Retreat dan Buku Panduan
Retreat
Retreat merupakan suatu bentuk kegiatan khas dalam pembinaan spiritual Gereja. Tradisi ini bersumber pada kesaksian Firman Tuhan, dimana retreat merupakan satu kegiatan rutin yang Tuhan Yesus beserta murid-murid-Nya lakukan pada saat menjalani kegiatan pelayanan. Secara jelas, bentuk pelayanan yang dilakukan dalam bentuk retreat, dapat kita temukan pada kitab Markus. Murid-murid Yesus memerlukan waktu menyepi dan merenung sendiri, yang mereka lakukan dalam bentuk kegiatan retreat, setelah berhari-hari berada di sebuah kota melayani kebutuhan iman banyak orang, mengajar dan mewartakan Injil. Dalam retreat, mereka menyepi untuk berdoa, belajar mengajar, mengadakan refleksi diri, dan mempersiapkan diri untuk misi selanjutnya.
Firman Tuhan dalam Markus 6 : 31 dikatakan : Lalu Ia berkata kepada mereka : "Marilah kita ke tempat sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahat seketika." Sebab memang begitu banyak orang yang datang dan pergi menemui mereka, sehingga sering kali, makan pun mereka tidak sempat. Dalam surat Markus, ada tertulis tentang sejumlah kegiatan retreat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus beserta murid-muridNya. Sejumlah kegiatan retreat itu dapat kita baca didalam kitab Markus 3 : 7, 13, Markus 4 :1, Markus 6 : 31 - 32, Markus 9 : 2, dan Markus 14 : 32. Apabila ingin melakukan kegiatan retreat, Tuhan Yesus beserta murid-muridNya akan menghentikan segenap kesibukkan mereka, untuk pergi ke tempat sunyi atau ke tempat yang jauh dari keramaian, di daerah pegunungan, di padang gurun, atau suatu tempat yang bisa dituju setelah mereka menyeberangi tasik.
Cara inilah yang kita contoh dengan mengadakan kegiatan retreat di tempat-tempat yang bisa membuat kita merenungkan dan mendalami isi Firman Tuhan, berkomunikasi lebih intim dengan Tuhan, dan mendengarkan suara Tuhan, untuk mengetahui, apa saja kehendak serta rencana Tuhan atas kehidupan kita, dengan suasana tenang, tanpa harus merasa terganggu dengan keramaian aktifitas kehidupan manusia, atau tidak terikat waktu untuk tetap menjalani rutinitasi kehidupan yang setiap hari kita jalani.
Suasana tenang membuat kita dapat lebih berkonsentrasi dan menerima
setiap pengajaran akan isi Firman Tuhan. Suasana tenang juga membuat kita berkomunikasi dengan Tuhan didalam doa, sehingga bisa merasakan, kalau Tuhan itu begitu dekat dengan kita. Tempat yang tenang, membuat kita dapat merefleksikan apa yang ingin kita nyatakan kepada Tuhan, dan apa yang ingin kita ketahui tentang Tuhan, dengan lebih santai, lebih leluasa, serta lebih bebas.
Dalam kegiatan retreat, kita juga bisa sharing dengan sesama peserta retreat. Tujuannya untuk saling meneguhkan dan melengkapi pengetahuan akan isi Firman Tuhan, antara diri kita dengan peserta retreat lainnya. Apakah yang ingin kita temukan dengan melakukan kegiatan retreat di jaman yang semakin modern ini? Merenungkan Firman Tuhan di tempat yang jauh dari keramaian, kiranya akan menghadirkan visi dan pengenalan yang lebih mendalam akan isi Firman Tuhan. Dalam hal ini, secara langsung para peserta retreat akan melihat diri sendiri, siapakah manusia itu di hadapan Allah yang Maha Kuasa.
Pada saat yang bersamaan, para peserta retreat juga akan merasakan adanya pertumbuhan iman, kesegaran spiritual, dan pengalaman yang menarik, terutama pada saat berkomunikasi dengan Tuhan atau pada saat memperoleh pengetahuan serta pemahaman benar akan isi Firman Tuhan. Tidak sedikit orang yang pernah mengikuti kegiatan retreat, akan menemukan jawaban dan cara untuk melihat kebenaran akan isi Firman Tuhan, yang sering kali menjadi bahan pertanyaan atau bahan pertentangan dari orang-orang yang belum mengenal Pribadi Yesus Kristus dan beriman kepadaNya.
Pada sisi yang berbeda, kegiatan retreat akan semakin mengakrabkan para peserta retreat. Kebersamaan yang ada, akan merobohkan tembok pemisah antara satu anggota dengan anggota lainnya. Tidak ada perbedaan derajat atau status sosial apabila sejumlah orang mengadakan kegiatan retreat. Firman Tuhan dalam Galatia 3 : 28 dapat menggambarkan seperti apakah suasana dan kondisi yang harus tercipta dalam kegiatan retreat. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Yesus Kristus. Dalam hal ini, para peserta retreat, adalah sama serta satu didalam Yesus Kristus, satu relasi dan tidak pangkat atau status yang membedakan.
Retreat akan membuat para pesertanya saling berinteraksi dan saling mengenal. Ketika interaksi telah dilakukan, akan bertumbuh sikap saling menyayangi dan saling menjaga diantara sesama peserta, seperti layaknya kegiatan outbound. Apabila kondisi sama dan satu didalam Yesus Kristus telah tercipta, maka akan bertumbuh sikap yang saling memperdulikan, saling menolong, saling mendukung, saling berbagi rasa, dan yang tidak kalah pentingnya, saling mendoakan. Kesibukkan boleh saja melingkupi diri kita. Tapi kita jangan pernah melupakan adanya hadirat Tuhan. Kita harus mempunyai waktu untuk bersekutu dengan Tuhan, menumbuhkan iman dan kerinduan kita untuk selalu dekat pada Tuhan. Retreat adalah salah satu caranya.
Tuhan memberkati kita semua.
SUSUNAN ACARA
RETREAT PWJ GKJ AMBARAWA
Selasa tanggal 28 Juni 2011
No
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Pengisi Acara
|
Penanggungjawab
|
1
|
14.00-15.00
|
Pemberangkatan
|
Seksi Transportasi
|
Seksi Transportasi
|
2
|
15.00-16.00
|
Cek In/Penjelasan Acara
|
Seksi Tempat/Acara
|
Seksi Tempat
|
3
|
16.00-16.30
|
Ibadah Pembukaan
Sambutan Majelis
|
Suyanti
Ketua Majelis
|
Seksi Acara
|
4
|
16.30-17.00
|
Snack
|
Seksi Konsumsi
|
Seksi Konsumsi
|
5
|
17.00-19.00
|
Sesi I
INTI KEKRISTENAN:
DI DALAM KRISTUS
|
Setyo U
|
Seksi Acara
|
6
|
19.00-20.00
|
Makan Malam
|
Seksi Konsumsi
|
Seksi Konsumsi
|
7
|
20.00-21.00
|
Sharing I
PANGGILAN
|
Setyo U
|
Seksi Acara
|
8
|
21.00-22.00
|
Barkery Party
|
Yohana YWA
|
Seksi Konsumsi
|
9
|
22.00-22.30
|
Ibadah Malam
|
Siti Juwariyah
|
Seksi Acara
|
11
|
23.00-
|
Tidur
|
Rabo tanggal 29 Juni 2011
No
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Pengisi Acara
|
Penanggungjawab
|
1
|
07.00-07.30
|
Ibadah Pagi
|
Sri Sumarah
|
Seksi Acara
|
2
|
07.30-08.00
|
Makan Pagi
|
Seksi Konsumsi
|
Seksi Konsumsi
|
3
|
08.00-10.00
|
Sharing II
PBC
|
Seksi Acara
| |
4
|
10.00-10.15
|
Snack
|
Seksi Konsumsi
|
Seksi Konsumsi
|
5
|
10.15-12.00
|
Sesi II
| ||
6
|
12.00-12.30
|
Makan Siang
|
Seksi Konsumsi
|
Seksi Konsumsi
|
7
|
12.30-13.00
|
Ibadah Penutupan
|
Titik Tugiasti
|
Seksi Acara
|
8
|
13.00-13.20
|
Cek Out
|
Seksi Tempat
|
Seksi Tempat
|
5
|
13.20-14.00
|
Pulang
|
Seksi Transportasi
|
Seksi Transportasi
|
Sesi I
Di dalam Kristus, tentukan posisimu
Di mana Dia berada, di situlah Anda berada.
Di dalam Kristus, tentukan siapakah Anda
Seperti apa Dia, seperti itulah dirimu.
Di dalam Kristus, tentukan bagianmu
Apa yang Dia punya, bagikanlah.
Di dalam Kristus, tentukan langkahmu
Apa yang Dia lakukan, lakukanlah.
INTI KEKRISTENAN
Ray menjadi anggota klub atletik di kampung halaman kami, daerah Pantai Newport. Klub itu memiliki satu keistimewaan. Anda tidak akan bisa masuk kecuali Anda menjadi anggotanya. Pemilik klub itu adalah teman kami yang bernama John, seorang Kristen yang merasa sangat terbantu oleh pelayanan Ray ketika ia menjadi pembicara di sebuah seminar. Itulah sebabnya ia begitu baik memberikan fasilitas keanggotaan gratis bagi Ray di klubnya.
Ray diperlakukan sama seperti anggota‐anggota lain yang telah membayar. Ia masuk ke klub dan tak seorang pun yang mengusirnya. Ia mengangkat barbel, berlari di lintasan, menggunakan "jacuzzi", dan mandi di sana. Ia benar‐benar menjadi anggota klub itu. Di mata penjaga klub olahraga itu, ada orang yang boleh masuk dan menggunakan fasilitas, dan ada orang yang tidak boleh. Jadi ada dua kategori, yang menjadi anggota dan yang tidak. Ini bukan masalah apakah klub itu menyukai beberapa orang lebih dari yang lain atau mengagumi seseorang lebih dari yang lain ‐‐ ini adalah masalah siapa yang adalah anggota dan siapa yang bukan anggota.
Di mata Tuhan, ada juga orang‐orang "yang anggota" dan "yang bukan anggota". Dan bukan masalah bila Tuhan mengasihi yang satu lebih dari yang lain ‐‐ Tuhan mengasihi semua orang. Tetapi untuk berada "di dalam Kristus", ada harga yang harus dibayar; penyelamatan oleh Kristus, melalui kematian dan kebangkitan‐Nya. Dengan harga yang telah dibayar lunas oleh diri‐Nya sendiri, Dia memberikan keanggotaan gratis sehingga mereka dapat menjadi anggota.
Betapa sangat disayangkan apabila Ray tidak pernah mencoba keanggotaan gratisnya. Hal itu juga akan sangat menyakitkan bagi John yang sudah berbaik hati memberikan keanggotaan gratis itu kepada Ray. Tetapi, jauh lebih buruk bila orang‐orang percaya yang telah memiliki keanggotaan di dalam Kristus, yang karena keinginan mereka sendiri, tak pernah berjalan masuk dan menikmati semua hak‐hak istimewa dan fasilitas yang Tuhan tawarkan bagi siapa saja yang berada di dalam‐Nya.
Salah satu alasan mengapa orang tidak menjadi anggota keluarga Allah adalah karena mereka belum mengenal Yesus. Mereka tidak punya gambaran akan keuntungan dan bagaimana masuk ke dalam keanggotaan kerajaan Allah. Strong, dalam bukunya "Systematic Theology" (Teologia Sistematika), mengatakan bahwa doktrin untuk hidup di dalam Kristusadalah inti dari seluruh ajaran kekristenan, tapi juga merupakan hal yang paling sering diabaikan.
Perhatikan bahwa inti kekristenan bukanlah pengetahuan, juga bukan kesetiaan pada gereja, bukan pula etika Kristen.
INTI KEKRISTENAN ADALAH HIDUP DI DALAM KRISTUS.
Mari kita merenungkan hal ini lebih dari sekadar pengetahuan sejarah tentang Kristus. Merenungkannya lebih dari sekadar tentang menerima kematian‐Nya di atas kayu salib untuk menebus dosa‐dosa kita, yang oleh‐Nya nama kita boleh berada dalam daftar keanggotaan Tuhan.
"Dua kata `dalam Kristus` ini sangat menjelaskan siapa diri kita jika dibandingkan dengan kata yang lain dan tidak ada deskripsi lain tentang kita yang jauh lebih menakjubkan daripada `dalam Kristus` atau pun implikasi lain selain `dalam Kristus`."
