberi. Selain itu, tekankan pentingnya pengampunan dengan memaafkan orang lain secara tulus dan dorong anak kita untuk melakukan hal yang sama.
3.-Ortu Terus Mencari Kehendak Tuhan
Tunjukkan pengambilan keputusan yang didasarkan pada doa dan mencari bimbingan Tuhan. Libatkan anak-anak dalam pengambilan keputusan keluarga, jelaskan bagaimana kita memahami kehendak Tuhan. Tunjukkan pada mereka indahnya kesabaran dengan menantikan waktu Tuhan.
Dengan menjadi saksi, jalani hidup yang mencerminkan kasih Kristus. Biarkan anak-anak kita melihat iman kita dalam tindakan, baik di saat suka maupun duka. Bersikaplah terbuka tentang bagaimana iman kita membentuk reaksi kita terhadap tantangan hidup.
Melalui tindakan, perkataan, dan cinta yang kita bagikan, kita menjadi bukti hidup akan kekuatan kasih Tuhan yang transformatif, dan hal itu akan meninggalkan bekas yang tak terhapuskan di hati anak-anak kita dan semua orang di sekitar kita.
4.-Ortu menjadi Teladan Keunggulan dan Pertumbuhan
Sebagai pengelola anugerah dan talenta Tuhan, inilah cara kita dapat mengejar keunggulan dan pertumbuhan dalam bidang spiritual, fisik, mental, emosional, sosial, dan profesional kita:
Bagaimana Mengejar Keunggulan dan Pertumbuhan:
Dalam kehidupan rohani kita, kembangkan hubungan pribadi yang mendalam dengan Tuhan melalui doa, meditasi, dan mempelajari Kitab Suci. Berpartisipasi secara aktif dalam komunitas agama dan masyarakat kita, mendorong akuntabilitas (menjadi dapat dipercaya) dan pertumbuhan spiritual. Tunjukkan sifat-sifat seperti kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran, kebaikan, kebaikan, kesetiaan, kelembutan, dan pengendalian diri ( Galatia 5:22-23 ) dalam kehidupan kita sehari-hari.
a.Kejar Kesejahteraan fisik, mental, dan emosional: prioritaskan perawatan diri. Berolahraga secara teratur, menjaga pola makan seimbang, dan istirahat yang cukup. Merangsang pertumbuhan mental melalui membaca, mempelajari keterampilan baru, dan memecahkan masalah.
b.Peliharalah kesehatan emosional dengan mengenali dan mengelola emosi, mencari dukungan saat dibutuhkan, dan melatih perhatian dan rasa syukur.
c.kejar Kehidupan Sosial dan Profesional: Bangun hubungan yang sehat berdasarkan rasa saling menghormati, kebaikan, dan pengertian. Mendengarkan secara aktif, berempati, dan mendukung orang lain. Berusaha keras untuk mencapai keunggulan dalam upaya profesional kita, mengupayakan pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan. Jadilah pemain tim, tunjukkan kepemimpinan melalui pelayanan dan kolaborasi.
B. Ortu sebagai pemimpin Menetapkan Tujuan dan Rencana yg Visioner:
Untuk Tujuan Pribadi: Tetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu untuk setiap bidang kehidupan kita. Selaraskan tujuan kita dengan nilai-nilai dan keyakinan kita, pastikan tujuan tersebut berkontribusi pada kesejahteraan spiritual, emosional, dan sosial kita.
Untuk Tujuan Keluarga: Libatkan keluarga kita dalam penetapan tujuan. Dorong anak untuk bermimpi besar dan mengejar minat mereka. Menumbuhkan lingkungan di mana mereka dapat menetapkan tujuan, membuat rencana, dan belajar dari keberhasilan dan kegagalan. Dukung dan bimbing mereka, tekankan pentingnya ketahanan dan ketekunan/keuletan.
