Membangkitkan kebaikan

murid-murid yang membangkitkan kebaikan " Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." —Ibrani 10:24 Apakah Anda mengenal orang-orang Kristen tertentu yang, setelah Anda menghabiskan waktu bersama mereka, membuat Anda ingin menjadi lebih saleh? Ada sesuatu dalam gaya hidup mereka yang menyebabkan Anda berkata, “Saya ingin menjadi lebih seperti itu. Saya ingin berjalan bersama Tuhan seperti itu, beribadah seperti itu, dan membagikan iman saya seperti itu.” Orang-orang Kristen melakukan pekerjaan mereka karena mereka membangkitkan rasa haus akan Kristus dalam diri orang lain. Pujian terbesar yang dapat diberikan oleh orang yang tidak beriman kepada orang yang beriman adalah ketika mereka berkata, “Mengapa kamu seperti ini? Aku ingin apa yang kamu punya.” Namun, kita tidak bisa menjadi pengaruh bagi kemurnian di dunia jika kemurnian kita dikompromikan. Yesus berkata, “Kamu adalah garam dunia. Namun apa gunanya garam jika rasanya sudah hilang? Bisakah kamu membuatnya asin lagi? Ia akan dibuang dan diinjak-injak sebagai sesuatu yang tidak berguna” (Matius 5:13). Ini adalah beberapa kata-kata keras dari Yesus tentang orang-orang Kristen yang tidak asin. Pada dasarnya, Dia mengatakan bahwa jika kita tidak membuat perbedaan, lalu apa gunanya kita? Kita tidak bisa menyakiti hati nurani dunia jika kita melawan hati nurani kita sendiri. Kita tidak dapat merangsang rasa haus rohani pada orang lain jika kita telah kehilangan rasa haus rohani kita sendiri. Dan Allah tidak dapat menggunakan kita untuk menghentikan kerusakan akibat dosa pada orang lain jika dosa telah merusak kita. Menurut Yesus, jika kita adalah garam tawar, maka kita tidak ada gunanya. Seorang Kristen harus memiliki rasa—semangat, semangat, keunggulan. Orang Kristen tidak seharusnya bersikap lunak. Mereka tidak seharusnya mengikuti semuanya. Mereka harus menjadi garam, menghentikan penyebaran kejahatan dan membangkitkan rasa haus akan Kristus dalam diri orang lain. Mereka ada di sana untuk membuat perbedaan. Jika tidak, minuman tersebut seperti kopi hangat, cola tanpa karbon, atau latte tanpa kafein tanpa lemak. Singkatnya, mereka tidak menjalani kehidupan yang Tuhan kehendaki untuk mereka jalani.

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009