Bahan PA 27 April 2010
Bahan Pemahaman Alkitab GKJ Ambarawa Tgl 27/29 April 2010 Tuhan adalah Gembalaku Kis. 9:36-43; Mzm. 23:1-6; Why. 7:9-17; Yoh. 10:22-30 Kisah Para Rasul 9:36-43 Ay. 36-37 : Tabita/Dorkas disebutkan sebagai murid perempuan yang baik dan murah hati (dermawan). Kebaikan hatinya dicontohkan dalam ay. 39 : membuatkan pakaian bagi orang lain, terkhusus bagi para janda. Sekarang ia lemah karena sakit sampai meninggal. Lalu disemayamkan di lantai atas rumahnya. Ay. 38-39 : Lida tidak jauh dari Yope, kurang lebih 17 km jaraknya. Maka tidak butuh waktu terlalu lama bagi Petrus disusul di Lida dan datang ke Yope. Ay. 40-43 : Agak sedikit berbeda dengan peristiwa penyembuhan Eneas (Ay. 34), Petrus menghendaki orang banyak keluar dari ruang itu. Demikian pula ucapan yang disampaikan Petrus cukup singkat ”Tabita, bangunlah”, tanpa embel-embel ucapan ”... dalam nama Yesus Kristus”. Namun berita dalam ayat 42 menegaskan bahwa akibat dari tindakan Petrus ini, banyak orang percaya kepada Tuhan. Allah sendiri bekerja melalui Petrus untuk mengadakan kesembuhan (ayat 33-35) dan membangkitkan orang mati (ayat 40), Dia juga bekerja melalui Dorkas dengan perbuatan-perbuatan kebaikan hati dan kasih. Dua macam tindakan kasih sebagai perwujudan karya Roh Kudus sendiri yang memberi penghiburan bagi mereka yang berduka. Mazmur 23:1-6 Mazmur ini bisa dibagi dalam dua bagian utama : Ay. 1-4 : Berfokus pada Allah sebagai Gembala yang baik dan setia bagi umat-Nya. Salah satu tanggung jawab dari seorang Gembala adalah mencukupi segala kebutuhan domba-domba-Nya. Domba adalah binatang yang lemah, tidak berdaya, untuk itu ia memerlukan penjagaan dari seorang gembala. Menggembalakan ternak di jaman itu lebih dari sekadar memelihara dan menuntun domba-domba. Gembala harus juga melindungi mereka, terlebih ketika berada dalam bayang-bayang maut (lembah kekelaman = lembah bayang-bayang kematian) Akhir dari ayat 3 memberikan alasan mengapa Allah merupakan Gembala yang setia bagi Daud. Ia melakukannya ”oleh karena nama-Nya”. Yakni, oleh karena kemuliaan dan reputasi dari nama dan kehormatan-Nya sendiri, sebagai Gembala yang baik, yang memelihara milik-Nya dan dengan setia menuntun mereka juga. Allah sebagai Gembala yang setia tidak membiarkan diri kita dikuasai dengan kecemasan. Ay. 5-6 : Memfokuskan perhatian kita pada Allah sebagai tuan rumah yang murah hati, yang mengadakan suatu pesta dan menyediakan suatu hidangan yang berlimpah bagi tamu-tamu-Nya, dan membawa kita kepada sukacita atas anugerah-Nya bagi kita. Daud yakin bahwa anugerah dan persekutuan dengan Allah seperti itu akan terus berlanjut di sepanjang hidupnya. Wahyu 7:9-17 Sebagai sebuah kitab apokaliptik (tentang masa yang akan datang), Kitab Wahyu disampaikan dalam banyak bahasa simbolik/kiasan. Ay.9: sekumpulan besar/khalayak ramai dari berbagai kalangan (bangsa, suku bangsa dan bahasa) berkumpul di hadapan tahta Anak Domba. Ay.10-12: seruan nyaring seperti tangisan dari khalayak ramai itu menggemakan pujian yang menggetarkan, hingga para malaikat dan penatua serta keempat mahkluk yang berdiri di sekeliling tahta Anak Domba tersungkur menyembah Ay.13-14: dialog tentang siapakah khalayak ramai berjubah putih itu, yakni mereka yang telah lepas dari kesusahan/kesengsaraan yang dasyat. Ay.15-17: mereka diperkenankan melayani di Bait Allah (mengacu pada Ruang Maha Kudus Bait Suci, yang hanya diperuntukkan bagi Imam Besar menghadap Allah sendiri). Lebih dari itu, segala upah atas jerih pelayanan mereka, segala pengayoman dari Allah akan didapatkan : tiada lapar dan dahaga, tiada panas terik, tiada air mata kesedihan dan tuntunan ke mata air kehidupan. Yohanes 10:22-30 Ay.24-25: harapan Mesianis Yahudi atas diri Yesus, dipertegas oleh pernyataan-Nya. Namun ketiadaan percaya membuat mereka tidak mengerti karya-Nya sebagai tanda ke-Mesias-an Yesus. Ay.26-30: kriteria sebagai milik Allah adalah kebersamaan dengan-Nya, kesediaan mendengarkan suara pemiliknya, dikenali-Nya dan selalu mengikuti-Nya. Kebersaman selamanya menjadi sebuah jaminan pasti akan keamanan yang tiada bakal dapat direbut siapapun, menjadi milik kekal yang melekat, sebagaimana ungkapan “Aku dan Bapa adalah satu” (yun: eis = satu ; menjadi satu/di dalam/melekat). Ay.31-33 ; 39 : penolakan terhadap diri Yesus sebagai Mesias karena dianggap sebagai sebuah penghujatan, penyamaan diri manusia dengan Allah. Orang-orang Yahudi ini tidak mau melihat karya Allah dalam diri Yesus Ay.34-38 : penegasan kembali ke-Mesias-an Yesus, dinyatakan oleh-Nya dengan memakai dasar yang juga dipakai oleh orang-orang Yahudi tersebut (Mazmur 82:6). Namun, lebih dari dasar pernyataan liturgis Yahudi itu, Yesus melandaskan ke-Mesias-an diri-Nya pada karya/tindakan-Nya sebagai tindakan Allah yang hidup, Allah yang bertindak/berkarya, bukan allah yang mati. Pertanyaan untuk diskusi: 1.Jika kita melihat kitab Mazmur 23 dan Kisah Rasul 9:36-43, ada nada yang positip tentang campur tangan Allah bagi orang percaya. Allah benar-benar disaksikan sebagai Gembala yang baik, sebagai Allah yang menyembuhkan dan membangkitkan orang mati. Apakah dalam hidup saudara senantiasa merasakan kasih Allah sebagaimana disaksikan dalam Mazmur dan Kisah Rasul 9 tersebut? 2.Dalam Wahyu 7 disebutkan bahwa kumpulan besar orang yang berbaju putih adalah mereka yang telah lepas dari kesusahan dan kesengsaraan yang hebat. Bagaimana kita memahami bahwa kumpulan besar orang berbaju putih tersebut ternyata adalah mereka yang percaya kepada Yesus yang tidak merasakan gambaran Allah sebagai Gembala yang baik? Mungkinkah ada orang percaya yang banyak menderita dalam hidupnya dan tidak mengalami “kenikmatan” gambaran Allah sebagai gembala yang baik? 3.Apa yang paling penting bagi orang percaya: Melihat tanda kasih Allah dalam Mujijat (spt Tabita, Lasarus) atau memiliki hubungan dengan Allah dan memiliki kebersamaan dengan Allah? |