Bidston Sri hartono

Bidston Peringatan 20 tahun dipanggilnya Bapak Sri Hartono. Bedono, 10 Juni 2024 2 Timotius 2:1-8 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya. Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu. Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Kilas balik 20 tahun Bapak Sri Hartono, dikenal sebagai guru SMPN 1 Ambarawa bersama almarhumah Sri Sumarah, Petrus Sukimin dan Surbino. Kini ketiganya telah mendahului kita dan telah berkumpul di surga kekal. Bersama dengan ibu Sri Sumarah telah banyak mewarnai pendidikan di SMPN 1 Ambarawa. Demikian pula telah mewarnai pelayanan di GKJ Ambarawa. Beliau adalah legend. Memiliki motivasi dan semangat pelayanan yang luar biasa. Apakah Bapak Sri Hartono telah memenuhi panggilan dasar seorang pelayan dan hamba Tuhan? Saya yakin apa yang dikerjakan oleh bapak Sri Hartono dalam ketekunan pelayanannya bukan hal yang mudah dan tanpa hambatan. Pasti ada pernak pernik dan Lika liku atau dinamika. Meskipun saya lihat beliau terhitung berhenti melayani karena larangan dokter jantungnya, yang melarang pak Sri beraktifitas normal kembali. Yang membuat Pak Sri harus latihan menahan diri. Meski semangatnya tetap menggebu-gebu. Kita juga menemukan hal yang sama dalam diri Paulus. Pelayanan Paulus bersama Timotius bukan pula tanpa hambatan. Banyak tantangan dan kesukaran. Maka bila Timotius akan meneruskan pelayanan Paulus, ia pun akan menghadapi kesulitan yang sama. Namun Paulus membekali Timotius dengan nasehat bagaimana seharusnya seorang pekerja Kristus bersikap. Ada tiga gambaran yang Paulus berikan. Pertama adalah gambaran akan seorang tentara. Seorang tentara tidak boleh memusatkan perhatiannya pada dirinya sendiri. Ia harus penuh disiplin dan kepatuhannya kepada atasan tak perlu dipertanyakan lagi. Ia harus loyal pada perintah. Ia harus siap sedia menjalankan perintah. Baik atau tidak baik waktunya. Satu kata: Disiplin. Tertib hidup. Gambaran kedua adalah akan seorang atlet. Seorang atlet bertanding sesuai peraturan yang sudah ditetapkan. Ia harus menguasai semua detil aturan. Aturan dikuasai dan ditaati. Atlet bisa kena diskualifikasi tanpa ketaatan pada aturan. Ia tak bisa mengubah peraturan seenak hatinya sendiri. Untuk itu ia harus menyangkal diri demi mengikuti disiplin dan diet yang diterapkan. Gambaran ketiga adalah akan seorang petani. Petani adalah seorang pekerja keras. Ia harus memelihara dengan tekun benih yang sudah ditanam. Pekerjaannya membosankan karena ia harus melakukan hal yang sama tiap-tiap hari, yakni menyiram dan merawat tanaman jika ia ingin menuai hasil yang baik kelak. Dibutuhkan kesabaran revolusioner untuk mendapatkan hasil. Iaa juga harus cerdik mengahadapi musuh berupa hama atau situasi alam. Ia menghitung dengan cermat waktu. Kapan waktu tanam, kapan waktu memupuk, kapan menyiangi dan kapan harus memanen. Itulah tiga gambaran karakter yang harus dimiliki seorang pekerja Kristus. Pada setiap karakter memerlukan ketekunan dan ketahanan untuk menderita jika ingin berhasil. Tentara yang mundur sebelum perang berakhir tak akan melihat kemenangan. Atlet yang berhenti bertanding sebelum pertandingan berakhir, tak akan pernah meraih medali. Dan petani yang berhenti bekerja sebelum musim panen dimulai, tak akan pernah menuai hasil. Melayani Tuhan tidak bisa sembarangan. Ia butuh disiplin, kecerdikan melihat situasi. Tak cukup hanya bermodal keinginan. Seorang pekerja Kristus harus tekun 'memelihara' benih Injil yang sudah ditabur, agar suatu saat dapat melihat buahnya dalam hidup orang-orang yang dilayani. Sebab itu, kita perlu melayani dengan motivasi yang tepat, dengan kemurnian hidup, dan ketaatan pada kehendak Allah. Amin

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013