Perubahan yang langgeng
perubahan yang langgeng
"Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini."
—Matius 12:45
Jangan tanggung-tanggung. Totalitas. Ada orang yang mencoba melakukan perubahan dalam hidupnya, mencoba melakukan pembersihan rumah secara spiritual atau moral. Namun hal itu bukanlah mudah.
Dalam beberapa kasus upaya mereka membersihkan kehidupan mereka, kadang malah berakhir dalam keadaan yang lebih buruk daripada saat mereka memulainya. Itulah maksud Tuhan Yesus.
Yesus berbicara tentang bagaimana kita dapat membuat perubahan yang bertahan lama dalam hidup kita saat kita melakukan pembersihan rumah secara bertahap dan menyeluruh. Ia sedang berbicara kepada orang-orang Farisi, yang merupakan orang-orang yang religius, bermoral, dan jujur pada saat itu. Namun Yesus telah memperingatkan kelompok ini agar tidak dalam dosa yang tidak dapat diampuni, yaitu menghujat Roh Kudus.
Dia mengatakan hal ini karena orang Farisi mengaitkan pekerjaan yang Yesus lakukan dengan iblis. Secara spesifik, mereka menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa iblis. Jadi Dia memperingatkan mereka agar tidak bertindak terlalu jauh dan malah menghujat Roh Kudus.
Yesus mengatakan bahwa pengetahuan membawa tanggung jawab.
Yesus selanjutnya menjelaskan, "Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya.
Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur.
Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini." (Matius 12:43–45).
Yesus mengacu pada kekuatan iblis dalam ayat ini. Setan itu nyata dan kuat. Dan pada bagian ini terlihat orang yang pernah kerasukan roh najis tersebut sedang bersih-bersih rumah. Segalanya telah diatur sampai tingkat tertentu. Tampaknya orang tersebut telah melakukan semacam perubahan moral.
Untuk memahami konteks ini, kita harus ingat bahwa Yesus sedang berbicara kepada orang-orang yang bermoral dan religius yang tidak benar-benar mengenal Allah. Yesus membandingkan kehidupan dan hati manusia dengan sebuah rumah. Dan Dia mengatakan bahwa moralitas tidak akan menyelamatkan kita. Agama tidak akan menyelamatkan kita. Hanya Allah yang dapat.
Yesus memberi kita gambaran tentang orang-orang yang melakukan perubahan moral dalam hidupnya namun tidak sampai pada akar permasalahannya, yaitu ketidakhadiran Allah dalam hidup mereka. Dosa-dosa yang mereka lakukan hanyalah gejala dari masalah yang lebih dalam: tidak adanya Yesus Kristus yang hidup di dalam diri mereka.
Orang akan membuat perubahan dalam hidupnya karena berbagai alasan. Terkadang ketika mereka menghadapi krisis, mereka mulai mengevaluasi prioritas mereka dan memikirkan kehidupan mereka. Mereka menentukan apa yang perlu diubah.
Namun seringkali orang yang sama akhirnya kembali ke cara lama mereka. Mengapa? Karena rumahnya sudah disapu dan ditata, tapi masih kosong.
Kita tidak boleh melupakan kebenaran mendasar bahwa moralitas itu sendiri tidak akan menghasilkan hubungan yang baik dengan Allah. Moralitas tidak akan pernah membawa spiritualitas. Namun spiritualitas sejati akan selalu membawa moralitas.