Bahan Pemahaman Alkitab GKJ Ambarawa. Tanggal 15/17 Juni 2010.


Bahan Pemahaman Alkitab
GKJ Ambarawa.
Tanggal 15/17 Juni 2010.


Indahnya Pengampunan
II Sam 12:13-15, Mazmur 32, Galatia 2:15-21, Lukas 7: 36- 8:3


Pendahuluan

II Sam 12:13-15
Bacaan II Sam 12:13-15 didahului oleh nasehat dan teguran yang dilakukan oleh Nabi Natan. Kalau kita perhatikan bentuk teguran Nabi Natan, kita bisa menyimpulkan bahwa Nabi Natan benar-benar dikaruniai kebijaksanaan yang cukup baik sehingga nasehat dan teguran yang dilakukan tidak berakhir dengan sia-sia. Melainkan membuahkan hasil yang sangat baik yaitu berupa pengakuan dan pertobatan Raja Daud. Di jaman sekarang ini mengapa dosa bisa terjadi secara berlarut-larut dan seolah semakin menjadi-jadi mungkin salah satu sebabnya karena sedikitnya figure seperti nabi Natan. Yang dengan hikmat, kesabaran dan kelemah-lembutan akhirnya membuahkan suatu hasil yang maksimal.

Pengakuan dan pertobatan Raja Daud itulah yang ditulis dalam II Sam 12:13-15. Keberanian serta kejujuran Raja Daud menghasilkan berkat Tuhan yang berupa pengampunan dan belas kasih Allah. Sekalipun hukuman bagi Daud masih berlaku (yaitu anak yang dikandung Barseba akan sakit dan meninggal), namun posisi Daud sebagai Raja dan orang pilihan Allah tetap dilestarikan. Dalam kehidupan ini jarang kita dapati orang yang sekaliber Daud, meskipun ia ada di puncak karir sebagai Raja yang Jaya dan Perkasa namun tetap memiliki kerendahan hati dan berani mengakui kelemahan dan dosanya. 

Mazmur 32
Mazmur 32 merupakan buah dari pengalaman Daud atas kemurahan pengampunan Allah. Daud mengutarakan bahwa sejujurnya sungguh tidak enak hidup dalam dosa. Ada dalam situasi tertekan. Ada perasaan bersalah yang selalu menghantui.  Hilangnya kedamaian hati sungguh merupakan siksaan yang paling dirasakan oleh Daud.

Daud tidak hanya mengutarakan pengalamannya yang tertekan. Daud juga mengutarakan pengalamannya ketika ia merasakan pengampunan Allah lewat Nabi Natan. Hilangnya rasa tertekan, kembalinya kedamaian menjadikan Daud dapat mengajak setiap orang untuk mendekat dan mengalami pengampunan dan Kasih Allah. Daud mengajak umat yang telah merasakan berkat pengampunan Tuhan untuk bersorak memuji Tuhan.

Galatia 2:15-21
Galatia 2:15-21 adalah bagian dari kisah Paulus yang “membela dirinya” di hadapan para rasul dan akhirnya memperoleh pengakuan dari rasul yang lain bahwa ia adalah rasul Allah. Pada bagian ini (Galatia 5:15-21),  Paulus meringkas penjelasan-penjelasan yang telah diuraikannya dengan Petrus. Inti dari ringkasannya adalah:”Kita dibenarkan karena iman kepada Yesus Kristus, bukan karena kemampuan kita menjalankan hukum Taurat  (atau dalam terjemahan lain diterjemahkan dengan peraturan-peraturan  atau hukum). Karena Taurat dipahami sebagai peraturan/hukum, maka Taurat dipahami sebagai aturan-aturan yang mengikat, sempit dan tidak membebaskan. Karena itu tidak ada seorangpun yang dapat memperoleh keselamatan dengan Taurat, karena hukum itu membelenggu. Kehidupan Paulus yang baru dalam Kristus adalah kehidupan yang didasarkan pada keyakinan bahwa Ia hidup dalam Allah  yang mengasihi dan menyerahkan diri-Nya bagi keselamatan dunia. Pada akhirnya Paulus menyimpulkan: bila Tuhan penuh kasih dan rahmat padanya, maka tidak ada alasan untuk menolak kasih karunia Allah, sebab dalam kasih karunia itu Ia beroleh keadilan Allah yang sebenarnya.


Lukas 7: 36-50
Yesus tidak menolak undangan dari orang Farisi yang mengundang Yesus ke rumahnya.   Mendengar berita itu, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan yang berdosa di kota itu datang ke rumah orang Farisi itu dengan membawa minyak wangi. Sambil menangis perempuan itu berdiri di belakang Yesus, dekat kaki-Nya, lalu membasuh kaki-Nya dan menyekanya dengan rambut, kemudian meminyaki kaki Yesus dan mencium kaki-Nya. Orang Farisi, si tuan rumah  yang melihat peristiwa itu berfikir dalam hatinya bila Yesus seorang nabi, tentu Ia akan menolak perempuan berdosa itu. Pemahaman orang Farisi itu rupanya senada dengan pemikiran Simon. Mereka berfikir bila Yesus adalah seorang nabi, pasti Ia tidak akan dengan mudah menerima kehadiran orang yang berdosa. Yesus tahu apa yang dipikirkan orang Farisi dan Simon. Karena itu, Ia memanggil Simon dan menyampaikan perumpamaan seorang yang meminjam uang. Simon dipaksa untuk mengakui bahwa seorang yang merasa utangnya dilunasi akan berterimakasih kepada yang membebaskan utangnya itu. Dalam perumpamaan itu, Tuhan Yesus memberikan penjelasan yang sangat detail kepada Simon dan orang Farisi yang merasa dirinya lebih baik dibanding perempuan berdosa itu. “Kamu tidak menyediakan air, tetapi perempuan itu membasuh dengan air matanya, kamu tidak memberikan ciuman kepada-Ku, tetapi perempuan itu menciumi kaki-Ku. Kamu tidak meminyaki kepala-Ku, ia meminyaki kaki-Ku”, dari situ Tuhan Yesus mengatakan:”Dosanya yang banyak itu telah diampuni sebab ia telah banyak berbuat kasih” (ayat 47), atau dengan penafsiran lain:”Dosanya telah diampuni, karena itu ia menunjukkan kasih yang besar”. Perempuan itu tidak akan mampu mewujudkan kasihnya kepada Yesus bila ia tidak beroleh pengampunan dari-Nya terlebih dulu. Pengampunan telah membebaskan perempuan itu hidup dalam iman, kasih dan keadilan dalam Yesus.


 Pertanyaan untuk Diskusi:
1.Menurut saudara apa yang menjadi hambatan seseorang “berani” mengakui dosa dan kelemahannya di depan Tuhan dan di depan sesama?

2.Apa akibat yang ditimbulkan bila orang tidak jujur dalam mengakui dosa dan kelemahannya? Sebaliknya apa hasil yang diperoleh bila orang berani mengaku dosa seperti Daud?

3.Pengampunan Allah atas orang berdosa mengandung tanggung jawab. Apa yang menjadi tanggung jawab dari orang yang sudah pernah menerima pengampunan dari Allah? 

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009