Dengan keinginan dan pengalaman sehari‐hari, mulailah untuk hidup, bergerak, dan menempatkan diri Anda "di dalam Dia". Seperti yang Huegel katakan, "Serahkanlah hidupmu menjadi ... milik yang Empunya hidup." (Huegel 1980:7)
DIRI ANDA YANG BARU
"Suatu kejadian aneh sering terjadi dalam salah satu perjalanan ke luar angkasa," tulis San Diego Union (19 Mei 1979).
"Setelah itu, beberapa astronot terus membicarakannya." Frank Borman mengatakan bahwa kejadian itu adalah "tujuan akhir dalam pengalaman rohani saya". Rusty Schweickart berkata, "Saya tidak lagi menjadi orang yang sama." James Irwin menimpali, "Saya ingin memberitahu orang banyak tentang ... pesan dari Tuhan Yesus."
Beberapa dari kita dapat pergi ke bulan, tetapi kita perlu mundur, menganggap seolah‐olah kita berada di luar diri kita dan mendapatkan pandangan kekekalan tentang diri kita sendiri sebagai orang Kristen. Demikian juga kita perlu menjauhkan diri dari kesibukan kita sehari‐hari dan melihat hidup kita secara keseluruhan dan mengetahui apa sebenarnya arti hidup di dalam Kristus.
Ketika Rasul Paulus menulis suratnya, dia sering menggunakan kata "dalam Kristus", yang membuat Anda berpikir bahwa pencetak masa itu pastilah sering sekali mencetak kata "dalam". Dari sembilan surat‐suratnya kepada berbagai jemaat, enam di antaranya menyebutkan jemaat yang hidup "dalam Kristus". Tak peduli apakah mereka jemaat di
Korintus yang lemah dan memikirkan hal‐hal duniawi atau jemaat di Filipi yang kuat dan dewasa imannya ‐‐ apa pun kondisi iman mereka, Paulus mengatakan bahwa mereka berada di dalam Kristus. Tidak peduli betapa baiknya Anda, jika Anda adalah orang percaya ..., Anda harus ada di "dalam Dia".
Tahukah Anda betapa pentingnya posisi Anda sebenarnya di dalam Kristus? Sadarkah Anda betapa radikalnya pribadi Anda yang telah diperbarui sebagai hasil hidup dalam Kristus? "Jadi, siapa yang ada `di dalam Kristus`, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17).
"Keberadaan Anda di dalam Dia telah mengubah diri Anda dan telah mengubah segala sesuatu yang berhubungan dengan Anda."
"Yang lama telah berlalu". Pikirkanlah pernyataan ini. Di mata Allah ‐‐ dan lebih dari yang Anda bayangkan ‐‐ karakter lama yang ingin Anda ubah adalah cerita lama; tujuan lama Anda yang tidak berharga telah pergi; kecerobohan dan keegoisan Anda telah dibuang; sekarang dan selamanya Anda berada di DALAM KRISTUS.
"Yang baru sudah datang". Cobalah untuk menganalisa menurut kacamata Allah yang Anda miliki tentang hidupmu yang diperbarui, kebaikan yang baru, kendali yang baru, hikmat baru, belas kasihan yang baru, pandangan iman baru yang dibentuk dan diproses untuk jadi sempurna ‐‐semuanya dapat terjadi karena Anda ada di DALAM KRISTUS.
SEBUAH PERSPEKTIF BARU
Dalam Yohanes 14 dan 15, Yesus sendiri yang menumbuhkan ide pentingnya agar Anda berada di dalam Dia. Paulus kemudian juga menekankan indahnya hidup di dalam Dia dan betapa banyak hal indah yang bisa kita rasakan di dalam Dia.
Kita menikah hanya "di dalam Tuhan".
Anak‐anak harus mematuhi orang tuanya "di dalam Tuhan".
Sukacita, kesengsaraan, kemenangan, dan penderitaan semuanya "di dalam Tuhan".
Penghiburan kita ada "di dalam Yesus Kristus".
Teman sekerja kita "di dalam Yesus Kristus".
Jerih payah kita tidak akan sia‐sia "di dalam Kristus".
Baptisan kita "di dalam nama Kristus Yesus".
"Aku bersukacita di dalam Tuhan," kata Paulus.
Salam "Damai sejahtera di dalam Tuhan Yesus Kristus".
Ungkapan "Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus".
Ungkapan "... yang aku kasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus".
Ungkapan "Semua yang baik di dalam Tuhan Yesus Kristus".
Ungkapan "diberkatilah mereka yang mati di dalam Tuhan Yesus Kristus".
"Karena orang percaya berakar di dalam Dia," tulis The Daily Walk, "dibangun di dalam Dia, mati bersama‐Nya, bangkit bersama Dia, hidup dengan Dia, tersembunyi dalam‐Nya, dan dilengkapi oleh Dia, jadi sangat tidak mungkin bila orang percaya hidup tanpa Dia. Dilingkupi oleh kasih sayang Tuhan, dengan damai sejahtera‐Nya yang memimpin hidup dan hati, mereka diperlengkapi untuk membuat Kristus semakin nyata dalam hidup sehari‐hari." [Daily Walk, 30 November 1986]
Beradalah "di dalam Dia" ketika membangun relasi dengan seseorang. (Berdoalah: "Tuhan, Kau telah memberikan ______ (sebutkan namanya) ke dalam hidupku. Tolonglah agar aku dapat senantiasa memberkatinya dalam setiap pertemuanku dengannya? Berikan cara agar aku dapat bertumbuh dan membantu dia untuk bertumbuh bersama.")
Beradalah "di dalam Dia" agar Anda menjadi bijak. (Berdoalah: "Tuhan, tolong aku untuk menerima kekudusan‐Mu yang membakar habis karakterku yang buruk dan menguatkan aku untuk melakukan perbuatan‐perbuatan baik yang menyenangkan Engkau.")
Beradalah "di dalam Dia" agar Anda nyaman. (Berdoalah: "Tuhan, aku mengamini bahwa kesusahan dalam hidupku semuanya atas kehendak‐Mu. Tetapi, tolonglah agar jangan sampai aku berkeluh kesah seperti orang yang tidak punya pengharapan. Terpujilah nama‐Mu yang disebut orang sebagai Pemberi rasa aman!")
Beradalah "di dalam Dia" agar Anda dipimpin, diselamatkan, disembuhkan, dan ditolong. (Berdoalah: "Tuhan, sekarang dan dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku hari ini, biarlah setiap hal yang aku lakukan menjadi doa dan membawaku semakin mendekat pada‐Mu.")
Tinggallah di dalam Dia ‐‐ karena segala sesuatu dijadikan baik dan indah bagimu.
Teruslah mengaku, "Tuhan, Kaulah tempat perlindunganku."
POSISI ANDA DI DALAM KRISTUS
Dalam salah satu perjalanan ke Israel, kami berdua sempat menghabiskan beberapa waktu di Swiss. Menghabiskan satu malam di sebuah hotel di Swiss adalah pengalaman yang paling tak terlupakan. Saat itu musim dingin di daerah pegunungan Alpen dan kami menghangatkan perut kami dengan makan malam yang lezat sambil duduk di dekat perapian dan kemudian beranjak tidur. Keesokan paginya, kami bangun dan menikmati sarapan yang mengenyangkan sebelum berenang di kolam renang hotel yang sangat mewah. Airnya hangat. Dua dari empat dinding di kolam renang ruang tertutup tersebut terbuat dari kaca dengan sedikit salju yang menempel di bagian luar dinding kaca itu. Di kejauhan tampak pemandangan lereng gunung yang indah dan orang‐orang yang bermain ski menuruni gunung dan melintas beberapa meter saja dari dinding kaca kami. Kami melihat semuanya itu ‐‐ Pegunungan Alpen, salju, dan para pemain ski ‐‐ menyatu dengan hangatnya air kolam renang.
Sama seperti semua kenyamanan yang ada di hotel Swiss tersebut ‐‐posisi kita sangat menentukan ‐‐ apakah kita berada "di luar" atau "di dalam". Berada "di dalam Kristus" membuat semua perbedaan dalam kehidupan kekristenan Anda.
Semua titik keseimbangan Anda sebagai seorang Kristen, pemahaman Anda mengenai sebuah hubungan, takdir, fungsi-fungsi diri, semuanya berasal dari pengertian "di mana Anda berada". Ketika Anda mengerti "di mana posisi Anda", apa artinya berada di dalam Kristus, Anda akan memahami bagaimana Anda diperlengkapi dan apa yang akan Anda lakukan sebagai hasilnya.
Paulus sebenarnya tidak pernah mendefinisikan istilah "di dalam Kristus"; kita pun tidak perlu melakukannya. Dia hanya "menggunakannya" secara terus‐menerus sampai Anda melihat pengaruhnya yang besar. Itu bukan semata masalah yang klise, tetapi salah satu hal yang mendukung banyak aspek kehidupan kekristenan.
APA MAKSUDNYA BERADA DI DALAM KRISTUS?
"ARTINYA KEDEKATAN YANG AMAT SANGAT DENGAN TUHAN." Ketika Anda berada di dalam Kristus, Anda menjadi bagian dari‐Nya, Anda terhubung dengan Dia. Tidak ada situasi yang lebih dekat daripada ketika Anda sudah berada di dalam Dia.
Paulus tahu bahwa dalam penjara di Roma, dalam kapal yang diserang badai, di aula pengadilan Kaisar ‐‐ di mana pun dia, semuanya baik‐baik saja. Mengapa? Karena "di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada" (Kisah Para Rasul 17:28). Lebih lanjut, Tennyson mengatakan demikian:
Berbicaralah kepada‐Nya, sebab Ia mendengar, Agar rohmu dan Roh‐Nya dapat bertemu. Dia lebih dekat dari napasmu, Dia lebih terjangkau dari tangan dan kakimu.
Jika saat ini Anda merasa jauh dari Allah, kita bukanlah subjek atau yang "merasakan". Jangan pernah melandaskan apa yang Anda percayai pada apa yang Anda alami, tetapi landaskanlah kepada kebenaran firman Allah. Entah Anda merasakan atau tidak, ALLAH DEKAT KEPADA ANDA DAN ANDA DEKAT KEPADA ALLAH ‐‐ amat sangat dekat.
Jika kedekatan itu menggetarkan jiwa Anda, berarti Allah berada sangat dekat dengan Anda.
Jika kedekatan itu tidak menggetarkan Anda, Allah pun tetap dekat kepada Anda.
Sementara Anda belajar untuk berjalan dengan iman dan bukan dengan apa yang tampak, kedamaian dan kenyamanan akan mulai menyebar di jiwa Anda. Anda akan tahu, seperti Paulus, DI MANA PUN ANDA BERADA, SEGALANYA akan berjalan baik ‐‐ karena Anda dekat, sangat dekat kepada‐Nya. Anda berada DI DALAM DIA.
"BERADA `DI DALAM KRISTUS`, SEMUA KEBUTUHAN ANDA AKAN TERPENUHI." "Allahku akan memenuhi semua kebutuhanmu," dikatakan di Filipi 4:19, "... di dalam Kristus Yesus." Jadi tidak ada situasi‐situasi yang percuma ketika situasi‐situasi itu "tidak memenuhi kebutuhan Anda". Anda dilahirkan untuk hidup dalam ketenteraman dengan beberapa kekurangan karena di baliknya, kebutuhan Anda yang terdalam dipenuhi ‐‐ di dalam Kristus. Anda mungkin berganti pekerjaan atau berpindah kota ‐‐ tetapi itu terjadi bukan karena kebutuhan Anda yang tidak terpenuhi. Bahkan, arena Colosseum dengan singanya yang harus dihadapi ‐‐ karena ANDA TAHU DI MANA ANDA BERADA, dan Anda digambar serupa dengan Sumber Anda.
"DI DALAM KRISTUS", ADA PERLINDUNGAN. Kami mengenal seorang ibu dan dua anak perempuannya yang alergi terhadap banyak zat di dunia ini sehingga mereka harus hidup dalam sebuah rumah khusus di hutan yang dibangun dan dilengkapi hanya untuk mereka dalam waktu yang lama. Kita pernah membaca tentang anak‐anak yang dilahirkan tanpa sistem pertahanan tubuh sehingga mereka hidup dalam balon plastik untuk menghindari kuman.
