Tujuan abadi

tujuan abadi "Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." —Matius 16:22 Yesus tahu persis apa yang ada di masa depan-Nya. Bagi-Nya, hal ini bukanlah hal yang mengejutkan. Dia tahu siapa yang akan mengkhianati-Nya, Dia tahu Dia akan bangkit dari kematian, dan Dia tahu persis kapan hal-hal itu akan terjadi. Dan di Kaisarea Filipi, Dia mulai menceritakan kepada murid-murid-Nya apa yang sedang Dia hadapi. Injil Matius mengatakan, “ Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." (Matius 16:21). Petrus tidak percaya Yesus mengatakan hal ini. Dalam benak Petrus, hal ini tidak mungkin terjadi. Sungguh terpuji bahwa Petrus benar-benar peduli terhadap Tuhan. Namun dia melewatkan apa yang ingin Yesus katakan. Dan dia bertindak terlalu jauh ketika dia menarik Yesus ke samping dan “mulai menegur Dia,” dengan berkata, “Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau" (ayat 22). Menariknya, kata yang diterjemahkan “teguran” dalam ayat ini mengandung gagasan tentang seseorang yang mempunyai otoritas menegur bawahannya. Begitulah cara Petrus mulai menegur Yesus. Dan dari bahasanya menyiratkan bahwa dia melakukan hal tersebut berulang kali. Bayangkan sejenak. Yesus baru saja membuat pernyataan tentang penderitaan dan kematian-Nya yang akan datang. Dia jelas sangat sedih karenanya. Dan kemudian Petrus mengambil posisi otoriter dan berulang kali mulai menegur Dia. Petrus telah kehilangan kontak dengan kenyataan. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (ayat 23). Kita harus mencintai pria seperti Petrus, karena dia benar-benar manusia. Dia mengatakan apa yang mungkin akan dikatakan banyak dari kita dalam situasi seperti ini. Dia impulsif, terburu nafsu, dan pemarah, tetapi juga sangat jujur, berani, dan cerdas. Dan mungkin dia adalah pengikut Yesus yang paling mudah diprovokasi. Semoga Tuhan menolong kita karena memercayai-Nya ketika Dia tidak melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang kita pikir seharusnya Dia lakukan dan ketika kita tergoda untuk berkata, “Mengapa, Tuhan?” Allah sedang memikirkan tujuan-tujuan kekal-Nya. Kita hanya bisa melihat apa yang bermanfaat bagi kita saat ini. Namun Tuhan sedang melihat gambaran besarnya. Dan Dia mengetahui apa yang Dia lakukan. Pada saat-saat seperti itu kita harus percaya kepada-Nya, menyerahkan diri kita pada kaki-Nya, dan berkata, “Tuhan, aku akui kepada-Mu bahwa aku tidak mengerti. Saya tidak tahu kenapa. Namun saya bersyukur kepada-Mu karena Engkau memegang kendali.” Ada banyak hal yang akan terjadi dalam hidup yang tidak kita pahami. Pada saat itulah kita harus kembali pada apa yang kita pahami: Tuhan mengasihi kita. Dan Dia memperhatikan kepentingan terbaik kita.

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013