C. Mengatasi Tantangan dengan Iman dan Ketekunan:
Terus memiliki Iman kepada Tuhan: Jangkarlah iman kita pada janji-janji Tuhan. Percayalah pada rencana-Nya, bahkan ketika menghadapi tantangan. Doronglah anak-anak kita untuk bersandar pada iman mereka selama masa-masa sulit, ajari mereka bahwa kekuatan Tuhan menjadi sempurna dalam kelemahan ( 2 Korintus 12:9 ).
Ketekunan dan Ketahanan: Tanamkan dalam diri kita dan anak-anak kita pentingnya ketekunan dan keuletan. Tantangan tidak bisa dihindari, namun tantangan juga merupakan peluang pertumbuhan. Ajarkan ketahanan dengan menunjukkan cara beradaptasi, belajar, dan mengatasi hambatan. Bagikan kisah-kisah tentang tokoh-tokoh Alkitab yang menghadapi kesulitan namun muncul sebagai pemenang melalui iman dan ketekunan.
Cari (support sistem) Sistem Pendukung: Doronglah untuk mencari dukungan dari komunitas agama, teman, sekolah dan keluarga kita ketika menghadapi tantangan. Tekankan kekuatan komunitas dan doa. Menjadi bagian dari jaringan yang mendukung dapat memberikan kekuatan dan dorongan selama masa-masa sulit.
Dalam semua upaya ini, doronglah diri kita dengan perkataan Rasul Paulus dalam Filipi 4:13 : "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Dengan iman sebagai landasan dan Tuhan sebagai pembimbing , kita dan anak kita akan unggul dalam berbagai aspek kehidupan, dan akan dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Perjalanan keunggulan dan pertumbuhan kerohanian kita, yang ditandai dengan iman, ketekunan, dan komitmen untuk mengelola anugerah Tuhan, akan menjadi bukti rahmat dan kuasa transformatif-Nya, yang menginspirasi generasi mendatang.
Kesimpulan:
Ingat kita memiliki dampak mendalam terhadap anak kita. Ingatlah bahwa peran kita sebagai orang tua bukan sekadar tugas melainkan panggilan ilahi—kesempatan untuk membentuk kehidupan dan memelihara jiwa.
Tetapkan tujuan bersama sebagai sebuah keluarga, ajari anak kita pentingnya cita-cita, visi dan ketekunan. Dorong impian mereka dan pandu ambisi mereka dengan cinta dan kebijaksanaan.
Dalam menghadapi tantangan, ingatkan mereka bahwa keyakinan dan ketahanan adalah sekutu terbesar mereka. Dan di saat kita ragu, ingatlah: kita tidak sendirian. Yang Mahakuasa berjalan di samping kita, rahmat-Nya menerangi jalan kita.
Upaya kita, sekecil apa pun kelihatannya, memiliki nilai yang tak terukur. Setiap doa yang dibisikkan, setiap hikmat yang diajarkan, dan setiap tindakan kasih sayang yang ditaburkan adalah bukti pengabdian kita (orang tua). Amin
Doa untuk Anak kita:
Bapa Surgawi, kami datang ke hadapan-Mu dengan rasa syukur atas karunia menjadi orang tua. Berkatilah para orang tua dan anak-anak mereka, Tuhan. Perkuat mereka dalam perjalanan mereka, berikan mereka kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, dan penuhi rumah mereka dengan cinta, kegembiraan, dan pengertian.
Semoga para orang tua ini menjadi mercusuar keimanan, membimbing anak-anaknya dengan penuh kesabaran dan kebaikan. Semoga rumah mereka bergema dengan tawa dan kehangatan cinta kekeluargaan. Di saat-saat penuh tantangan, berilah mereka kekuatan untuk mengatasi dan curahkan kebijaksanaan untuk mengajar. Di saat-saat gembira, biarlah rasa syukur melimpah.
Tuhan, semoga keluarga-keluarga ini menjadi bukti kasih dan rahmat-Mu. Semoga mereka menginspirasi orang lain dengan teladan mereka dan membina generasi yang berakar pada iman dan cinta.
Amin.