Berada di dalam Kristus, dalam arti rohani, berarti perlindungan yang Anda perlukan untuk menghadapi segala yang jahat dan berbahaya di dunia ini.
"Apa?" kata Anda. "Jadi aku tidak akan pernah mengalami kecelakaan mobil? Aku tidak akan kehilangan orang yang aku kasihi? Aku tidak akan pernah mendengar berita buruk?"
Hidup di dalam Kristus dimulai "dengan membedakan". Itu berarti melibatkan kehidupan yang berlawanan. Ini dimulai dari tingkah laku. Dan semuanya itu tidak ada hubungannya dengan keadaan lingkungan Anda, tetapi "bagaimana Anda menanggapi" lingkungan Anda. Itulah arena kehidupan yang sesungguhnya.
Pemazmur mengatakan:
"[Orang yang berjalan di dalam Tuhan] tidak akan goyah untuk selamanya ... Ia tidak takut kepada kabar celaka; hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut." (Mazmur 112:6‐8)
Tuhan memagari orang yang benar ‐‐ seperti yang dilakukan‐Nya kepada Ayub (Ayub 1:10). Pagar itu adalah "tinggal di dalam Kristus". Dengan demikian, Dia tahu bahwa tidak ada satu hal pun yang dapat menyentuhnya karena Bapa yang baik dan penuh kasih telah merancangkan rencana terbaik untuknya. Allah berkata kepadanya, "Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi." (Yosua 1:9). Ketika Anda mulai memahami bahwa ada perisai tak tampak yang melindungi Anda tanpa henti ketika Anda tinggal di dalam Kristus, maka hidup Anda akan mengalami banyak perubahan.
Kami memunyai teman, seorang pemilik toko buku Kristen dan istrinya, yang baru saja melewati tahun yang berat. Tanpa diketahui, seorang pembeli yang ceroboh membuat mereka berhutang 100.000 dolar Amerika. Dalam pertemuan dengan para penjual buku, istrinya jatuh sakit. Selama berbulan‐bulan, dia menderita bronkitis dan sekarang menderita pula penyakit ruam syaraf. Dia menulis kepada kami, "Selain dari masalah‐masalah ini, hidupku tampak baik‐baik saja!"
Sepanjang kami mengenal mereka, pasangan ini telah menunjukkan kedamaian tinggal di dalam Tuhan. Mereka tidak berlari dari masalah dan menghadapinya dengan iman.
Dalam menghadapi masalah, Alkitab mengajarkan: "Janganlah heran," kata Petrus. "Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan," ajar Yakobus. Dan banyak lagi yang mengatakan, "Jangan takut, jangan takut, dan jangan takut." "Tinggallah di dalam Tuhan." "Percayalah kepada Tuhan."
Ketika Anda menyadari bahwa ada perisai yang tak terlihat yang terus melindungi Anda, Anda akan tetap tinggal di dalam Kristus dengan sukacita dan damai sejahtera di hati.
HIDUP ANDA DI DALAM KRISTUS
Seperti apa hidup Anda jika Anda tinggal di dalam Kristus?
KETIKA SITUASI YANG BURUK MENGANCAM, Anda tidak akan takut ‐‐ Anda akan berdoa,
"Jagalah aku, ya Allah, sebab pada‐Mu aku berlindung." (Mazmur 16:1)
KETIKA ANDA BERGUMUL DENGAN PERASAAN BERSALAH, Anda akan mengingat janji‐janji‐Nya: "Semua orang yang berlindung pada‐Nya tidak akan menanggung hukuman." (Mazmur 34:22). "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus." (Roma 8:1).
Firman di atas benar adanya bagi teman kami, Mark, yang bergumul dengan banyak rasa ketidakamanan. Dia dibesarkan di panti asuhan, tanpa mengetahui dari mana asalnya atau pun siapakah dia, yang dia tahu adalah dia ada di dunia ini begitu saja. Bahkan, ketika di panti asuhan, dia direndahkan dan akhirnya melarikan diri. Tapi tanpa mengenal siapa dirinya, tanpa uang, tanpa pengalaman apa‐apa, Mark menjadi orang yang berhasil, kaya, dan punya banyak pengalaman.
Di dalam dirinya, kecenderungan manusiawinya adalah merendahkan dirinya, rasa kuatir membuatnya bekerja terlalu keras dan berpikir bahwa segala sesuatu tidak akan pernah cukup baginya. Tanpa Kristus, Mark mungkin sudah bunuh diri. Tetapi, Mark terus‐menerus datang dan bertanya pada Yesus; pengalaman berdoa bersama Mark sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa. Posisinya "di dalam Kristus" telah melepaskan ketegangan, menimbulkan sukacita, dan memberinya kekuatan penuh kepadanya untuk melaju.
"DALAM SETIAP KESULITAN", Anda dapat bersandar kepada‐Nya.
"Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan." (Mazmur 9:9)
Kami berlaku sangat emosional beberapa waktu lalu. Tanpa meluangkan waktu untuk berdoa, kami menjadi penanggung hutang seorang teman kami, yang sebenarnya tidak diizinkan menurut kitab Amsal. Kemudian, teman kami bangkrut dan perusahaan yang meminjaminya mengambil semua tabungan kami.
Sampai beberapa tahun lamanya, kami pikir akan kehilangan rumah akibat menanggung hutang teman kami tersebut. Kami harus mengakui, "Tuhan, kami berdosa. Kami yang meminta, maka kami juga harus berani kehilangan." Tetapi, kami sungguh mengandalkan Tuhan sebagai tempat perlindungan. Kami menyerahkan masalah ini ke dalam tangan‐Nya.
(Mungkin inilah yang membantu kami karena pelayanan membuat kami terlalu sibuk untuk benar‐benar memikirkannya.)
"KETIKA SESEORANG BERLAKU JAHAT PADA ANDA", Anda akan semakin dalam tinggal di dalam Kristus.
"Ya TUHAN, Allahku, pada‐Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku." (Mazmur 7:1)
Pada tahun ketiga dari dua puluh tahun pelayanan kami sebagai gembala di Lake Avenue Congregational Church, tiga orang wanita menyatakan bahwa kami mendukung komunis. Mereka menulis surat kepada tiga ribu anggota kami ‐‐ termasuk kepada para misionaris yang sedang bertugas di ladang misi karena mereka kuatir tentang pendeta baru mereka yang "liberal". Mereka mendatangi setiap rumah jemaat dengan sebuah petisi agar kami meninggalkan gereja kami; mereka bahkan membawa kami ke badan pengurus gereja.
Melalui tahun yang sulit itu, tidak sekali pun kami mencoba memertahankan diri kami (1 Petrus 2:21‐23; Yesaya 53:7).
Melihat kembali kejadian itu, kami tahu betapa Allah tidak hanya melepaskan kami dari kesulitan, tetapi Dia juga menggunakan hal ini untuk semakin menyatukan kami dengan jemaat kami.
Ya, ketika reputasi Anda sedang terancam, maka perlindungan Anda datangnya dari Kristus.
"Jagalah kiranya jiwaku dan lepaskanlah aku; janganlah aku mendapat malu, sebab aku berlindung pada‐Mu."(Mazmur 25:20)
"DALAM BAHAYA, ANDA AKAN DAPAT BERSUKACITA"
"Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan‐Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak‐sorai karena kasih setia‐Mu; Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada kesesakanku." (Mazmur 59:16)
Pendek kata, "DI DALAM KRISTUS, ANDA TIDAK AKAN MENGALAMI KEBINGUNGAN":
"Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku." (Mazmur 62:6,7)
Di dalam Tuhan, Anda akan mengetahui dari manakah sukacita Anda berasal.
"Tetapi semua orang yang berlindung pada‐Mu akan bersuka cita, mereka akan bersorak‐sorai selama‐lamanya."(Mazmur 5:11)
Perjanjian Lama menyebut‐Nya sebagai tempat perlindungan, gunung batu, dan kekuatan; kata‐kata ini memenuhi pikiran pemazmur. Kami menghitung ada 61 kali di mana kata‐kata ini mendeskripsikan Tuhan ‐‐ sebagai pendukung Mazmur lain yang mengatakan, "Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi‐Nya dengan kasih setia." (Mazmur 32:10); "Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah‐Mu" (Mazmur 31:20); "Engkaulah tempat perteduhan kami turun‐temurun." (Mazmur 90:1); "Orang yang duduk dalam lindungan ... dan bermalam dalam naungan ...." (Mazmur 91:1); "... pada‐Mulah aku berteduh!" (Mazmur 143:9).
Perjanjian Baru menyebut secara spesifik nama Pelindung teguh ini sebagai Yesus. Haleluya! Bahkan dengan spesifik disebut sebagai Kristus, nama Pemilik kebangkitan dan kuasa.
Dalam kemuliaan menurut Injil Perjanjian Baru, saya dan Anda ada "DI DALAM YESUS KRISTUS".
Anda berada di dalam‐Nya sama seperti seorang bayi dalam kandungan ‐‐ bahkan lebih nyaman.
Anda berada di dalam‐Nya sama seperti ulat dalam kepompong yang akan menjadi kupu‐kupu ‐‐ tapi lebih indah daripada itu.
Anda berada di dalam‐Nya sama seperti penyelam dalam pakaian selamnya ‐‐ bahkan lebih aman daripada itu.
Anda berada di dalam‐Nya sama seperti burung di udara atau ikan di dalam air ‐‐ tetapi tempat Anda jauh lebih baik.
Berada di dalam Kristus berarti Anda ditempatkan Allah di lingkungan yang baru ‐‐ seperti yang dikatakan James Stewart,
"Dipindahkan ke dalam tanah yang baru dan iklim yang baru, di mana baik tanah maupun iklim itu, keduanya adalah Kristus." (Stewart: 157)
Atau dapat kami katakan bahwa berada di dalam Kristus berarti hidup Anda dan hidup‐Nya yang penuh kemuliaan benar‐benar menjadi satu. "Kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." (Yohanes 14:20). Dia dan Anda berada "di dalam" satu sama lain ‐‐ bergabung, tidak dapat dipisahkan, dan dilihat sebagai suatu kesatuan dengan Allah.
Jika pelajaran "berada di dalam Kristus" merupakan hal yang baru bagi Anda, pengetahuan akan hal itu akan meluaskan pikiran Anda untuk menangkap lebih lagi tentang karya "penyelamatan yang besar", dan pelaksanaan dari pengenalan hidup di dalam Kristus akan mewarnai seluruh kehidupan Anda. Kebenaran yang satu ini sangat penting dan menjadi dasar kekristenan. Anda membangun hidup Anda di atasnya.
Ketika Anda belajar, Anda akan lebih memahami betapa luar biasa indahnya Tuhan Yesus itu. Siapa yang pernah mendengar ungkapan "berada dalam Abraham Lincoln" atau "berada dalam Shakespeare"? Ketika Anda melihat bahwa diri Anda berada "di dalam Kristus", Anda akan melihat Dia jauh di atas siapa pun yang paling berpengaruh dalam sejarah.
Ketika Martin Luther menulis tentang berada "di dalam Kristus", dia berkata, "Kita merasa seperti anak‐anak yang belajar untuk berbicara. Kita hanya dapat berbicara terpatah‐patah atau pun hanya beberapa kata ketika kita berbicara mengenai hidup dalam Kristus."
Allah mengangkat seorang pendosa miskin, oleh kasih karunia‐Nya, menyelamatkan dia, dan menempatkannya di dalam Kristus. Akan menghabiskan seluruh hidup kita untuk mengetahui apa artinya tindakan Tuhan tersebut. Tetapi, kami tahu hal itu berarti Anda dengan kesungguhan hati dapat mengatakan, "YA TUHAN! KAULAH TEMPAT PERLINDUNGANKU."
SEMAKIN MENGENAL KRISTUS
"Dua kata `dalam Kristus` mungkin merupakan kata yang paling tepat untuk mendefinisikan Anda sebagai seorang Kristen dibanding kata yang lain. Keberadaan Anda di dalam Dia telah mengubah Anda selamanya ‐‐Anda sekarang tak terpisahkan dari Kristus, dilindungi dengan sangat oleh Dia, dan memperoleh hidup kekal melalui Dia. Coba pikirkan lagi beberapa hak dan keistimewaan yang Anda dapatkan di dalam Kristus, dan apa artinya hal tersebut bagi Anda hari ini."
