Adven 2 2016

Berharap kepada pembaharuan Tuhan
4 Desember 2016, Minggu kedua Adven (A)
Bacaan: Yesaya 11: 1-10; Mazmur 72: 1-2, 7-8, 12-13, 17; Roma 15: 4-9; Matius 3: 1-12
Pratélan 
SAKRAMEN BUJANA

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sebagaimana telah diwartakan dalam warta Gereja, dalam kebaktian ini kita akan menerima Sakramen Perjamuan, sebagai sarana untuk memelihara iman. Pelayanan Sakramen Perjamuan didasarkan pada perjamuan malam menjelang Tuhan Yesus disalib.
Dalam perjamuan itu Tuhan Yesus mengambil roti, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada para murid, kata-Nya :
Inilah tubuhku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku. Demikian juga dilakukanNya dengan cawan sesudah makan. Ia berkataCawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu yang ditumpahkan bagi kamu. *

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sebagai sarana untuk memelihara iman, Sakramen Perjamuan mengandung maksud:
1. Roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah Tuhan Yesus menunjuk dan mengingatkan bahwa penyaliban dan kematian Tuhan Yesus adalah dasar penyelamatan bagi manusia.
2. Sakramen Perjamuan menunjuk dan mengingatkan bahwa orang-orang percaya merupakan keluarga Allah.
3. Sakramen Perjamuan menunjuk dan mengingatkan ke perjamuan yang sempurna di sorga sebagai kesempurnaan keselamatan.
4. Sakramen Perjamuan menunjuk dan mengingatkan pemberitaan tentang kematian Tuhan Yesus sampai Ia datang.
pertanyaan untuk pengujian diri / pendadaran

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Sebelum kita menerima Sakramen Perjamuan ini marilah kita sekali lagi menguji diri dengan bertanya kepada diri kita masing-masing sebagai berikut :
1. Apakah kita sungguh-sungguh menyadari dan mengakui bahwa kita berada dalam kondisi tidak selamat karena dosa, dan dengan kekuatan serta usaha sendiri, tidak mampu melepaskan diri dari kondisi tersebut, sehingga membutuhkan Juruselamat yang berkuasa melepaskannya ?
2. Apakah kita sungguh-sungguh bertobat dan menyerahkan diri dengan penuh keyakinan  kepada Allah yang menyelamatkan manusia melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus ?
3. Apakah kita sungguh-sungguh bertekad menyerahkan diri untuk hidup sesuai dengan firman-Nya ?
4. Apakah kita sungguh-sungguh bertekad senantiasa menjalani hidup penuh syukur atas anugerah penyelamatan Allah ?

Selaku hamba Tuhan saya menegaskan, bahwa Sakramen Perjamuan disediakan bagi orang yang menyerahkan diri kepada Tuhan Yesus dengan menyesali dosanya, serta memohon pertolongan Tuhan supaya dapat melaksanakan semua perintah Tuhan Allah.
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, marilah kita berdoa :
Ya Tuhan, kiranya Tuhan berkenan memakai Sakramen Perjamuan ini menjadi sarana untuk memelihara iman kami, sehingga kami senantiasa yakin akan keselamatan yang Tuhan anugerahkan kepada kami dalam Yesus Kristus, serta senantiasa memiliki pengharapan akan perjamuan yang sempurna di sorga sebagai kesempurnaan keselamatan.
Amin.

Pendeta turun dari mimbar [dapat diiringi dengan nyanyian] untuk melayankan Sakramen Perjamuan
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Roti dan anggur ini adalah lambang tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus yang dikorbankan untuk mendatangkan keselamatan.
Sebelum kita menerima roti dan anggur dalam Sakramen Perjamuan ini, marilah kita hening sejenak untuk mengingat Tuhan Yesus dalam kemuliaan-Nya di sorga dan memastikan bahwa kehidupan iman kita senantiasa dipelihara dan disegarkanNya seperti roti dan anggur yang dapat menyegarkan tubuh kita.

Pendeta memecah-mecah roti, kemudian membagikan roti itu kepada warga gereja. Selama memecah-mecah roti, pendeta berkata sbb. :

Roti yang dipecah-pecahkan ini adalah lambang tubuh Tuhan Yesus Kristus.
Terimalah dan makanlah, dengan mengingat dan percaya, bahwa tubuh Tuhan Yesus Kristus telah dikorbankan sebagai tebusan yang sempurna untuk membebaskan kita dari dosa.

Pendeta menuangkan anggur ke dalam cawan, kemudian membagikan anggur itu kepada warga gereja. Selama menuangkan anggur, pendeta berkata sbb. :

Anggur dalam cawan ini adalah lambang darah Tuhan Yesus Kristus. Terimalah dan minumlah, dengan mengingat dan percaya, bahwa darah Tuhan Yesus Kristus telah ditumpahkan sebagai tebusan yang sempurna untuk membebaskan kita dari dosa.

