Bahan pemahaman Alkitab GKJ Ambarawa, 1 Juli 2014

Bahan pemahaman Alkitab
GKJ Ambarawa, 1 Juli 2014

Berpikir Positif Sebagai Wujud Hidup Baru Oleh Karena Kasih-Nya
Bacaan             : Kejadian 22:1-14 : Mazmur 13 : Roma 6:12-23          : Matius 10:40-42       
Tujuan Perayaan Iman
Jemaat hidup dalam pembaharuan karena kasih Kristus dengan cara berpikir secara positif
Dasar Pemikiran
Manusia dipilih Tuhan melalui kasih-Nya untuk menjadi milik-Nya. Manusia dipanggil dalam ketaatan kepada-Nya. Hidup dalam ketaatan kepada Sang Pemberi Hidup  akan  menuntun manusia memahami kasih-Nya.  Demikian pula akan berkat yang diberikan di sepanjang hidup manusia.
Dalam kehidupan bersama Kristus, manusia dipilih dan menjadi milik Kristus karena kasih-Nya. Manusia hidup baru dan selalu dalam pembaharuan atas dasar kasih Kristus. Maka hidup barunya harus mencerminkan kasih Kristus. Kasih  yang  menerima,  memaafkan,  peduli,  tulus  ikhlas,  dan  tidak membedakan. Hal ini bisa terwujud ketika manusia memiliki pola pikir yang positif dalam menanggapi berbagai peristiwa di dalam hidupnya.   
Keterangan Tiap Bacaan 
Kejadian 22:1-14
Di zaman kuno, orang beribadah dengan mempersembahkan kurban yang dibakar. Dengan persembahan ini, hubungan manusia dan Allah dipelihara, dipulihkan,  atau  dirayakan.  Dalam  kisah  ini  Abraham  siap mempersembahkan  anaknya  sendiri,  anak  yang  dijanjikan  Allah.  Namun karena kasih Tuhan, cukup dengan melihat kesungguhan hati, keyakinan, dan kesetiaan  Abraham  kepada-Nya.  Tuhan  Allah  menyediakan  anak  domba sebagai ganti anak Abraham. Kasih Tuhan menuntun Abraham menaikkan syukur kepada Tuhan dan hidup dalam keyakinan iman kepada-Nya.
Mazmur 13