REFLEKSI PRIBADI
A. Baca 1 Petrus 1:3‐9
1. Sekalipun Petrus tidak menggunakan istilah "di dalam Kristus", dia menjelaskan bagaimana kita bisa berada "di dalam Kristus" pada ayat 3. Bagaimana dia mendeskripsikannya?
2. Keuntungan apa yang kita dapatkan dengan menjadi seorang Kristen menurut ayat 4? Jelaskan keuntungan itu?
3. Siapa yang dilindungi oleh perisai kuasa Allah (ayat 5)? Bagaimana caranya?
4. Baca ayat 6‐7. Bagaimana orang percaya dapat "selamat" atau bertahan terhadap berbagai kesengsaraan? Apa tujuan pencobaan‐ pencobaan itu?
5. Keuntungan yang disebutkan di ayat 3‐7 berkaitan dengan masa depan kita. Keuntungan apa yang ada bagi mereka yang di dalam Kristus sekarang (ayat 8‐9)? Apakah Anda mengalaminya? Jika ya, mengapa, dan jika tidak, mengapa?
B. Baca Efesus 2:11‐22
1. Menurut ayat 12, lima hal apa yang terjadi bila seseorang berada di luar Kristus? Mana dari hal‐hal tersebut yang paling menyusahkan Anda jika Anda belum menjadi Kristen?
2. Keuntungan apa yang dirasakan jemaat di Efesus karena pengenalan mereka yang baru akan Kristus? Mana yang sesuai dengan Anda?
3. Menurut Anda, mengapa Paulus mengingatkan jemaat Efesus tentang kehidupan mereka yang tanpa Allah?
Apakah kehidupan iman Anda akan tertolong jika mengingat hidup Anda dulu sebelum menjadi seorang Kristen? Bagaimana hal itu menolong Anda?
4. Jika Anda harus memilih satu keistimewaan menjadi seorang Kristen yang paling menguatkan Anda dari perikop ini, keistimewaan yang manakah itu? Mengapa?
5. Cobalah beberapa saat menjadi seorang penulis lagu. Lalu, coba tuliskan sebuah bait tentang rasa syukur Anda kepada Tuhan atas keistimewaan yang Dia berikan kepada kita di dalam Kristus seperti yang dideskripsikan di dalam perikop ini. (Penulis lagu/pelukis/penulis puisi)
Sharing I
PANGGILAN ‐‐ APAKAH PELAYANAN ITU SUATU KARIER
Cara kita memandang tugas dapat mengubah apa yang ada dalam dunia ‐‐ dan juga gereja.
Saya sering dipusingkan dengan hal yang kita sebut sebagai "panggilan". Apa itu panggilan? Bagaimana cara Saudara mengetahui datangnya panggilan itu?
Banyak yang tidak saya ketahui. Namun, satu hal yang benar‐benar bisa saya jelaskan ialah bahwa panggilan bukanlah karier. Ada perbedaan mendasar di antara kedua hal ini. Penting bagi kita untuk mengerti apa itu panggilan Allah, khususnya pada saat ini.
Kata "karier" itu sendiri sudah mengacu kepada pembedaan tersebut. Kata bahasa Inggris, "career", berasal dari bahasa Perancis, "carriere", yang berarti suatu jalan atau suatu "highway". Gambaran ini menyiratkan adanya satu tujuan dan peta jalan yang ada dalam genggaman, tujuan di depan mata, tempat‐tempat berhenti untuk makan, penginapan, dan tempat pengisian bahan bakar.
Dari gambaran sebelumnya, kita bisa menyebutkan bahwa karier seseorang ibarat sebuah jalan yang telah dia ambil. Semakin sering membicarakannya, semakin kita melihat jalur ke depan yang diambil dan direncanakan untuk kita lalui secara profesional. Ibarat suatu jalan yang peta dan rencananya telah dibuat, mencapai tujuan menjadi hal yang terutama. Jalannya telah ditandai dengan baik. Selanjutnya terserah kepada orang yang akan melakukan perjalanan tersebut.
Tidak seperti karier, panggilan sama sekali tidak dipetakan. Tidak satu jalur pun yang akan diikuti. Tidak ada tujuan yang dapat dilihat. Panggilan lebih bersandar kepada mendengarkan "suara". Organ iman untuk panggilan adalah telinga, bukan mata. Yang pertama dan terakhir, itulah sesuatu yang perlu didengarkan oleh seseorang. Segala sesuatu hanya bersandar pada hubungan yang ada antara pendengar dan Dia yang memanggilnya.
Bila karier berarti membuat sebuah formula dan cetak biru (blue print), suatu panggilan hanya bertujuan untuk membina hubungan. Suatu karier bisa didapat hanya dengan memenuhi persyaratan‐persyaratan tertentu, sedangkan panggilan tidak.
Ketika Musa mendengar Allah memanggilnya untuk membebaskan para budak di Mesir, tanggapan pertamanya adalah seolah‐olah ia muncul dengan keputusan yang bersifat karier. Apakah dia memenuhi syarat? Apakah dia memunyai pengalaman cukup dan kemampuan khusus yang diperlukan untuk tugas semacam itu? Dia berbicara dengan Allah yang sepertinya sedang mengadakan wawancara untuk suatu pekerjaan. Siapakah saya yang melakukan pekerjaan semacam ini? Bagaimana jadinya kalau rakyat tidak mau menurut? Dan apakah Allah tidak tahu kalau Musa bukanlah orang yang pintar berbicara di muka umum?
Semua hal tersebut tidak relevan bagi Allah. Selanjutnya, yang terjadi adalah Musa yakin bahwa Allah dapat dipercayai sehingga ia pun berkata, "Aku akan mengikuti‐Mu."
Pendeknya, yang menjadi perhatian adalah panggilan tersebut ‐‐ dan Musa pun mengikatkan dirinya pada Dia yang menyerukan panggilan itu.
BAHAYA SEORANG PROFESIONAL
Jika kita memandang panggilan kita sebagai suatu karier, kita merendahkan pelayan‐pelayan Yesus sebagai seorang makhluk hambar yang disebut "kaum profesional". Berpakaian baik, berbicara dengan baik, dilengkapi dengan kepandaian, mengerti kepemimpinan, pintar dalam manajemen, dan belajar mengenai seluk‐beluk pemasaran ‐‐ tentu saja semua itu baik kalau dipergunakan bagi sebuah pekerjaan. Kita ingin membuat tanda pada dunia, sedikit memberi respek pada para profesional.
Dengan perasaan yang realistis, kaum profesional berharap agar gereja memperlakukan mereka sebagai seorang profesional sehingga untuk berhubungan, diadakan perundingan tentang gaji dan keuntungan‐keuntungan yang akan didapat.
Sungguh suatu hal yang mengerikan ketika kita mendapati seorang rohaniwan yang akan memakai kepandaian dan kecanggihannya, berdagang misalnya, guna meningkatkan pendapatan secara luar biasa. Gereja‐gereja mungkin akan bertumbuh ‐‐ dan rohaniwan melakukannya tanpa bersandar pada sesuatu pun.
"Allah memerdekakan kita dari mereka yang memakai sikap profesional," kata Pendeta John Piper dari Minneapolis.
Dengan mengikuti gema suara Paulus, dia bertanya, "Apakah Allah membuat hamba‐hamba Tuhan menjadi yang terakhir dalam keseluruhan ciptaan dunia‐Nya ini? Demi Kristus kita adalah orang‐orang bodoh yang lemah. Menjadi seorang profesional memang bijaksana. Mereka yang profesional memang diangkat dengan kehormatan .... Namun, profesionalisme tidak ada hubungannya dengan inti dan hati pelayanan Kristen karena tidak ada seorang professional yang seperti anak kecil. Tidak ada seorang profesional yang lemah lembut. Tidak ada seorang profesional yang mencari pertolongan kepada Allah." Bagaimana cara Saudara membawa salib secara profesional? Apakah arti beriman secara profesional itu?
Karierisme telah mendorong adanya pemisahan antara Allah yang memanggil dan individu yang menjawab‐Nya. Hal itu mengarahkan kita untuk percaya bahwa penampilan lebih penting daripada diri kita sehingga apa yang kita lakukan dalam lingkungan gereja tak ubahnya dengan pertemuan antara pembeli dan penjual (tempat seperti itu disebut pasar), di mana suasana lebih penting dibandingkan posisi kita di hadapan Allah.
Karierisme akan memberikan rasa percaya diri pada kita. Padahal dalam melakukan panggilan, kita perlu gemetar dan berseru untuk pengampunan. Hal seperti itu tidak ada dalam silabus para profesional, padahal Paulus sendiri datang ke Kota Korintus dalam kelemahan dan kebodohan. Demikian pula Yeremia yang menelan firman Allah dan dari situ dia hanya mengecap rasa yang tidak enak. Atau pada Yesus yang mengakhiri hidupnya di depan umum di atas kayu salib.
PANGGILAN ADALAH SESUATU YANG KITA DENGAR
Sebenarnya dalam cerita rakyat tentang seorang ayah dan anak laki‐lakinya, digambarkan hal yang penting mengenai panggilan. Mereka melakukan perjalanan ke suatu kota yang jauh, sedangkan mereka tidak memunyai peta. Perjalanan itu sangatlah panjang, tidak mulus, dan penuh dengan bahaya. Mereka menempuh banyak jalan yang tidak bisa mereka kenali dan sudah tidak berupa jalan lagi.
Di tengah perjalanan, anak laki‐lakinya bertanya‐tanya. Dia ingin mengetahui apa gerangan yang ada di balik hutan, jauh di seberang tepian? Bisakah dia melintasi dan melihatnya? Ayahnya pun mengizinkannya.
"Tetapi, Ayah, bagaimanakah caranya supaya saya tahu kalau‐kalau saya telah berjalan terlalu jauh dari engkau?
Bagaimanakah caranya supaya saya jangan sampai tersesat?"
"Setiap menit," kata sang ayah, "saya akan memanggil namamu dan menunggu jawabanmu. Dengarkanlah suaraku, anakku. Di saat engkau tidak bisa lagi mendengar suara ayah, engkau akan tahu bahwa engkau telah pergi terlalu jauh."
Pelayanan bukanlah suatu kedudukan, melainkan suatu panggilan. Bukan ijazah profesional yang diperlukan, melainkan kemampuan mendengar dan memerhatikan panggilan Allah. Cara yang sederhana ialah dengan cukup menyempatkan diri untuk mendekat dan mendengar suara‐Nya. Keteguhan dalam melaksanakan tugas‐tugas kita yang tidak terpikul hanya bisa diperoleh karena uluran tangan‐Nya yang tidak pernah berakhir.
PANGGILAN AKAN TETAP KUAT
Bersatu dalam panggilan Allah merupakan sesuatu yang kejam yang tidak bisa dibantah. Dia memanggil, tetapi Dia tidak bisa dipanggil. Hanya Dialah yang melakukan panggilan itu, sedangkan kitalah yang menjawabnya.
"Engkau tidak memilih‐Ku; Akulah yang memilih kamu," kata Yesus kepada murid‐murid‐Nya. Panggilan Allah ini selalu mengandung paksaan. Bahkan sering terkesan kejam.
Setelah pukulan yang membutakan di jalanan menuju Damaskus, akhirnya Paulus berkata dengan jelas, "Celakalah aku ini jika tidak mengkhotbahkan Injil!" Yeremia meratap bahwa Allah telah memaksakan panggilan yang dia terima dan tidak pernah membiarkannya untuk ingkar, tidak peduli seberapa parah luka yang terjadi, "Jika aku bisa berkata, `Aku tidak akan menyebutkan‐Nya atau berbicara lagi dalam nama‐Nya,` kata‐kata‐Nya seperti api dalam hatiku, api yang berada dalam tulang‐tulangku. Aku lelah membawa‐Nya; sesungguhnya aku tidak mampu."
Spurgeon melihat penawaran secara ilahi ini sebagai tanda yang jelas dari suatu panggilan sehingga dia menasihati orang muda untuk memertimbangkan hal ini dan tidak mengambil jalur pelayanan jika mereka merasa bisa melakukan hal yang lain.
Berkali‐kali kami berusaha untuk menyederhanakan panggilan itu dengan menyamakannya dengan sebuah posisi staf gereja atau dalam organisasi keagamaan. Tetapi panggilan itu selalu mengalahkan segala sesuatu yang kami lakukan dengan terpaksa untuk mendapatkan uang. Bahkan jika perlu, kami juga melakukan itu di dalam gereja. Kami meminta pembedaan yang sama untuk dicatat dalam permohonan yang dimintakan pada kami.
