Bahan PA

Bahan Pemahaman Alkitab


Gereja Kristen Jawa Ambarawa

Tanggal 16 Maret 2010-03-14



Bapa Yang Rahmani

Yos. 5:9-12; Mzm. 32; II Kor. 5:16-21; Luk. 15:1-3, 11b-32

Pengantar

Yos. 5:9-12

Sesudah Bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan dan masuk ke Negeri Perjanjian, Tuhan memerintahkan “penyunatan” bagi orang-orang Israel, sebagai bentuk pembaharuan persekutuan Tuhan dengan umat-Nya, yang dihubungkan dengan firman Tuhan:”Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu”.



Hal itu berarti ada suatu kehidupan baru yang akan terjadi dalam diri Bangsa Israel. Secara fisik mereka memasuki Tanah perjanjian, secara rohani disimbolkan melalui penyunatan yang menggambarkan tindakan Allah yang memberikan pengampunan.



Mzm. 32

Mazmur ini merupakan ungkapan orang yang telah diampuni dosanya. Kasih setia Allah akan dinyatakan bagi orang yang percaya kepada Tuhan. Perlindungan yang nyata akan dialami oleh mereka yang bersikap bijak dengan tidak mengeraskan hati di hadapan Tuhan. Oleh karena itu orang percaya layak untuk bersorak-sorai bersukacita atas belas kasih Allah yang demikian besar.



II Kor. 5:16-21

Siapa yang ada dalam Kristus ada dalam kehidupan baru. Dan kehidupan yang baru itu ditandai dengan adanya cara pandang yang baru terhadap sesamanya, “..kami tidak lagi menilai orang menurut ukuran manusia…” Dan paradigm yang baru tiu dapat dialami oleh orang percaya berkat anugerah Allah yang tidak lagi memperhitungkan pelanggaran dan dosa manusia.



Luk. 15:1-3, 11b-32

Pengertian bahwa Allah itu begitu berbelas kasihan pada manusia, kasih dan pengampunannya senantiasa dicurahkan digambarkan secara gamblang dalam perumpamaan “anak yang hilang”. Sebenarnya yang menjadi anak yang hilang bukan hanya anak yang bungsu, melainkan juga si sulung. Sebab si sulung “meskipun tinggal bersama dengan Bapa yang pemurah” belum juga dapat memahami kemurahan Bapa pada adiknya.



Lagi-lagi di sini ditandaskan bahwasanya tokoh utama bukan pada si sulung atau si bungsu yang sama-sama salah dan berdosa, namun tokoh utama dari perumpamaan ini ada pada tokoh Bapa yang penuh belas kasih. Dia menerima dan merangkul tidak hanya si bungsu namun juga si sulung. Si bungsu dan si sulung sama-sama membutuhkan belas kasih dan kemurahan Allah.



Pertanyaan untuk diskusi:

1.Dalam Kitab Yosua ada istilah “cela Mesir”. Apa yang dimaksudkan dengan istilah tersebut? Bandingkan arti istilah tersebut dengan apa yang dilakukan si sulung dan si bungsu.

2.Setiap orang yang sudah pernah merasakan rahmat pengampunan yang besar dia akan belajar untuk mengampuni orang lain. Setiap orang yang diterima, dimengerti dan dicintai pasti juga akan belajar untuk menerima, mengerti dan mencintai orang lain. Benarkah pernyataan ini?

3.Kata Paulus orang percaya sebelum hidup baru harus memiliki paradigma (cara pandang) yang baru. Cara pandang baru seperti apa yang dimaksud oleh Paulus tersebut?

4.Dalam Kitab Lukas dan Mazmur disebutkan akan kesadaran si bungsu serta sikap mengeraskan hati (kata yang dipakai adalah “berdiam diri”). Apa sebab orang lebih cenderung mengeraskan diri dan tidak segera sadar seperti si bungsu?

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013