Pertanyaan, ”Berapa lama lagi?” (ayat 2,3) sering muncul dalam doa meminta pertolongan, dan biasanya diimbangi dengan keyakinan akan pertolongan Tuhan  (ayat  6).  Doa  ini  mengarah  pada  keadaan  orang  yang  sakit  dan memohon pertolongan. Meskipun “musuh” (ayat 3) tidak menjadi penyebab langsung  penderitaan,  mereka  dapat  mengambil  keuntungan  dari  situasi yang  ada.  ”Aku  percaya...menyanyi  untuk  Tuhan”  (ayat  6),  menunjukkan peralihan yang cepat untuk percaya dan memuji Tuhan adalah hal yang biasa dalam doa meminta pertolongan. Mungkin ayat-ayat ini ditulis belakangan sesudah  13:2-5,  sesudah  penyembuhan  atau  penyelamatan  terjadi,  tetapi mungkin juga ayat-ayat ini merupakan tanggapan janji yang disampaikan oleh  seorang  imam.  Dalam  hal  ini,  Sang  Pemazmur,  dengan  keyakinan tertentu berharap pada kebaikan dan kasih setia Allah. Ternyata, percaya kepada Allah dapat berarti sukacita bahkan ketika menderita.
Roma 6:12-23
”... janganlah kamu menyerahkan ... sebagai senjata kelaliman ... serahkanlah dirimu  kepada  Allah”  (ayat  13).  Perhambaan  adalah  sesuatu  yang umum dalam  masyarakat  pada  masa  Paulus.  Para  hamba  diharuskan  menaati tuannya tanpa bertanya. Paulus mengatakan bahwa mereka telah dibaptis dalam  Kristus  seharusnya  menjadi  hamba-hamba  yang  melayani  Tuhan. Paulus mendorong orang-orang Roma untuk hidup dalam kehidupan baru yang diberikan Allah kepada mereka. Hal ini bukan supaya diterima oleh Allah dengan menaati Hukum Taurat, tetapi sebagai tanpa syukur atas apa yang  telah  Allah  perbuat  dalam  Kristus  Yesus  bagi  mereka.  Paulus mengingatkan orang-orang Roma bahwa sebelum mereka percaya kepada Kristus, mereka  adalah  hamba-hamba  dosa.  Namun  sekarang  Allah  telah berkenan  kepada  mereka  dan  mengasihi  mereka,  maka  mereka  harus melayani Allah.
Matius 10:40-42
”Barang siapa menyambut...” Menurut Hukum Taurat, orang Yahudi harus bersikap ramah kepada orang-orang asing dan menerima mereka di rumah untuk  makan  dan  beristirahat.  Tata  cara  penyambutan  itu  disebut  sikap ramah  tamah.  Salah  satu  cara  untuk  menunjukkan  sikap  ramah  tamah kepada para tamu adalah membasuh kaki, sebab kebanyakan orang pada waktu  itu  bepergian  dengan  berjalan  kaki  atau  memakai  sandal  yang terbuka.
Tuhan Yesus paham tentang aturan Taurat yang telah mendarah daging bagi orang  Israel.  Pemahaman  ini  dipakainya  untuk  memberikan  pemahaman yang positif mengenai cara umat menerima Tuhan dan sesamanya.
Kalau seseorang menyambut saudaranya, sama artinya ia menyambut Tuhan Yesus. Bila ia menyambut Tuhan Yesus sama artinya ia menyambut Sang Bapa  yang  telah  mengutusnya.  Demikian  pula  mereka  yang  menyambut nabi, menyambut orang benar atau orang yang dianggap kecil, mereka akan menerima upahnya. Suatu pemahaman yang mudah diterima dalam konteks budaya,  yang  kemudian  membawa  perubahan  cara  berpikir  serta pemahaman baru secara positif kepada orang-orang yang mendengarkan.
Harmonisasi Bacaan
Abraham  melakukan  hal  yang  benar  di  hadapan  Tuhan  dengan mempersembahkan  anaknya.  Kepercayaan  Abraham  teruji,  maka  Tuhan menyediakan  anak  domba  sebagai  gantinya.  Kasih  setia  Tuhan  juga dirasakan  Sang  Pemazmur,  karena  Allah  menolongnya  saat  menderita. Paulus mendorong jemaat Roma hidup baru dengan melayani-Nya. Melayani Tuhan dengan menyambut Tuhan Yesus dan semua orang karena mereka akan mendapat upahnya. 
Renungan Atas Bacaan
Berpikir  positif  akan  membawa  manusia  pada  kesuksesan.  Pikiran  yang positif akan membawa manusia menggapai mimpi dan kesuksesan. Pikiran positif  menguatkan  manusia  dalam  menghadapi  sesuatu.  Inilah  yang dirasakan Abraham. Sebagai manusia, ia percaya akan kehendak dan janji Allah.  Dengan  kepercayaannya,  ia  menyerahkan  anak  yang  dikasihinya. Terbukti, Tuhan mengetahui kepercayaan Abraham, hingga Ia menyediakan anak domba bagi kurban bakaran Abraham.
Keyakinan  bahwa  kita  bisa  adalah  modal  utama.  Keyakinan  akan keberhasilan. Keyakinan tahan menghadapi kegagalan. Keyakinan inilah yang dimiliki Sang Pemazmur. Hidupnya berat, bahkan musuh mengelilinginya, tetapi  ia  percaya.  Ia  berseru  memohon  pertolongan  Tuhan,  dan  Tuhan mengabulkannya. Ia bersukacita karena Tuhan di pihaknya.
Keyakinan bahwa kita adalah yang terbaik menunjukkan rasa percaya diri. Kepercayaan diri akan meminimalisir keputusasaan dan membuat seseorang bisa berpikir kritis. Inilah yang diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Mereka  harus  kritis  dalam  menghadapi  hidup  dengan  hidup  baru  yang meninggalkan segala bentuk dosa. Hidup baru dengan memberi diri pada Tuhan dan melayaninya.
Berpikir kritis membuat manusia tidak lemah dalam menghadapi  kritikan. Kritikan dilihat sebagai sesuatu yang membangun, menuntun pada mental yang kuat. Sehingga bisa mengambil sisi positif dan membuang sisi negatif. Tuhan  Yesus  memiliki  pemikiran  yang  kritis  dengan  menggunakan pemahaman Taurat yang melekat pada umat untuk memberikan pengajaran baru. Memberi sisi positif supaya umat menerima dan menyambut semua orang  tanpa  pandang  bulu.  Karena  ketika  menyambut  sesama,  mereka sedang menyambut Tuhan dan akan mendapatkan upahnya.
Pokok & Arah Pewartaan
Pokok Pewartaan:        Wujud Hidup Baru Oleh Karena Kasih-Nya
Arah Pewartaan:
Memiliki keyakinan akan kehidupan yang dijalani
Mensyukuri setiap kehidupan dalam suka dan duka Selalu berpikir positif dalam menyambut semua orang, karena inilah wujud hidup baru itu.   
Pertanyaan untuk diskusi:
1.Menurut saudara apa faedah dari Berpikir Positip? Bagaimana pengalaman saudara dalam memraktekkan Berpikir Positip? Ceritakan pengalaman saudara!
2.Bagaimana cara Berpikir Positip yang diajarkan dalam keempat bacaan di atas? (Abraham, Penulis Kitab Mazmur, Penulis Kitab Roma dan Yesus dalam Injil Matius)




Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013