Panggilan kami di dalam Kristus adalah satu hal, sedangkan apa yang kami lakukan dalam kedudukan adalah hal yang lain.
Panggilan kami adalah panggilan untuk melayani Kristus. Sementara itu, kami juga memiliki kedudukan untuk melakukan pekerjaan dalam dunia ini. Kami juga memiliki panggilan untuk memaksakan kedudukan pelayanan agar bisa masuk ke dalam panggilan kami. Berbahagialah laki‐laki atau perempuan yang panggilan dan kedudukannya saling berdekatan.
Tetapi tidak akan ada bencana jika mereka tidak melakukannya.
Jika esok pagi saya dipecat dari pekerjaan saya sebagai hamba Tuhan di New Providence Presbyterian Church, dan saya terpaksa mencari pekerjaan di Stasiun Sunoco, panggilan saya akan tetap melekat. Saya akan tetap terpanggil untuk berkhotbah. Tidak ada yang dapat mengubah panggilan tersebut dengan nyata, kecuali ada situasi yang bisa melarutkan saya. Sebagaimana ditunjukkan oleh Ralph Turnbull, saya bisa berkhotbah seperti hamba Tuhan yang dibayar oleh gereja, tetapi saya tidak dibayar untuk berkhotbah. Saya diberi izin, oleh karena itu saya bisa lebih bebas berkhotbah.
Berkali‐kali kami mencoba menyederhanakan panggilan itu dengan menjadikannya sebagai seorang rohaniwan. Pendidikan seminari (teologi) tidaklah membuat seseorang memenuhi syarat untuk ditahbiskan menjadi pendeta, tidak juga dengan bertambahnya penguatan oleh tes‐tes psikologis dan pengalaman kerja. Tentu saja hal‐hal itu bisa berharga, bahkan perlu bagi pelayanan. Tetapi tidak satu pun dari persyaratan itu, baik secara terpisah atau pun seluruhnya, bisa memenuhi syarat.
Tidak ada kantor atau posisi yang bisa disamakan dengan panggilan. Tidak pula ijazah, pendidikan, atau juga tes yang bisa mempermudahnya. Pelatihan, pengalaman, atau pun sukses dalam hal kegerejaan tidak akan bisa mengambil alih sebuah panggilan.
"Patterson, coba pikirkanlah apa yang sedang Anda lakukan saat ini?" Jawaban saya adalah mencoba untuk mengikuti panggilan tersebut. Hanya panggilan yang bisa memberi kepuasan. Yang lain hanya sekadar catatan kaki dan komentar.
Pertanyaan Sharing:
1.Panggilan Tuhan.
Apakah saudara merasa bahwa Tuhan memanggil saudara dalam pelayanan di GKJ Ambarawa?
2.Komitmen.
Apa yang akan saudara kerjakan jika saudara merasa dipanggil Tuhan dalam pelayanan di GKJ Ambarawa?
Sharing II
MENYERTAKAN "PBC" KE DALAM KALENDER ANDA
"Dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (Yesaya 9:6)
Pernahkah Anda mengalami peristiwa seperti ini, kepala Anda masih ada di atas bantal pada suatu pagi, lalu mendengar alarm berdering, dan bersiap‐siap untuk mandi, tapi tiba‐tiba Anda memikirkan tentang masalah sulit yang harus Anda selesaikan? Bahkan sebelum Anda melangkah ke kamar mandi, masalah tersebut telah menyerbu pikiran Anda.
Mungkin Anda sedang menghadapi masalah dengan putra atau putri Anda dan menegur mereka mengenai sesuatu yang Anda temukan; atau mungkin Anda ingin memecat seorang pegawai Anda; atau mungkin Anda harus menghadapi manajer Anda; atau bisa juga Anda harus menghadapi komitmen bisnis yang telah memburuk.
Apa pun masalahnya, lebih mudah untuk membayangkan tidur kembali dan berharap masalah itu menghilang dengan sendirinya.
Namun, Anda tahu itu tidak mungkin.
Pada saat seperti itu, Anda menghadapi dua pilihan penting. Mencoba menangani sendiri. Atau menghadapinya bersama Pelatih Anda, yaitu "Penasihat Ajaib Anda".
Entah Anda berusaha menjalaninya sendirian atau memohon bimbingan, kekuatan, dan pertolongan Allah untuk situasi tersebut, tergantung dari relasi Anda dengan Dia. Jika selama ini Anda selalu mengabaikan Allah, agaknya Anda akan berusaha melakukannya seorang diri.
Di lain pihak, jika Anda selalu menggunakan tiga kunci penting untuk membangun relasi Anda dengan Allah, tampaknya Anda akan berpaling kepada Allah.
Ketiga kunci ini sederhana, namun ampuh, dan kunci itu membukakan pintu untuk bukan hanya menangani tekanan-tekanan secara lebih efektif, tetapi untuk menikmati kasih, sukacita, dan kedamaian selama hidup Anda.
MENYERTAKAN "PBC" DALAM KALENDER SEHARI‐HARI
Perhatikan ketiga kunci rumusan ini, "P" artinya "praying" (berdoa), "B" untuk "Bible" (membaca Alkitab), dan "C" untuk "character" (karakter Allah). Mampu menerapkan PBC dalam kalender Anda akan memberi Anda fokus, penyelesaian, dan energi yang lebih besar.
"P" UNTUK PRAYING (BERDOA)
"Bapa kami yang ada di sorga ...." (Matius 6:9)
Karena doa berarti berbicara dengan Allah, mudah untuk melihat betapa pentingnya hal ini di dalam membangun relasi Anda dengan‐Nya. Untuk sesaat, lihat relasi tersebut dari sisi yang lain. Bayangkan Anda berada dalam sebuah ruangan bersama seseorang kepada siapa Anda telah memberi banyak hadiah yang berharga. Orang tersebut mengerjakan banyak hal dengan hadiah‐hadiah itu, namun tidak pernah mengatakan apa‐apa kepada Anda.
Paling tidak, tindakan ini akan memperenggang relasi tersebut. Dan itulah yang kita lakukan jika kita tidak berbicara dengan Allah. Selain itu, kita merindukan bimbingan dan kuasa‐Nya. Jadi, kuncinya adalah mengingat bahwa Anda dapat berbicara dengan‐Nya mengenai apa pun dan segala sesuatu, dan Anda dapat melakukannya kapan pun. Di dalam Mazmur, kita diberitahu bahwa Allah berpaling dan mendengar kita:
"Aku sangat menanti‐nantikan Tuhan, lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong." (Mazmur 40:1)
Doa tidak selalu menempati tempat utama dalam hati saya. Setelah melajang selama hampir seluruh hidup saya, saya menikah ‐‐ pasti Anda telah menebaknya ‐‐ dengan seseorang yang memiliki kepribadian yang teratur. Sebelum pernikahan kami, saya memberitahukannya bahwa saya adalah seorang yang tidak teratur, tetapi saat itu ia tidak percaya.
Waktu berubah saat saya menikahi duda dengan tiga anak remaja ini dan pindah dari kondominium yang tenang di San Francisco ke sebuah rumah yang sibuk di pinggiran kota. Ketika pernikahan dan anak‐anak tiri tidak memenuhi mimpi saya tentang percintaan dan kebahagiaan, suatu malam saya menemui sahabat saya, Elizabeth, yang telah menolong saya mempelajari Alkitab dan memercayai Yesus, dan memohon, "Apakah ada jalan keluar yang alkitabiah dari pernikahan ini?"
Kehidupan saya berubah arah saat ia menyentuh tangan saya, menatap mata saya, dan menjelaskan, "Tidak. Tidak ada jalan keluar yang alkitabiah dari pernikahanmu, kecuali kamu menjadi seorang wanita pendoa."
Tanggapan yang tidak diduga‐duga ini membukakan pintu menuju kuasa penyembuhan dari doa, sukacita dari iman, dan kejutan berupa waktu yang melimpah dalam hidup saya.
Kisah saya mengenai bagaimana Allah dapat memulihkan suatu pernikahan melalui doa, ditambah langkah‐langkah praktis untuk menjadi seorang pendoa terangkum dalam buku "The Prayer Box Gift: Encouraging Yourself and Others to Pray" (karangan Dru Scott Decker, San Francisco: BridgeCross Press, 2001). Sebagai seorang wanita yang bahagia saat ini, sungguh suatu hak istimewa untuk membagikan cara‐cara yang ampuh dan praktis ini untuk membangun relasi Anda dengan Allah dan keluarga Anda. Jika Anda dapat mendoakan diri Anda sendiri, keluarga Anda, dan dunia dalam waktu 2 atau 3 menit, Anda akan menikmati cara‐cara yang cepat dan mudah ini, yang mendorong Anda untuk berdoa seperti dalam Kitab Suci dan mengubah doa‐doa yang dipanjatkan dalam keadaan darurat menjadi suatu lukisan yang ditenun sepanjang hari‐hari Anda.
"B" UNTUK BIBLE (MEMBACA ALKITAB)
"Tetapi Yesus menjawab: `Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah.`" (Matius 4:4)
Selain berdoa dan berbicara dengan Allah, kita membutuhkan sisi lain dari komunikasi ‐‐ mendengarkan Allah. Dan cara terbaik untuk mendengarkan Allah dan menerima bimbingan‐Nya adalah dengan membaca Alkitab setiap hari. Anda mungkin membacanya hanya selama beberapa menit atau beberapa jam. Kuncinya adalah memohon agar Allah
menunjukkan kepada Anda apa yang Ia ingin Anda ketahui, pelajari, atau gunakan. Bacalah sampai timbul gagasan tertentu. Sesuatu yang ada relevansi khusus dengan Anda. Tandai di dalam Alkitab untuk membantu Anda memfokuskan diri pada ayat itu. Jika tidak ada yang istimewa, mintalah agar Allah tetap menanamkan firman‐Nya di dalam hati Anda.
Kita tahu bahwa waktu yang diluangkan untuk membaca dan mempelajari Alkitab merupakan suatu investasi untuk hari ini dan masa yang akan datang.
"Firman‐Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105)
Apa yang Terjadi Saat Anda Meluangkan Waktu 15 Menit Setiap Hari untuk Membaca Alkitab?
Ketika saya menyarankan membaca Alkitab sepanjang tahun, orang‐orang sering kali menjawab dengan dua penolakan.
Yang pertama biasanya adalah, "Saya tidak punya waktu". Ada rasa lega saat mereka mendengar bahwa hanya dibutuhkan 15 menit setiap harinya.
Penolakan kedua adalah: "Tetapi ada hal‐hal di dalam Alkitab yang tidak saya pahami." Penolakan ini terjawab ketika suatu malam saya mendorong pintu, merasa ragu‐ragu, dan melangkah masuk ke dalam kelas Konservatori Musik untuk menyanyikan lagu Messias. Keraguan saya semakin bertambah ketika kartu pendaftaran meminta setiap orang untuk mengisi kategori sopran, alto, tenor, atau bas. Saya merasa yakin mengenai kotak‐kotak untuk tenor dan bas, tetapi saya tidak tahu perihal kotak‐kotak untuk sopran atau alto.
Sebelum saya memutuskan, seorang anggota staf di meja berikutnya menyerahkan sebuah buku musik lagu Messias.
Saat saya membuka buku yang tebalnya satu inci itu dan memandang satu halaman, lebih banyak not‐not daripada yang bisa saya hitung menatap balik kepada saya.
Satu pertanyaan memenuhi benak saya, "Apa yang sedang aku lakukan di sini?" Tetapi saya memutuskan untuk menyingkirkan rasa takut saya dan memercayai antusiasme seorang teman mengenai kelas yang dipimpin guru ini selama liburan Natal yang lalu.
Ketika saya berhasil menemukan tempat duduk, perasaan lega melanda saya ketika sang guru, Michael Matson, berdiri di samping piano dan menyambut grup tersebut dengan pesan ini: "Ingat tujuan dari pelajaran ini. Tidak peduli seperti apa kemampuan musikal Anda, Anda ada di sini untuk menikmati lagu Messias dan mendapatkan lebih banyak not lagi setiap tahun."
