Bahan retreat pemuda

5 Cara Berjalan dengan Tujuan dan Mengubah Hidup Cara jalan Sang Juara https://m.youtube.com/shorts/LcrWti-rxtI?si=Ujdju3zL2UbaOxTp https://youtube.com/shorts/p9HrMCjCrTw?si=zYvgd2bEr2aecqC8 Salah satu anggota Group band Bee Gees ketika ditanya wartawan pernah berkata, “Yah, kau bisa tahu dari caraku berjalan/Aku pria pencinta wanita, tak ada waktu untuk bicara.” “Gunakan cara berjalan saya…. hmmm.” Frasa singkat itu membuat kita perlu berhenti sejenak. Jelas, Gibb menggunakan cara berjalannya untuk menggambarkan kepada semua orang bahwa dia adalah pria yang diidolakan banyak wanita dan tidak punya waktu untuk berbicara. Dia tidak ingin mengobrol; dia menginginkan sesuatu yang lain. Cara berjalannya memiliki tujuan. Cara berjalannya dan “medali kerennya yang gila” digunakan untuk berkomunikasi. Cara berjalannya memberi tahu kita sesuatu tentang dirinya. Cara berjalannya memiliki tujuan. Alkitab juga berbicara tentang berjalan dengan tujuan. Meskipun tidak berkaitan dengan soal keangkuhan (mengenakan celana panjang dan berlenggak-lenggok seperti burung merak). Alkitab berbicara tentang Bagaimana seharusnya kita "menjalani hidup kita"? A. Apa Kata Alkitab tentang Tujuan Hidup Kita? Pada dasarnya ada satu kata Yunani, Peripateo (περιπατέω), yang diterjemahkan berjalan. Peripateo dapat merujuk pada berjalan secara fisik, seperti “Yesus berjalan di tepi Danau Galilea” (Mat. 4:18), atau dapat merujuk pada berjalan secara metaforis (penggambaran), seperti “hiduplah di jalan kasih…” ( Ef. 5:2 ). Istilah peripateo ini menunjukkan gerakan fisik dan perilaku etis/moral. Hal ini tidak hanya di pakai di bahasa Alkitab; penggunaan istilah ini juga umum dalam bahasa Helenistik (Yunani), yang sering kali menggambarkan atau menunjuk kepada “cara hidup atau gaya hidup”. Dalam bahasa Ibrani, ada dua kata untuk berjalan ( הָלַךְ halak dan דֶּרֶךְ derekh). Halak adalah kata kerja dan menggambarkan tindakan berjalan—tetapi dapat juga digunakan secara metaforis (seperti dalam Mikha 6:8 ). Derekh adalah kata benda yang mungkin lebih baik diterjemahkan sebagai “jalan,” “jalur,” atau “perjalanan.” Itu dapat menunjukkan jalan fisik atau perjalanan hidup metaforis. Sementara halak menekankan pada tindakan dan perilaku yang terkait dengan berjalan, derekh berfokus pada jalan atau perjalanan yang diambil seseorang dalam hidup. Bersama-sama (halak dan derekh), mereka memberikan gambaran yang komprehensif tentang menjalani kehidupan yang selaras dengan kehendak Tuhan, menyoroti langkah-langkah yang kita ambil dan arah yang kita pilih. Apa 5 Tema Utama Tujuan Hidup dalam Kitab Suci? 1.Berjalan dalam Iman dan Ketaatan. Dalam hal ini, "jalan hidup" kita adalah kehidupan yang penuh iman dan ketaatan kepada Tuhan. Kejadian 5:24 menggambarkan jalan hidup Henokh dan Kejadian 6:9 menggambarkan jalan hidup Nuh. 2.Berjalan dalam Roh. Berjalan dalam Roh adalah cara kita menjalani kehidupan Kristen. Dalam Galatia 5:16 , Paulus membandingkan “hidup oleh Roh” dengan “hidup dalam daging.” Ia mengatakan hal serupa dalam Roma 8:4 . Hidup kita harus diarahkan oleh Roh. 3.Berjalan dalam Kasih. Ini adalah perintah mendasar bagi orang Kristen dan mencerminkan cara hidup Yesus. Efesus 5:2 secara eksplisit mengatakan bahwa kita harus "hidup dalam kasih" dan kemudian membandingkannya dengan cara Yesus hidup dan mati dengan mengorbankan diri-Nya. 2 Yohanes 1:6 juga memberi tahu kita untuk hidup dalam kasih. 4.Berjalan dalam Terang. Ini melambangkan berjalan dalam kebenaran, kemurnian dan kekudusan . Ini berarti berjalan dalam terang tentang siapa Allah dan siapa Allah yang telah menyatakan diri-Nya. Ini juga memiliki dimensi etika. Dosa adalah wilayah kegelapan. Kita harus berjalan dalam terang. Ini juga berarti berjalan dalam kenyataan, bukan dalam kepalsuan. 1 Yohanes 1:7 memberi tahu kita bahwa dengan berjalan dalam terang, kita memiliki persekutuan dengan Tuhan dan dengan orang percaya lainnya. 