Pendadaran Bujono Reg IV 2017
Luk 23:35-43
35. Orang banyak berdiri di situ dan melihat
semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia
selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah
Mesias, orang yang dipilih Allah."
36. Juga
prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam
kepada-Nya
37. dan
berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah
diri-Mu!"
38. Ada
juga tulisan di atas kepala-Nya: "Inilah raja orang Yahudi".
39. Seorang
dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau
adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
40. Tetapi
yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak
kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
41. Kita
memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan
perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
42. Lalu
ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai
Raja."
43. Kata
Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau
akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Salib Kehidupan Kita
Ketika derita datang menghampiri dan menimpa seseorang, dengan
mudah ia akan mengatakan, “yah, inilah salib yang harus
kupanggul.” Dalam
kalimat tersebut, mau mengatakan bahwa kita harus belajar untuk berusaha
memikul salib kehidupan kita, entah itu sulit, berbatu atau bahkan kita harus
jatuh bangun menghadapinya. Kita diajari dan belajar untuk setia terhadap salib
kehidupan kita.
Saudara-saudari terkasih, Perjamuan
Reguler IV ini akan kita terima bersamaan dengan kita memasuki masa Adven (I
dan II), dan kalau kita renungkan bacaan Injil hari ini bahwa, Yesus yang tidak
punya salah dan dosa, justru malah Dia rela memberikan diri-Nya disalibkan,
kedua belah tangan-Nya terbentang penuh kasih dan belas kasihan sampai Dia mati
di kayu salib. Dia dihadapkan penuh dengan siksaan, Dia tetap memanggul salib-Nya
dari Yerusalem menuju puncak gunung kalvari. Betapa Allah yang Maha Rahim dalam
diri Yesus Kristus mau menebus dosa-dosa manusia.
Saudara-saudari terkasih, apa
yang menjadi permenungan kita hari ini berkaitan dengan kita akan memasuki masa
Adven? Masa Adven adalah masa penantian. Penantian Kedatangan Tuhan. Dalam
Penantian tersebut ada di dalamnya Keyakinan dan Harapan. Kedatangan Juru
Selamat Raja Semesta Alam serta Sang Empunya Sorga. Juru Selamat yang sungguh sangat
berkuasa di Bumi dan di Sorga. Dia sudah menaklukkan segala bentuk kejahatan dan
kuasa dosa. Dia telah mati demi dunia. Dan Dia telah dibangkitkan oleh Allah
dalam kemuliaan-Nya. Dia menjadi penguasa atas segala ciptaan yang ada di muka
bumi ini, sehingga Dia menjadi Raja bagi semesta alam.
Yang menjadi pertanyaan bagi
kita saat ini dalam proses perjalanan hidup kita di dunia ini ialah, bagaimana
sikap kita dalam menjalankan tugas sebagai pengikut Kristus di dunia? Kita
perlu untuk melatih diri dan mengusahakan diri untuk menahan diri dari hal-hal
duniawi yang barangkali membawa kita kepada yang tidak berguna. Belajar untuk
setia dan bertanggungjawab akan tugas yang kita terima dan laksanakan setiap
harinya adalah tuntutan yang harus kita perjuangkan sebagai pengikut-Nya. Maka
dari itu, kita perlu atau bahkan harus menghadirkan Kristus dalam setiap
dinamika hidup kita agar kasih Allah itu dapat kita rasakan dalam hidup kita.
Janganlah kita menjadi pribadi yang dengan mudah mencari cara yang mudah dengan
cara yang tidak baik dan benar dihadapan Tuhan dan sesama. Tetapi berusahalah
untuk menghadapi jalan kehidupan ini dengan sukacita dan semangat. Sebab
hidup kita sedang menanti Kedatangan-Nya. Amin
Sebelum kita menerima Sakramen Perjamuan marilah kita menguji diri
dengan bertanya kepada diri kita masing-masing sebagai berikut :
1. Apakah kita sungguh-sungguh menyadari dan mengakui bahwa kita
berada dalam kondisi tidak selamat karena dosa, dan dengan kekuatan serta usaha
sendiri, tidak mampu melepaskan diri dari kondisi tersebut, sehingga
membutuhkan Juruselamat yang berkuasa melepaskannya ?
2. Apakah kita sungguh-sungguh bertobat dan menyerahkan diri
dengan penuh keyakinan kepada Allah yang menyelamatkan manusia melalui kematian
dan kebangkitan Tuhan Yesus ?
3. Apakah kita sungguh-sungguh bertekad menyerahkan diri untuk
hidup sesuai dengan firman-Nya ?
4. Apakah kita sungguh-sungguh bertekad senantiasa menjalani hidup
penuh syukur atas anugerah penyelamatan Allah ?