Memperoleh Lebih Banyak Not Setiap Tahunnya
Pesan yang sama juga berlaku untuk pembacaan Alkitab. Dapatkan lebih banyak makna setiap kalinya. Jangan ragu untuk membacanya hanya karena Anda tidak memahami semuanya. Kekayaan firman Allah akan terus memberikan bimbingan dan menyingkapkan misteri untuk mengenal Pencipta Anda. Setiap kali Anda membuka Alkitab, berdoalah dan mintalah agar Allah menunjukkan kepada Anda apa yang Ia ingin agar Anda lakukan. Bacalah Alkitab sepanjang tahun dan ingat rahasianya: dapatkan lebih banyak not setiap tahun.
Selain pembacaan harian Anda, carilah sumber‐sumber lain untuk menjawab pertanyaan‐pertanyaan Anda. Tanyakan pendeta Anda. Tanyakan orang‐orang yang mengajar kelas‐kelas pendalaman Alkitab. Kunjungi toko buku Kristen favorit Anda dan mintalah uraian‐uraian yang akan memberi Anda wawasan yang lebih dalam. Saat Anda terus mempelajari Alkitab setiap hari, Anda akan menemukan bahwa itu merupakan gudang harta berupa ide‐ide praktis dan penuh ilham.
Investasikan waktu 15 menit sehari dan Anda dapat menyelesaikan membaca Alkitab dalam setahun. Ingat, kekuatannya adalah mengerjakannya setiap hari.
"C" UNTUK CHARACTER (KARAKTER ALLAH)
"Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti‐henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan‐Nya serta berkenan kepada‐Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah." (Kolose 1:9, 10)
Saat kembali pada pola P untuk doa, B untuk membaca Alkitab, dan C untuk berusaha memahami karaker Allah, Anda mungkin bertanya, "Mengapa saya harus meluangkan waktu untuk memahami karakter Allah?" Meskipun ada banyak manfaatnya, salah satunya yang mengherankan orang‐orang adalah saat Anda memahami karakter Allah, Anda dapat menghilangkan beberapa item dari daftar hal‐hal yang harus Anda lakukan. Pikirkan tiga hal berikut ini:
1. Merasa benci dengan cara seseorang memperlakukan Anda. Membalas dendam bukanlah hal yang harus Anda
lakukan. Itu adalah hak Allah. Allah mengatakan: "Hak‐Kulah dendam dan pembalasan." (Ulangan 32:35)
2. Merasa gagal. Kita membaca bahwa Allah adalah Allah yang memberikan harapan dan awal yang baru.
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat‐Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan."
(1 Petrus 1:3)
3. Merasa benar‐benar sendirian. Alkitab meyakinkan kita bahwa Tuhan adalah Gembala, Penghibur, dan Penyelamat kita yang berkuasa.
"Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama‐Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada‐Mu dan tongkat‐Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa." (Mazmur 23:1‐6)
Ketika Elizabeth memberi saya sebuah gelas bergambar gembala dan seekor domba, ia tidak tahu bahwa hadiahnya itu akan mengawali koleksi gelas bergambar domba milik saya. Ketika seorang sahabat lain, Crissie, memberi saya buku tentang domba, ia tidak tahu bahwa buku itu akan membuat saya menitikkan air mata saat saya membuka halaman-halamannya. Buku ini menjelaskan tentang karakter dan tindakan seorang gembala yang penuh kasih yang sedang menggembalakan domba‐dombanya dan seperti apa domba‐domba itu. Di dalam "A Shepherd Looks at Psalm 23", Philip Keller menjelaskan apa yang mungkin menimpa seekor domba yang tidak memiliki relasi setiap saat dengan gembalanya. Seekor domba sering mengendus‐ngendus tanah untuk menemukan rumput di tempat yang biasa ada dan sekarang tidak ada lagi. Seekor domba bisa berbaring, dengan tidak sengaja berguling pada punggungnya dan menendang‐nendang udara, dan tidak bisa berdiri lagi. Atau seekor domba dapat mengikuti pemimpin yang menyesatkan sampai ke pinggir tebing dan terjatuh.
Seekor domba memerlukan gembala yang baik agar senantiasa dibimbing. Itulah sebabnya mengapa Yesus mengatakan kepada kita di dalam Injil Yohanes, "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya"(Yohanes 10:11). Dapatkah Anda bayangkan seekor domba mengatakan pada gembalanya, "Sampai bertemu lagi jika saya menghadapi masalah besar," lalu berlari sendirian menuju lapangan berikutnya? Seperti domba itu, kita membutuhkan bimbingan dari Gembala yang Baik dalam relasi dari hari ke hari.
Jika Anda ingin tahu hal‐hal yang tidak boleh ada di dalam daftar hal‐hal yang harus dilakukan dan hal‐hal yang harus dilakukan, berpalinglah pada Gembala yang Baik. Ubahlah daftar itu menjadi hal‐hal yang harus Anda doakan. Carilah jawabannya dari Allah di dalam relasi Anda dengan‐Nya. Bertumbuhlah di dalam pengenalan akan Dia dan karakter‐Nya.
PBC dan Melakukannya Setiap Hari
"Tuhan, kasihanilah kami, Engkau kami nanti‐nantikan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan‐Mu." (Yesaya 33:2)
Tidak seorang pun pernah menarik saya ke pinggir setelah suatu presentasi untuk menanyakan saya apa pentingnya doa setiap hari, pembacaan Alkitab, dan berusaha lebih mengenal karakter Allah. Namun demikian, banyak sekali orang menanyakan ke saya tentang bagaimana cara memelihara pertemuan yang konsisten dengan Allah setiap hari. Dan itulah bidang yang dahulu saya geluti hingga proses sederhana ini muncul. Orang‐orang yang menggunakan ide ini memeluk saya dan berterima kasih pada saya karena ide ini begitu sederhana dan ampuh.
Inilah dia. Belilah kalender yang menunjukkan satu tahun penuh dalam satu halaman dan taruh di suatu tempat di mana orang‐orang dalam hidup Anda dapat melihatnya. Di ruang keluarga, dinding di samping telepon, tempat kerja Anda di rumah, di suatu tempat di mana Anda, dan orang lain dapat melihatnya. Lalu, setiap hari saat Anda selesai berdoa, mempelajari Alkitab, dan berusaha mengenal karakter Allah, hampiri kalender itu dan tuliskan PBC pada tanggal hari itu.
Anda dapat melihat betapa memotivasinya proses ini. Hanya ada satu hari dalam setahun di mana Anda dapat menuliskan sesuatu di dalam kotak untuk hari ini, namun demikian, Anda dan orang lain dapat melihat kalender itu selama satu tahun penuh! Dan keluarga serta teman‐teman Anda akan melihatnya.
Berikut ini adalah variasi yang memberi ilham. Jane mulai mempelajari Alkitab, memercayai Kristus, lalu ingin agar suaminya juga mengasihi Yesus. Rekomendasinya yang penuh semangat kepada suaminya tidak diterima dengan baik. Ia patah semangat, tetapi terus berdoa. Lalu ketika ia sedang berdiri di kamar mandi mereka, ia menatap dinding dekat pintu dan berkata, "Di situlah tempatnya." Ia menggantungkan kalender bulanan, terus mendoakan suaminya, terus menerapkan apa yang diajarkan Tuhan kepadanya, berhenti bicara tentang gereja, Yesus, atau Alkitab, dan menuliskan PBC setiap hari pada kalender di mana ia melakukannya. Belum 3 bulan berlalu, suaminya bertanya tentang kalender itu dan memutuskan bahwa ia juga ingin mempraktikkan PBC. Dalam waktu 6 bulan sejak memulai kebiasaan ini, suaminya bertanya kepada seorang teman saat sarapan bagaimana ia dapat memperbaiki relasinya dengan Allah.
Jika Anda berjuang untuk konsisten dengan pertemuan Anda setiap hari dengan Allah, Anda boleh menggunakan kalender tahunan ini. Anda akan gembira menyaksikan hasilnya, dan Anda akan siap untuk menemukan rahasia bagaimana menemukan kekuatan yang lebih besar dalam waktu Anda.
Pertanyaan Sharing:
1.Praying
Apakah saudara memiliki kebiasaan Praying yang teratur? Apa manfaat yang saudara rasakan?
2.Bible.
Apakah saudara memiliki kebiasaan membaca dan merenungkan Bible yang teratur? Apa manfaat yang saudara rasakan?
3.Character
Apakah saudara merasakan ada perubahan Character kearah character Allah?
Mereka yang menempuh jalan spiritual harus memperhatikan perbedaan antara kelakuan orang kebanyakan dan peminat kehidupan rohani. Orang biasa tidak memiliki daya tahan atau ketabahan, tetapi ia sombong. Ia penuh dengan hawa nafsu dan keinginan yang berhubungan dengan dunia dan dalam hal itu ia berusaha memperoleh kepuasan hidup.
Manusia spiritual adalah mereka yang selalu merenungkan kemulian Tuhan dengan tiada putusnya bagaikan gelombang samudra. Ia mengumpulkan harta keseimbangan batin dan cinta yang sama bagi semua makhluk. Ia puas dalam keyakinan bahwa segala sesuatu adalah milik Tuhan dan tidak ada apapun juga yang merupakan miliknya.
Tidak seperti orang kebanyakan, mereka yang menempuh kehidupan spiritual tidak mudah menyerah bila mengalami kesedihan, kerugian, perubahan-perubahan yang tidak terduga, kemarahan, kebencian atau egoisme, lapar atau haus. Semuanya itu selalu dibawa kepada permenungan yang tiada putusnya pada Tuhan.
Sebaliknya, bertengkar mengenai hal-hal yang sepele, lekas kehilangan kesabaran, merasa sedih karena kekecewaan-kekecewaan kecil, menjadi marah karena terhina sedikit saja, cemas karena lapar dan haus, hal-hal tersebut bukanlah sifat khas seorang peminat kehidupan rohani. Beras tidak sama dengan nasi. Beras yang keras menjadi lunak setelah dimasak. Sejumlah orang seperti beras yang sudah dimasak (nasi); bersifat lembut, manis, menyenangkan dan tidak berbahaya. Sebagian seperti beras yang mentah; keras, angkuh dan penuh kekaburan batin. Sudah jelas, kedua jenis manusia ini adalah manusia yang berjiwa. Mereka yang tenggelam dalam khayal lahiriah dan kebodohan sifat-sifat duniawi adalah orang biasa. Sedangkan mereka yang tenggelam dalam hasrat untuk memperoleh pengetahuan sejati tentang Tuhan adalah para peminat kehidupan rohani.
Bahan Refleksi 2.
Bapak dan Ibu yang terkasih, saya mau mencoba memberi suatu gambaran yang sangat sederhana bagaimana kita harus belajar rendah hati. Ini teori yang sangat sederhana, walau prakteknya tidak sesederhana teorinya.
Saya mendapat gambaran ini dari seorang teman yang kebetulan ketika saya ajak untuk ikut sel yang bersangkutan bersedia, meskipun setelah itu tidak pernah muncul lagi. Tetapi kehadirannya yang hanya sekali itu, ternyata melalui dia, Tuhan memberikan suatu pengajaran penting bahwa kerendahan hati itu sebenarnya begitu sederhana. Mari kita ikuti teori matematika dibawah ini :
Kita semua tahu bahwa :
1 : 2 = 1/2
1 : 3 = 1/3
1 : 4 = 1/4
Ketika Angka PEMBILANG (angka 1) dibagi dengan angka PENYEBUT (2, 3 & 4) yang semakin membesar, maka hasilnya akan semakin mengecil.
Kemudian, kita coba lihat yang dibawah ini :
1 : 1/2 = 2
1 : 1/3 = 3
1 : 1/4 = 4
Ketika Angka PEMBILANG (angka 1) dibagi dengan angka PENYEBUT (1/2, 1/3 & 1/4) yang semakin mengecil, maka hasilnya akan semakin membesar.
Lalu … berapakah hasil dari 1 : 0 = ?
Hasilnya adalah 1 : 0 = tak terhingga
Apa artinya ?
Kita umpamakan angka PEMBILANG (angka 1) adalah TUHAN dan AngkaPENYEBUT (pembagi) adalah DIRI SENDIRI. Sedangkan HASIL-nya adalah gambaran dari PERAN TUHAN dalam hidup kita.