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Marilah kita bersyukur dan memuliakan Tuhan yang telah memperkenankan kita menerima Sakramen Perjamuan sekarang ini, serta masing-masing mengucap dalam hati demikian :

Pendeta memimpin pengucapan syukur sbb. :

Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku,  dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali. **
TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar danberlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. ***
Oleh karena itu aku senantiasa akan memberitakan kemuliaan Tuhan sekarang ini sampai selama-lamanya. Amin.

Pendeta memimpin doa syukur, yang isinya disesuaikan dengan pelayanan Sakramen Perjamuan

* (lihat. Lukas 22:19).

Matius 3
1. Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan:
2. "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
3. Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."
4. Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
5. Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.
6. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.
7. Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
8. Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
9. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
10. Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
11. Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
12. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Ada dua cara yang bisa kita lakukan untuk menjalani iman kita.
Kita bisa hidup pasif , atau kita bisa aktif menghidup iman.
Ketika hidup iman kita pasif , kita seperti orang-orang Farisi dan Saduki yang datang untuk dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.
Mereka adalah pemimpin religious dan pemimpin sosial di Israel.
Mereka adalah yang paling terlihat dan anggota aktif dalam komunitas agama mereka.
Mereka tahu apa yang harus dilakukan ketika mereka pergi ke tempat ibadah, mereka tahu semua jenis doa - di permukaan, mereka bisa muncul menjadi model/teladan agama .
Mereka memiliki kepercayaan diri bahwa mereka menjadi " anak-anak Abraham. " Dengan kata lain, secara budaya, mereka orang-orang Yahudi yang baik . Mereka berasal dari  keluarga yahudi dan mengikuti semua adat Yahudi.
Tetapi Yohanes Pembaptis memperingatkan mereka bahwa budaya Yahudi itu saja tidak cukup. "Allah dapat menjadikan anak-anak Abraham dari batu ," katanya.
Agama mereka hanya tampak di permukaan : tidak menyentuh hati mereka .
Kita juga terus-menerus tergoda untuk membuat kesalahan yang sama .
Sedikit demi sedikit, kita bisa menjadi terlalu puas diri hanya karena kita datang ke ibadah minggu, menerima sakramen-sakramen, pergi ke persekutuan ...
Kita bisa menjadi puas karena kita terlihat seperti model Kristen, model budaya Kristen.
Tapi iman yg aktif  jauh lebih dalam daripada itu.
Untuk menjadi pengikut kristus sejati tidak cukup memiliki agama Kristen ,
Kita harus menjadi aktif, berdedikasi, jadi pengikut energik dari Yesus Kristus ,
untuk memiliki persahabatan pribadi dengan dia,
untuk mengetahui dia secara mendalam dan untuk mencintai dia penuh gairah dengan berusaha untuk membangun Kerajaan-Nya .
Ketika hidup iman kita pasif, kita seperti tanaman buatan : kita terlihat bagus, tapi kita tidak berbuah .
Hari ini, Kristus mengingatkan kita untuk menghidupi iman kita lebih serius, sehingga hidup kita dapat menjadi cabang pokok anggur yang benar, " menghasilkan buah yang baik ."

Hanya dengan hidup sebagai orang Kristen sejati kita dapat membuat dampak di dunia ini.
Kita semua ingin membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik. Membangun kerajaan-Nya.
Keinginan ini alami, karena kerajaan Allah telah dibangun di dalam hati kita .
Itu sebabnya deskripsi dari bacaan pertama menyatakan adanya  dunia baru dan dunia yang ditebus yakni digambarkan - singa makan jerami, serigala bermain dengan domba, yang tertindas yang dibangkitkan, orang jahat dihakimi ...
Kita ingin semua itu; kita ingin membuat dunia yang lebih baik - itulah misi yang diberikan Tuhan pada kita!
Kita semua mestinya bisa melihat semua masalah-masalah dunia dimana rasa permusuhan dan perselisihan sengaja dikobarkan, dan harusnya kita merasa punya keinginan untuk melakukan sesuatu tentang semua masalah itu. sebab kita takin bahwa Raja damai telah datang.
Terhadap adanya masalah Kita tidak hanya mampu menunjukkan adanya masalah di dunia ini: tapi juga bisa ikut andil bagian untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dengan demikian kita ikut  membantu untuk memenuhi rencana Tuhan, dan itu juga berarti  membawa orang lain lebih dekat ke Kristus, satu-satunya Pribadi yang bisa membuat singa berbaring dengan domba.
Dan hanya orang Kristen sejati – yang tidak dangkal , bukan Farisi Kristen – yg dapat membawa orang lain lebih dekat kepada Kristus.