5.Berjalan dalam Hikmat. Berjalan dalam hikmat berarti berjalan dengan cara yang penuh perhatian dan menghormati Tuhan. Itu berarti menjalani hidup sesuai dengan kenyataan yang telah diwahyukan Tuhan. Baik Efesus maupun Kolose berbicara tentang berjalan dengan bijaksana di tengah-tengah hari/orang yang jahat. Amsal juga menguraikan apa artinya menjalani hidup sesuai dengan jalan hikmat. Jadi, cara kita berjalan adalah pola gaya hidup kita. Sekarang, mari kita pertimbangkan apa yang Alkitab katakan tentang tujuan hidup. B. Apa yang dimaksud Alkitab dengan “Tujuan”? Kata tujuan mungkin tidak memiliki makna psikologis yang sama seperti yang kita miliki saat ini. Namun, ketika orang berbicara tentang Tujuan, ada banyak hal yang bisa dikatakan tentang hal yang tidak berkeliaran atau tidak terombang-ambing ke sana kemari. Kata teleos (tujuan) dalam Alkitab selalu berbicara tentang upaya kesengajaan, perencanaan, dan penetapan tujuan. Ada dua kata dalam bahasa Ibrani yang sering diterjemahkan sebagai tujuan (atau sesuatu yang serupa). Kata Ibrani מַחֲשָׁבָה (Machashabah) umumnya merujuk pada pikiran, rencana, atau maksud. Itulah yang kita lihat dalam Yeremia 29:11 ketika Allah berbicara tentang "rencana" yang Ia miliki bagi umat-Nya yang dibuang. Kata ini merujuk pada pikiran yang lebih terfokus dan jiwa internal yang dimiliki seseorang. Yaitu kemampuan membayangkan masa depan dan menyusun rencana. Kata עֵצָה ('Etsah) sedikit lebih relasional dan bersifat nasihat. Ini mungkin soal mencari nasihat dan perencanaan strategis. Dalam Yesaya 46:10 , Allah berkata bahwa 'etsah -Nya akan berdiri. Dalam bahasa Yunani, kita mengenal kata πρόθεσις (Prothesis) dan βουλή (Boulē) . Prothesis biasanya merujuk pada rencana yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Tuhan. Kata ini menekankan bahwa Tuhan telah menetapkan rencana tersebut jauh sebelum suatu tindakan terjadi. Kata ini digunakan dalam Roma 8:28 dan Efesus 1:11 . Boulē serupa dan, pada kenyataannya, juga muncul dalam Efesus 1:11 , " Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud (prothesis) Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan (boule) kehendak-Nya” Kata ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan ilahi atau proses manusia. Anggaplah prothesis sebagai cetak biru dan boulē sebagai semua pengambilan keputusan yang bijaksana dan bertujuan yang menjadi latar belakang pembuatan cetak biru tersebut. Ketika Alkitab berbicara tentang tujuan, biasanya yang dibicarakan adalah tentang tujuan Allah. Allah memiliki tujuan dalam penciptaan ( Mazmur 139:13-16 ), dan Dia memiliki tujuan dalam ciptaan baru ( Roma 8:28 ). Allah memiliki tujuan dalam memanggil kita ( 2 Timotius 1:9 ), dan setiap tindakan menuntun kita kepada pemenuhan tujuan kekal Allah yang kita lihat terwujud dalam Wahyu 21. Kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan tujuan Allah. Jika kita gabungkan kedua konsep ini, kita sekarang dapat mempertimbangkan apa artinya berjalan dengan tujuan menurut Kitab Suci. 3. Apa Artinya Berjalan dengan Tujuan? Berjalan dengan tujuan berarti menjalani hidup yang mencerminkan keselarasan yang disengaja dengan maksud Tuhan bagi dunia. Ada satu ringkasan favorit dari John Piper. Piper mengatakan bahwa maksud Tuhan yang agung bagi dunia adalah untuk memenuhi dunia dengan kemuliaan-Nya dengan mencabut semua dosa dan ketidakpercayaan dari kerajaan-Nya dan memenuhinya dengan penyembah yang membara dari setiap bahasa, suku, dan bangsa. Dalam keturunan Abraham, semua keluarga di bumi akan diberkati. Semua keluarga dari bangsa-bangsa akan menyembah di hadapan Tuhan. Atau dalam pernyataan yang sederhana, ia juga mengatakan, “Tujuan kita adalah hidup sedemikian rupa sehingga nilai Allah yang unggul di dalam Kristus tampak seperti apa adanya.” Berjalan sesuai tujuan berarti menyelaraskan hidup kita dengan tujuan agung ini. Ini berarti kita akan hidup dengan tujuan, membuat pilihan yang disengaja yang mencerminkan apa