TUHAN : DIRI SENDIRI = PERAN TUHAN dalam hidup kita
Dari gambaran tersebut kita bisa melihat dan menarik kesimpulan bahwa :
Semakin DIRI SENDIRI merasa besar, merasa hebat, merasa dapat melakukan segalanya dengan kekuatan sendiri dan merasa selalu yang paling benar, maka PERAN TUHAN dalam hidup kita akan semakin mengecil
Sebaliknya,
Ketika DIRI SENDIRI diposisikan sebagai mahluk lemah, tak berdaya, hanya debu, semakin merasa kecil dihadapan TUHAN, maka PERAN TUHAN dalam hidup kita akan semakin besar
Mari kita coba kutip beberapa contoh dari Kitab Suci :
1. Yohanes 3 : 30 > “ Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”. Kita semua tahu siapa Yohanes Pembaptis. Ia seorang nabi besar yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan, namun ia tetap memposisikan dirinya kecil dihadapan Yesus.
2. Santo Paulus, walau ia seorang penginjil besar dan luar biasa, Ia tetap merasa tidak punya alasan untuk memegahkan dirinya sendiri (1 Kor 9 : 16 ), bahwa kesanggupannya memberitakan Injil adalah pekerjaan Allah (2 Kor 3 : 5) dan ia merasa bahwa didalam kelemahannyalah, maka ia kuat (2 Kor 12 : 9 – 10)
3. Yesus tidak mempertahankan kesetaraan-Nya dengan Allah sebagai sesuatu yang harus dipertahankan, IA merendahkan diri-Nya, mengosongkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib (Filipi 2 : 1 – 11).
Demikian sharing ini saya sampaikan. Kehadiran seorang teman, walau hanya sekali, jangan pernah diabaikan, mungkin dia sedang dipakai Tuhan untuk memberikan suatu pengajaran penting bagi kita.
TUHAN Memberkati kita semua. Amin.
“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga … “. Inilah sekelumit Sabda Yesus yang terdapat pada perikop Matius 18 : 1 – 5. Saya yakin, kita sangat sering mendengar Sabda Yesus ini. Saya sendiri kembali mendengarnya ketika diadakan Misa di Lingkungan kami Selasa 10 Agustus 2010 yang baru lalu. Entah kenapa, saya terdorong untuk menulis sesuatu tentang bacaan ini yang menurut saya sangat baik untuk menjadi bahan permenungan pribadi bagi siapa saja yang saat ini aktif dalam pelayanan gerejawi. Mengapa, karena konteksnya sama yaitu pertanyaan“Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” seperti yang ditanyakan oleh murid-murid Yesus, seringkali juga muncul dalam benak para pelayan-pelayan Kristus saat ini, walau mungkin bukan dalam konteks Kerajaan Allah.
Sifat Manusia
Sepertinya sudah menjadi sifat manusia kalau dirinya sangat ingin dihargai, dihormati, dianggap, diakui perannya dan tentunya dengan memangku jabatan yang sangat penting. Tak terkecuali para murid Yesus. Sebelum sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, para murid memiliki persepsi yang salah tentang mesianitas. Dalam benak mereka, seperti kebanyakan persepsi masyarakat Yahudi pada saat itu, Mesias adalah seseorang utusan Yahwe yang akan membebaskan mereka dari penjajahan bangsa lain (Romawi). Mesias ini akan berperan sebagai Raja duniawi yang akan memimpin mereka sebagai bangsa terpilih. Israel sangat memimpikan kembalinya kejayaan seperti pada masa Daud, raja kebanggaan orang Israel.
Pertanyaan murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga tak terlepas dari persepsi mereka tentang seorang Mesias yang akan membebaskan mereka dari bangsa Roma dan Yesus kemudian tampil menjadi raja mereka. Tak heran, mereka sibuk memikirkan dan membayangkan posisi mereka kelak. Kita juga mungkin masih ingat permintaan Ibu Yakobus dan Yohanes kepada Yesus untuk menempatkan anak-anak mereka disisi kiri dan kanan Yesus saat Yesus kelak menjadi raja (Mat 20:20-28).
Sifat Anak Kecil
Apa yang ada dibenak kita ketika harus mempersepsikan seorang anak kecil ? Kepolosan, apa adanya, jujur. Ibarat selembar kertas, dia masih putih, bersih belum ada tulisan apapun diatasnya. Ya .. kurang lebih seperti itulah yang disampaikan Romo saat homili pada Misa Lingkungan yang saya ceritakan diatas, kita memang sering mendengar seperti itu dan ini tidak salah.
Saya akan mencoba menawarkan sebuah pandangan lain yang mungkin akan membantu kita merenung dan sebagai bahan untuk melihat kedalam diri kita masing-masing.
Pertama, seorang anak kecil pastilah belum mampu memutuskan segala sesuatu yang menyangkut hidupnya berdasarkan keputusannya sendiri. Seorang anak menggantungkan hidupnya kepada orang tuanya. Seorang anak kecil sangat percaya kepada orang tuanya tanpa banyak tanya. Seorang anak kecil sepenuhnya pasrah pada kehendak orang tuanya. Dalam konteks kerohanian, inilah yang disebut dengan IMAN. Iman adalah sebuah bentuk kepasrahan total kepada kehendak dan rencana Allah semata. Artinya juga, bahwa kita berani dan mau menanggalkan segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Allah dan hanya melakukan apa yang menjadi kehendak-NYA saja. SETIA dan TAAT adalah ungkapan iman yang sesungguhnya. Apakah ini terdengar abstrak ? Bagaiamana wujud sebuah kepasrahan ? Jangan bingung. Mulailah segala sesuatu didalam DOA. Letakkanlah segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita di dalam terang iman artinya berfikir, berkata dan berbuat sebagaimana Yesus berfikir, berkata dan berbuat.
Kedua. Anak kecil, sebagaimana juga seorang Perempuan, adalah warga kelas dua bagi masyarakat Yahudi pada jaman Yesus dan sebelumnya. Kita masih ingat ketika Yesus menggandakan 5 roti dan 2 ekor ikan (Mat 14:13-21). Yang tercatat ikut makan adalah lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak (ayat 21). Perempuan dan anak-anak tidak termasuk hitungan.
Apa artinya ? Menjadi murid Yesus, menjadi pengikut Yesus, apalagi menjadi pelayan Yesus harus siap untuk tidak dihargai, tidak dihormati, tidak dianggap, tidak diakui perannya. Menjadi pelayan adalah salah wujud keikutsertaan kita didalam tugas perutusan. Seperti Kristus keluar dari Surga, datang kepada manusia untuk membagi kasih dan membawa manusia kepada keselamatan, kita orang-orang Kristen sebagai murid-murid Yesus juga dipanggil untuk hal yang sama. Kita harus keluar dari diri sendiri, menjadi seorang utusan dan menjadi hamba bagi orang lain. “ ….. sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” (Yoh 20 : 21).
Menjadi seorang utusan pertama-tama bukanlah untuk mencari nama besar ataupun jabatan penting tetapi justru untuk memuliakan Bapa-mu yang disurga (Mat 5 : 16). Bahkan St. Paulus mengatakan bahwa upahku ialah boleh memberitakan Injil tanpa upah (bdk 1 Kor 9 : 18), maksudnya supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1 Kor 9 : 27). Disini jelas bahwa kegiatan pelayanan Kristiani haruslah pertama-tama dan terutama adalah mewartakan kabar baik, berbagi kasih dan memuliakan nama Tuhan, bukan untuk membangun popularitas diri sendiri. ” …. sebab orang-orang yang seperti itulah yang punya Kerajaan Surga” (bdk Mat 19 : 14).
Tuhan Memberkati.
Bahan Refleksi 4.
Kasih dalam Pelayanan, Peduli dalam Tindakan
Tema kita kali ini, sedap didengar, enak dibaca, tetapi tidak mudah untuk dilakukan, mengapa? Karena hal itu bertentangan dengan watak dan sikap kita masing–masing. Jujur saja, siapa sih yang suka melayani? Apalagi dengan penuh cinta-kasih.
Hal ini diharapkan bukan sekadar slogan kosong, tetapi merupakan wujud kepedulian kita yang kita konkretkan dalam tindakan nyata. Oke-lah kalau itu sekali–kali kita lakukan, boleh. Tetapi kalau itu lalu menjadi “habit” kita, nanti dulu. Masalahnya ialah, kita sudah begitu akrab untuk dilayani, bukan melayani. Sejak kecil sampai dewasa kita tidak terbiasa melayani, apalagi mengembangkan jiwa pelayan.
Kalau toh memang demikian, apakah tema kita kali ini bukan sekadar mimpi indah yang perlu kita buang saja, karena toh tidak realistik? Tidak juga sih, karena untuk menjangkau realitas yang kita inginkan, diperlukan sebuah mimpi juga. Mimpi bisa menjadi sebuah langkah awal dari serangkaian tindakan–tindakan nyata bagi terwujudnya mimpi itu sendiri. Hal itu berarti pula menuntut kita untuk melakukan “perubahan” dan berani keluar dari situasi status quo.
Masalahnya sekarang ialah ke arah mana perubahan itu kita lakukan. Sebab kita mau berubah bukan asal berubah, tetapi ada goal, ada cita–cita yang mau kita capai, yaitu berubah ke arah Dia yang mengutus kita. Yesus berkata, “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kaki-mu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling mem-basuh kakimu, sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, atau pun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya.” (Yohanes 13:13-16).
Ketika kita benar–benar menempatkan Dia sebagai penguasa hidup kita, maka guru dan tuhan kita bukan lagi kepandaianku, kekayaanku, jabat-anku, dan sebagainya, tetapi benar–benar Allah yang telah menyatakan diri dalam Yesus Kristus. Dan Penguasa yang telah menyelamatkan kita adalah Dia yang telah memberikan keteladanan tentang pelayanan dan kepedulian sedemikian rupa sebagaimana yang didemonstrasikan dalam Yohanes 13. Inilah yang sekarang harus menjadi watak dan sikap kita.
Spirit pelayanan dan kepedulian itu bukan ada pada diri kita, tetapi karena iman kita kepada-Nya. Oleh karena itu, ketika kita benar–benar ingin mewujud-nyatakan kasih dalam pelayanan, dan peduli dalam tindakan, maka kita harus terus menerus menggali di dalam iman kita kepada Dia, dan itu berarti kita harus berani terus menerus me-rubah sikap dan watak diri kita ke arah Dia yang memiliki kita, apa-lagi ketika kita benar–benar me-nyadari status dan keberadaan kita sebagai hamba-Nya, seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Amin.
Bahan Refleksi 5.
A Journey To The Unknown – And Blessing Others
Kejadian 12:1-9
Percaya atau tidak, untuk menjadi berkat kita tak perlu berada pada posisi yang stabil, mapan dan serba terpenuhi. Kisah pemanggilan Abram sangat mengganggu cara pikir orang-orang yang beranggapan bahwa kita harus sudah memiliki banyak untuk bisa memberi berkat. Janji Tuhan bahwa Abram akan menjadi berkat dibarengi dengan undangan Tuhan kepadanya untuk pergi “ke negeri yang akan Kutunjukkan,” sebuah tempat yang tidak dikenal, sebuah ketidakpastian-a journey to the unknown. Di sanalah ia akan menjadi berkat.
Di balik itu jelaslah kiranya, bahwa pada akhirnya mengapa Abram, atau kini pada giliran kita, mengapa kita diberkati. Bukan karena kita berhak atas privilese dari Tuhan. Berkat senantiasa diberikan demi “semua,” walaupun melalui kita. Bahkan kita dipanggil untuk menempuh the journey to the unknown itu adalah demi kepentingan yang lebih luas ketimbang diri kita. Maka pertanyaannya, beranikah kita—seperti Abram—memenuhi panggilan itu? Dan bersediakah kita mensyukuri berkat yang kita terima, dengan menjadi berkat?
Panggilan untuk menjadi berkat dalam kisah the journey to the unknown selalu saja mengarah bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, melainkan lebih pada bagaimana kita dipanggil untuk memberdayakan yang lain. Oleh karena itu bakat serta berkat yang melimpah, bahkan karunia apa pun yang dianugerahkan kepada kita, apabila tidak untuk membangun yang lain, maka akan sia-sia belaka. Karena itu, bersiaplah menjadi berkat bagi yang lain.
A journey to the unknown … sebuah perjalanan panjang yang tidak pernah diketahui ujungnya oleh Abram. Ketika Abram berhenti sejenak di Sikhem, ada yang Tuhan telah tunjukkan. Di situlah Abram boleh bersyukur. Namun itu bukanlah akhir perjalanan. Masih banyak lagi yang Tuhan akan tunjukkan … dan masih banyak lagi yang Abram harus lakukan dalam rangka menjadi berkat! Karena itu, menjadi berkat bukan saja menuntut kesediaan dan keberanian memenuhi panggilan-Nya, tetapi juga menuntut kesetiaan kita untuk terus menjadi saluran berkat-Nya.