Salah satu cara untuk menghidupi iman kita pada minggu-minggu Adven ini. Paulus melalui surat Roma menekankan perlunya harapan. Dia menulis bahwa, "4. Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.

Dengan kata lain,  selama masa Advent ini, kita harus membangkitkan dalam diri kita rasa optimisme energik supranatural/ilahi- yakni apa yang disebut oleh Paulus dengan istilah "harapan/hope".
Harapan adalah kebalikan dari kekecewaan dan pesimisme.
Harapan adalah keyakinan tidak peduli dan tidak takut seberapa gelap situasi atau kondisi yg ada, namun tetap yakin bhw terang Kristus tidak akan pernah padam .
Iblis membenci harapan . 
Iblis mengasihi dan suka akan adanya kekecewaan, karena kekecewaan akan melahirkan sinisme dan keputusasaan.
Dia melakukan yang terbaik untuk mengalihkan perhatian kita ke bayangan kegelapan, dengan masalah dan kegagalan .
Putus Asa adalah jenis keburukan yang paling melumpuhkan. Jika kita menyerah pada kekecewaan, iman kita menjadi benar-benar pasif, benar-benar tidak hidup.
Bagaimana kita bisa mengalahkan iblis, dan membangkitkan kebajikan/kebaikan dari harapan, dan bagaimana kita bisa melarikan diri dari kelumpuhan sinisme dan keputusasaan? 
Ada cara sederhana: berhenti mengeluh .
Banyak yang salah di dunia, banyak yg tidak kita sukai dlm hidup Gereja, di keluarga dan bahkan dalam hidup kita sendiri. Tapi mengeluh tidak akan mendatangkan perbaikan apa-apa dan malah menarik perhatian kita pada kegelapan .
Untuk menjadi orang kristen yg penuh harapan, kita harus belajar untuk mengubah keluhan kita menjadi proyek atau kegiatan konstruksi , jadi tidak hanya mampu menyebutkan ada masalah, namun pada saat yang sama mengusulkan solusi dan aksi.
Itulah cara orang Kristen sejati berpikir dan bertindak dan menjadi gaya hidup, karena mereka adalah teman dari Kristus Tuhan, yakni Kistus yg memiliki kekuatan dan kebijaksanaan yang tanpa batas .
Mari kita Upgrade Doa kita  menjadi doa yg Hidup
Hal ini tidak sulit selama kita punya persahabatan pribadi dengan Kristus.
Dia benar-benar ingin hal itu terjadi, untuk setiap langkah kecil yang kita ambil bisa membuat kita lebih dekat dengan dia, dia akan mengambil seribu langkah lebih dekat dengan kita .
Seperti setiap persahabatan, satu hal yang terbaik untuk menghidupi hubungan pribadi kita dengan Kristus adalah dengan menghabiskan waktu bersama-sama. Menghabiskan waktu dengan Kristus disebut doa .
Seorang Kristen yang tidak berdoa tidak layak mengatakan dia memiliki hubungan pribadi dengan Kreistus.
Semua dari kita di sini hari ini adalah orang Kristen yang berdoa - dan Tuhan kita penuh sukacita hanya dengan melihat kita berkumpul bersama untuk mendengarkan Firman-nya.
Namun, kita hidup dalam masyarakat yang tidak Kristen . kita hidup dalam dunia yg hampir semua serba sekuler. Ada banyak orang Kristen di masyarakat ini, tetapi memiliki budaya menempatkan Allah dalam lemari dan hanya disebut seminggu sekali .
Kapan terakhir kali kita berdoa dengan sungguh2?
Ini adalah langka terjadinya.
Itulah budaya yg hidup di sekitar hidup , dan itu mempengaruhi kita, apakah kita menyadarinya atau tidak .
Kehidupan doa kita yang tidak sehat karena doa-doa kita seringkali tidak berbuah, dan tidak ada hasilnya, sebab kita tidak tahu bahwa Kristus serta bisa.  jadi kita tidak mengalami kuasa kristus dalam hidup.
Di Advent ini, mari kita mengubah itu . Mungkin kita tidak bisa mengubah semua yg terjadi di tengah2 masyarakat, tapi kita bisa mengubah diri kita sendiri dan mengubah agenda dan jadwal kegiatan hidup kita.
Setidaknya untuk beberapa minggu masih tersisa di Advent, mari kita menghabiskan waktu yang berkualitas dengan Kristus setiap hari.
Yesus ingin mengajar kita agar terus berpengharapan. Kita tetap berharap pada kuasa Allah. Saatnya kita meng-upgrade kehidupan doa kita. Dan yakin Kristus mampu menjawab doa2 kita. Amin

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009