yang sedang Tuhan lakukan di dunia. Jika Tuhan ingin menjadikan seorang penyembah, ini berarti kita akan berfokus pada penyembahan kita sendiri dan membawa orang lain ke dalam hubungan penyembahan dengan Kristus. Berjalan dengan tujuan berarti berjalan dengan tindakan. Perlu juga disebutkan bahwa ini adalah perjalanan transformasional yang bersifat mengubah. Pertama, sebab kita pada dasarnya tidak selaras dengan kehendak Tuhan. Kita adalah pemberontak. Bahkan setelah ditebus, cara hidup kita yang lama bertentangan dengan berjalan menurut Roh. Daging masih sering bangkit. Kita terus-menerus harus menyalibkan diri dan menyelaraskan diri dengan tujuan Tuhan bagi kita. Kita juga terus-menerus harus bertumbuh dalam pemahaman kita tentang kehendak Tuhan. Kita sedang diubahkan, dan kita sedang digunakan oleh Tuhan untuk mengubah dunia. Itu adalah sebuah proses. 4. Mengapa Penting untuk Berjalan dengan Tujuan? Penting bagi kita untuk berjalan dengan tujuan karena ada pepatah lama mengatakan bahwa—kita tidak akan pernah hanyut dalam kekudusan. Tanpa niat dan tujuan, kita akan menjadi hanyut, terombang-ambing oleh setiap angin dan ombak. Apa artinya mati setiap hari adalah menjadi seperti Kristus di Taman Getsemane, yang berkata, "Bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang terjadi." Berjalan dengan tujuan berarti memercayai Injil dan menerapkan kekayaannya dalam kehidupan kita setiap hari. Tujuan Allah bagi kita adalah agar kita menjadi orang-orang Injil. Tuhan akan mencapai tujuan-Nya. Dia tidak akan digagalkan. Itu membuat kita tidak perlu berpikir dua kali untuk ingin menyelaraskan diri dengan-Nya. Dia akan menang. Dan jika Dia mencabut semua dosa dan ketidakpercayaan dari kerajaan-Nya, mengapa kita masih ingin ditandai oleh dosa dan ketidakpercayaan? Berjalan dengan tujuan penting karena demi kemuliaan Tuhan penting. Namun, bukan semata karena kemuliaan Tuhan, orang-orang atau manusia juga penting. Ketika kita berjalan dengan tujuan, kita akan mampu memengaruhi orang lain secara positif. Membiarkan terang kita bersinar di hadapan manusia adalah bagian dari apa yang telah Tuhan perbarui bagi kita. Tujuan penebusan-Nya bukan hanya untuk kita—tetapi juga untuk orang lain. Tujuannya adalah agar saat kita dipulihkan pada panggilan agung kita untuk beristirahat dalam kemuliaan di surga, untuk memerintah, dan menjalin hubungan, kita juga akan menarik orang lain ke dalam berkat ini. 5. Bagaimana Kita Berjalan dengan Tujuan? Saya tidak bermaksud terlalu menyederhanakannya, tetapi jawaban untuk pertanyaan ini sederhana: Ketahui kehendak Tuhan dan lakukanlah. Tentu saja, menjalaninya secara praktis itu sulit. Bagaimana kita mengetahui kehendak Tuhan? Kita mengetahui tujuan Tuhan dengan membaca Kitab Suci. Di dalam Kristus , kita memiliki semua yang kita butuhkan untuk hidup dan beribadah. Tuhan telah memberi kita apa yang kita butuhkan untuk mengetahui kehendak Tuhan. Syukurlah, Dia juga telah memberi kuasa kepada orang-orang percaya dengan Roh-Nya. Dengan demikian, kita juga mampu melakukan kehendak Tuhan. Ya, kita belum sepenuhnya ditebus—kita belum berada di surga—yang berarti bahwa kita akan berjuang untuk mengetahui kehendak Tuhan dan melakukannya. Namun, pekerjaan Roh dalam hidup kita berarti bahwa ada banyak waktu ketika kita akan berhasil melalui kuasa-Nya yang bekerja di dalam diri kita. Dan yang terakhir, dan yang paling mendasar, kita berjalan dengan tujuan dengan mengenal Kristus. Inilah rencana besar Allah bagi dunia. Landasan kehendak Allah adalah agar kita mengenal Kristus. Jika kita tidak mengenal Yesus, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah berseru dalam pertobatan dan keyakinan. Allah memang punya rencana bagi kita dan bagi hidup kita. Kita diciptakan dengan tujuan dan maksud. Cara pertama untuk menyelaraskan diri kita dengan kehendak Allah bagi hidup kita adalah berserah kepada Kristus.

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009