Jadi, a journey to the unknown bukanlah tindakan nekad dari seorang yang belum mapan, dengan berdalih “menjadi berkat” sambil memperdaya orang lain, melainkan sebuah langkah iman kita, untuk bersedia berjalan sesuai pimpinan Tuhan, menghadapi berbagai tantangan sampai mati. Niscaya, Ia pun akan memberkati kita di sepanjang perjalanan itu, agar kita juga menjadi berkat, serta bahagia!
Refreshing 1
MARI KITA TERTAWA NGAKAK Wkwkwkwkwk ¦.
-------------------------------------------------------------------
Seorang nenek yang sedang puasa tiba-tiba sakit kepala. Nenek itu langsung mengambil Bodrex dan menelannya. Cucunya bertanya : “Lho nenek kan lagi puasa kenapa makan bodrex”, dengan santai nenek itu menjawab:”Itulah okenya Bodrex dapat diminum kapan saja” Wkwkwkwkwk..
-------------------------------------------------------------------
Dua pengemis sedang ngobrol,
Pengemis 1: Saya ini sebenarnya keturunan orang kaya, harta kekayaan keturunan saya nggak habis dimakan tujuh keturunan.
Pengemis 2 : Lho kenapa ente jadi hidup kayak gini, miskin dan melarat.
Pengemis 1 : Ya, soalnya saya keturunan yang kedelapan. Wkwkwkwkwk.
----------------------------------------------------------------------------
Ada seorang ibu heran melihat hasil pekerjaan anaknya dalam mengerjakan PR matematika, karena anaknya menulis : 1+1=Yesus; 2+2=Yesus; 3+3=Yesus; 4+4=Yesus, kemudian ibu itu bertanya kepada anaknya: “mengapa semua soal kamu jawab dengan Yesus”.
Lalu anaknya menjawab: “Tadi waktu mama nelpon sama teman mama saya dengar mama bilang semua jawaban dari persoalan adalah Yesus”. Wkwkwkwkwk
-----------------------------------------------------------------------------
Setiap kali kamu ditolak oleh perempuan janganlah frustasi, lihatlah kecermin dan lihat siapa yang ada dalam cermin itu tunjuk dia dan katakan : kamu ganteng!, kamu ganteng! Pasti itu akan membuatmu tenang dan bersemangat lagi, tetapi jangan terlalu sering sebab berbohong itu dosa! Wkwkwkwkwk..
----------------------------------------------------------------------------
Sepasang suami istri baru menikah, suami ingin memberi kejutan pada sang istri. Mari kta pergi tapi matamu harus ditutup, sang istri hanya menurut saja saja, mereka pergi dan sampai ditempat tujuan.
Sampai ditujuan suasana sepi tetapi penutup muka belum boleh dibuka, tiba-tiba sang istri perutnya mules ingin buang angin, tapi masih malu sama suaminya, lalu dia cari alasan minta diambilkan air putih, suaminya pergi mengambil air putih, lalu si istri buang angin keras sekali, suaminya datang membawa air putih , tapi perutnya mules lagi ingin buang angin, sang istri cari alasan minta air yang hangat , suami pergi mengambil air yang hangat, si istri buang angin lagi lebih keras dari yang pertama, demikian terjadi sampai beberapa kali akhirnya si istri merasa lega.
Akhirnya sang suami membuka tutup mata sang istri, si istri kaget sekali karena rumah itu penuh dengan orang, dan disampingnya ada mertuanya, dengan malu sisitri bertanya: “Oh bapak sudah lama disini?”, jawab mertua : “sudah sejak kentut yang pertama”. Wkwkwkwkwk.
-----------------------------------------------------------------------------------
Seorang pendeta menegur seorang pemabuk yang sudah bertahun-tahun selalu minum dan mabok.
Pendeta: "bapak harus berubah jangan minum dan mabok lagi, bertobat ikut Yesus."
Pemabok: "justru saya selalu mengikuti fiman-Nya"
Pendeta :"maksudnya?"
Pemabok:"Dia tidak berubah hari ini sampai selama-lamanya.
Wkwkwkwkwkwk......................... mabok terusssss
---------------------------------------------------------------------------------
Salam sukacita didalam Yesus
-------------------------------------------------------------------
Seorang nenek yang sedang puasa tiba-tiba sakit kepala. Nenek itu langsung mengambil Bodrex dan menelannya. Cucunya bertanya : “Lho nenek kan lagi puasa kenapa makan bodrex”, dengan santai nenek itu menjawab:”Itulah okenya Bodrex dapat diminum kapan saja” Wkwkwkwkwk..
-------------------------------------------------------------------
Dua pengemis sedang ngobrol,
Pengemis 1: Saya ini sebenarnya keturunan orang kaya, harta kekayaan keturunan saya nggak habis dimakan tujuh keturunan.
Pengemis 2 : Lho kenapa ente jadi hidup kayak gini, miskin dan melarat.
Pengemis 1 : Ya, soalnya saya keturunan yang kedelapan. Wkwkwkwkwk.
----------------------------------------------------------------------------
Ada seorang ibu heran melihat hasil pekerjaan anaknya dalam mengerjakan PR matematika, karena anaknya menulis : 1+1=Yesus; 2+2=Yesus; 3+3=Yesus; 4+4=Yesus, kemudian ibu itu bertanya kepada anaknya: “mengapa semua soal kamu jawab dengan Yesus”.
Lalu anaknya menjawab: “Tadi waktu mama nelpon sama teman mama saya dengar mama bilang semua jawaban dari persoalan adalah Yesus”. Wkwkwkwkwk
-----------------------------------------------------------------------------
Setiap kali kamu ditolak oleh perempuan janganlah frustasi, lihatlah kecermin dan lihat siapa yang ada dalam cermin itu tunjuk dia dan katakan : kamu ganteng!, kamu ganteng! Pasti itu akan membuatmu tenang dan bersemangat lagi, tetapi jangan terlalu sering sebab berbohong itu dosa! Wkwkwkwkwk..
----------------------------------------------------------------------------
Sepasang suami istri baru menikah, suami ingin memberi kejutan pada sang istri. Mari kta pergi tapi matamu harus ditutup, sang istri hanya menurut saja saja, mereka pergi dan sampai ditempat tujuan.
Sampai ditujuan suasana sepi tetapi penutup muka belum boleh dibuka, tiba-tiba sang istri perutnya mules ingin buang angin, tapi masih malu sama suaminya, lalu dia cari alasan minta diambilkan air putih, suaminya pergi mengambil air putih, lalu si istri buang angin keras sekali, suaminya datang membawa air putih , tapi perutnya mules lagi ingin buang angin, sang istri cari alasan minta air yang hangat , suami pergi mengambil air yang hangat, si istri buang angin lagi lebih keras dari yang pertama, demikian terjadi sampai beberapa kali akhirnya si istri merasa lega.
Akhirnya sang suami membuka tutup mata sang istri, si istri kaget sekali karena rumah itu penuh dengan orang, dan disampingnya ada mertuanya, dengan malu sisitri bertanya: “Oh bapak sudah lama disini?”, jawab mertua : “sudah sejak kentut yang pertama”. Wkwkwkwkwk.
-----------------------------------------------------------------------------------
Seorang pendeta menegur seorang pemabuk yang sudah bertahun-tahun selalu minum dan mabok.
Pendeta: "bapak harus berubah jangan minum dan mabok lagi, bertobat ikut Yesus."
Pemabok: "justru saya selalu mengikuti fiman-Nya"
Pendeta :"maksudnya?"
Pemabok:"Dia tidak berubah hari ini sampai selama-lamanya.
Wkwkwkwkwkwk......................... mabok terusssss
---------------------------------------------------------------------------------
Salam sukacita didalam Yesus
Refreshing 2
Persamaan 1
Manusia = makan + tidur + kerja + hura-hura
Keledai = makan + tidur
Maka,
Manusia = Keledai + kerja + hura-hura
Maka,
Manusia - hura-hura = Keledai + kerja
Maka,
Manusia yang tidak tau hura-hura = Keledai yang bekerja / Kerja seperti Keledai
Persamaan 2
Pria = makan + tidur + cari duit
Keledai = makan + tidur
Maka,
Pria = Keledai + cari duit
Maka,
Pria - cari duit = Keledai
Maka,
Pria yang tidak tau cari duit = Keledai
Persamaan 3
Wanita = makan + tidur + belanja & habisin duit
Keledai = makan + tidur
Maka,
Wanita = Keledai + belanja & habisin duit
Maka,
Wanita - belanja & habisin duit = Keledai
Maka,
Wanita yang tidak tau belanja & habisin duit = Keledai
KESIMPULAN:
Dari Persamaan 2 Dan Persamaan 3 :
Pria yang tidak tau cari duit = Wanita yang tidak
Tau belanja & habisin duit.
Kata lain :
Pria cari duit AGAR wanita tidak menjadi Keledai ! (Postulat 1)
Dan, Wanita belanja & habisin duit AGAR pria tidak menjadi Keledai!
(Postulat 2) --
jadi sebenarnya
Hobby belanja para wanita itu karena mereka care Dan respect sama sang suami supaya gak dianggap keledai looh.......he. .he..
Jadi, Kita sampai pada ....
Pria + Wanita = Keledai + cari duit + Keledai + belanja & habisin duit
Maka ... Dari Postulat 1 Dan 2, Kita dapat simpulkan :
Pria + Wanita = 2 Keledai yang hidup berbahagia selama-lamanya. ..!!!!
...yipppiiiiiii. ..
BENAR ??? .........
Cuma joke aja......... ..
Jangan terlalu serius !!
Manusia = makan + tidur + kerja + hura-hura
Keledai = makan + tidur
Maka,
Manusia = Keledai + kerja + hura-hura
Maka,
Manusia - hura-hura = Keledai + kerja
Maka,
Manusia yang tidak tau hura-hura = Keledai yang bekerja / Kerja seperti Keledai
Persamaan 2
Pria = makan + tidur + cari duit
Keledai = makan + tidur
Maka,
Pria = Keledai + cari duit
Maka,
Pria - cari duit = Keledai
Maka,
Pria yang tidak tau cari duit = Keledai
Persamaan 3
Wanita = makan + tidur + belanja & habisin duit
Keledai = makan + tidur
Maka,
Wanita = Keledai + belanja & habisin duit
Maka,
Wanita - belanja & habisin duit = Keledai
Maka,
Wanita yang tidak tau belanja & habisin duit = Keledai
KESIMPULAN:
Dari Persamaan 2 Dan Persamaan 3 :
Pria yang tidak tau cari duit = Wanita yang tidak
Tau belanja & habisin duit.
Kata lain :
Pria cari duit AGAR wanita tidak menjadi Keledai ! (Postulat 1)
Dan, Wanita belanja & habisin duit AGAR pria tidak menjadi Keledai!
(Postulat 2) --
jadi sebenarnya
Hobby belanja para wanita itu karena mereka care Dan respect sama sang suami supaya gak dianggap keledai looh.......he. .he..
Jadi, Kita sampai pada ....
Pria + Wanita = Keledai + cari duit + Keledai + belanja & habisin duit
Maka ... Dari Postulat 1 Dan 2, Kita dapat simpulkan :
Pria + Wanita = 2 Keledai yang hidup berbahagia selama-lamanya. ..!!!!
...yipppiiiiiii. ..
BENAR ??? .........
Cuma joke aja......... ..
Jangan terlalu serius !!
Daftar Peserta Retreat PWJ 2011
Ibu Suyanti
Ibu Titik Tugiasti
Ibu Esy Darwani
Ibu Sri Lestari MC
Ibu Elok Sekarwati
Ibu Fransiska Romana Amiyatun
Ibu Christina Suparyatun
Ibu Nugraheni Supriyati
Ibu Yohana Yuliani WA
Ibu Siti Juwariyah
Ibu Wahyu Indah Lestari
Ibu Sri Sumarah
Ibu Aris Sungkawati
Ibu Eliana Pujiasih
Ibu Suwarni
Ibu Yulia
Ibu Sri Maryatini
Ibu Widarsih
Ibu Sugilah
Ibu Minarni
Ibu Sri Suryati
Ibu Sri Arisa
Ibu Tri Rohmiyati
Ibu Titik Maryantini
Buku Panduan Retreat
PWJ 2011
GEREJA KRISTEN JAWA
AMBARAWA