Bidston Joko harsono

Bidston Joko Harsono Panjang Lor, 12 Juni 2024 Yakobus 5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. Kisah dan perjalanan hidup alm bapak Joko Harsono adalah kisah perjuangannya menghadapi gejala dan sakit stroke. Sudah tentu pak Joko dan kita semua tidak berharap ada dalam kondisi sakit yang akut dan berlangsung lama. Mulai dari penerimaan diri, kondisi termasuk sakitnya, dan upaya perjuangan pengobatan sudah tentu membutuhkan ketekunan atau kesabaran. Dan yg istimewa, ibu fisia dan anak-anak dengan sabar pula mendampingi pak Joko harsono. Kesetiaan dan pendampingan keluarga pastinya menjadi sumber semangat bagi bapak Joko harsono. Hal itu semua yang membuat saya kagum melihat orang-orang percaya yang tangguh dan tidak patah semangat dalam memohon kesembuhan. Tetap teguh di tengah penderitaan. Sebab tidak sedikit yang gagal ketika diterpa arus pencobaan. Saya jadi ingat sebuah lagi: di tengah ombak dan arus pencobaan. Dari kisah pak Joko Harsono kita tahu bahwa kunci sukses menghadapi penderitaan adalah kesabaran. Sebab pada dasarnya tidak ada seorang pun di dunia ini yang menyukai penderitaan. Kalau pun penderitaan itu tetap teralami, seringkali kita bersikap marah, kecewa, bahkan menuduh orang lain, atau mungkin menuduh Allah sebagai penyebab timbulnya penderitaan. Karena itu segala usaha pasti akan kita lakukan asal terhindar dari penderitaan. Mungkinkah kita menghindari penderitaan? Secara alamiah dan naluriah setiap orang ingin menghindar. Saudara yang terkasih. Penderitaan itu bukan untuk dihindari tetapi dihadapi, karena bagaimana pun penderitaan itu berguna bagi pertumbuhan iman kita. Dalam hal ini kita bisa belajar dari Yakobus. Dalam perikop awal Yakobus menjelaskan bahwa penderitaan adalah ujian iman. Karena itu untuk sampai pada maksud akhir dari penderitaan yang kita alami, kita harus bersabar ketika menghadapi penderitaan. Ini adalah ilmu agama tingkat tinggi. Bagaimana caranya agar kita mampu sabar dan bertekun dalam iman meski dalam derita? Pertama-tama Yakobus menasihati orang-orang yang berada dalam penderitaan, karena tekanan dan penindasan dari orang-orang, untuk bersabar menghadapi penderitaan yang mereka alami, dan mengajak mereka untuk melihat dan menempatkan penderitaan itu dalam sudut pandang (perspektif) Allah. Sebab hanya melalui cara pandang itulah manusia dapat melihat tujuan akhir dari penderitaan. Mereka diminta bersabar sampai Tuhan datang kedua kali. Pengharapan akan kedatangan Tuhan yang kedua kali inilah yang menguatkan mereka dalam menanggung penderitaan. Yakobus juga menyebut tokoh iman Ayub. Ayub yang tidak bersalah dicobai oleh si iblis. Dan Ayub mampu menghadapi semua itu. Ia tidak bersalah dalam menghadapi setiap pencobaan yang dihadapi. Ajakan Yakobus ini juga berlaku bagi kita. Seperti halnya jemaat saat itu dikuatkan untuk bersabar menanggung penderitaan, kita pun diingatkan akan hal yang sama. Kedatangan Tuhan yang kedua kali selain merupakan pengharapan yang memampukan dan menguatkan iman Kristen menghadapi dan menanggung penderitaan dengan sabar, juga membuka mata hati kita untuk melihat bahwa Allah Sang Hakim Maha Adil itu akan bertindak. Bagi orang-orang jahat, yang menyebabkan penderitaan pada sesama, keadilan Allah akan menghukum mereka. Sebaliknya bagi orang-orang benar, yang sabar dan tekun menghadapi penderitaan yang dialaminya, keadilan Allah mendatangkan ketenteraman dan keselamatan bagi mereka. Kesabaran dan pengharapan akan datangnya Hakim yang Adil, yang menegakkan kebenaran dan menghukum kejahatan, memberikan kekuatan bagi Kristen menghadapi penderitaan. Tekun dan sabar itu kata kunci pemeliharaan iman. Amin

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009