Bahan PA

Bahan Pemahaman Alkitab


GKJ Ambarawa, 19 Januari 2010



Kasih dan Kebaikan Allah



Bacaan: Yesaya 62:1-5; Maz 36:5-10; Kisah Para Rasul 8:14-17; Yohanes 2:1-11



Abraham Maslow (1908-1970) dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

1.Kebutuhan fisiologis/ dasar

2.Kebutuhan akan rasa aman dan tentram

3.Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi

4.Kebutuhan untuk dihargai

5.Kebutuhan untuk aktualisasi diri (Wikipedia.org)



Dengan menyebutkan 5 tingkatan kebutuhan tersebut di atas, Maslow pada dasarnya mau mengatakan bahwa manusia akan merasa damai sejahtera bila kebutuhan-kebutuhan di atas dapat dipenuhi. Dan melalui keempat bacaan leksinari minggu ini kita semua melihat bahwa Allah sungguh-sungguh memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan orang percaya.



Yesaya menyampaikan pengharapannya akan keselamatan yang akan dialami oleh Sion. Ketika Allah berkenan kepada Sion maka Ia akan menjadi mempelai laki-laki bagi Sion. Manakala hal itu terjadi maka segala kemuliaan akan diterima oleh Sion. Ia akan menjadi bangsa yang dihargai dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain.



Berbeda dengan orang fasik yang merancang kejahatannya di tempat tidur dan tidak mampu menolak perbuatan kejahatan, kasih setia Tuhan akan diberikan pada mereka yang berlindung dalam naungan sayap Tuhan. Kasih setia Tuhan akan mengenyangkan dan memakmurkan hidup mereka yang berlindung. Sebab mereka yang berlindung yakin jika Tuhan adalah sumber hayat.



Orang percaya di Samaria diperlengkapi oleh karunia dan kuasa Roh Kudus manakala Yohanes dan Petrus berkenan menopangkan tangan mereka. Ini berarti bahwa orang percaya tidak hanya diberi kemampuan untuk percaya akan jalan keselamatan, namun diperlengkapi dengan karunia untuk menikmati keselamatan itu dengan bantuan Roh Kudus.



Kehadiran Yesus dalam Pesta Perkawinan di Kana menjadikan pesta dapat berjalan dengan tiada kekurangan suatu apapun. Keyakinan Maria akan pertolongan yang akan diberikan oleh Yesus serta ketaatan para pelayan dalam menjalankan apa yang diperintahkan oleh Yesus seolah menjadi pembuka kesempatan bagi Yesus untuk memperkenalkan diri dan kuasa-Nya di hadapan para murid yang baru percaya. Peristiwa air berubah menjadi anggur sekaligus menunjukkan bagimana perhatian Yesus terhadap situasi kekurangan yang sedang dihadapi oleh keluarga mempelai pengantin.



Pertanyaan untuk diskusi:

1.Manusia memerlukan sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupannya. Namun ada berbagai macam cara yang ditempuh manusia dalam upaya mengatasi kebutuhan hidupnya. Apakah fungsi dari keyakinan bahwa Tuhan adalah sumber hayat bagi hidup manusia?

2.Apa yang bisa kita pelajari dari sikap para pelayan dalam kisah perkawinan di Kana?

3.Bagimana pendapat saudara tentang teori Maslow di atas? Apakah yang bisa kita kerjakan agar kebutuhan orang lain dapat terpenuhi?













Bahan Pemahaman Alkitab

GKJ Ambarawa, 24 Januari 2010



Bacaan: Nehemia 8:1-10; Maz 19; I Kor 12:12-31a; Lukas 4:14-21

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013