Bidston ibu sumarno blotongan

Bidston peringatan 100 hari ibu sutarni/ibu sumarno

Mat 6:33 Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu

Beberapa hari dalam mempersiapkan kotbah akhir tahun mata dan hati saya tertuju pada sebuah refleksi. Refleksi ini terkait dengan perjalanan kependetaan saya.
Sebuah Refleksi tentang Hidup dan Hidup dalam Kristus. Menarik jika kita dengarkan.

Apakah nilai hidup? apakah tujuan hidup? apakah arti hidup?
untuk apakah manusia ditempatkan di dalam dunia?
tahun-tahun terus berlalu
waktu begitu cepat berlalu
yang akan datang menjadi masa lalu
semua habis ditelan sejarah...
hidup terjebak dalam rutinitas..
tidak tahu tujuan, tidak tahu arah hidup..
hidup mencari kefaanaan dunia..
harta, uang, jabatan, kebahagiaan, kesenangan…
kesulitan silih berganti tak pernah berhenti
masalah datang pergi sepertti malam dan siang terus bertukar tanpa berhenti
yang muda menjadi tua..
tubuh yang kuat pun akan kembali kepada debu..
setelah itu, kemanakah hidup kan pergi..
selesaikah hidup manusia?
Apakah tujuan hidup yang singkat? apakah artinya? apakah nilainya?
Ini adalah Sebuah refleksi yg biasa saya rasakan di awal tahun, sebab setahun telah berlalu membuat hidup manusia semakin dekat dengan akhir, banggakah jika manusia semakin tua? Kita boleh sebentar lagi berbangga sebab bisa memasuki tahun 2017 bisa melewati banyak kesulitan, tapi tahun 2017 masalah tidak akan berhenti, semua akan terus berputar seperti siang dan malam yang tak berhenti, celakalah jika kita terjebak di dalamnya.
Muda belajar, tua bekerja semua hanya 1 tujuan kefanaan dunia, menghadapi kesulitan dalam belajar, menantang masalah dalam dunia kerja, membanting tulang bertahun-tahun, melewatkan hari-hari yang berharga, semua demi satu tujuan supaya hidup mapan dan bahagia di dunia?
Berapa lamakah? Pemazmur mengatakan 70 tahun jika kuat 80 tahun, kebangaannya adalah kesukaran, hidup manusia hanyalah seperti mimpi, sangat cepat berlalunya, seperti giliran jaga malam dan seperti rumput yang tumbuh di pagi hari dan layu di sore hari.
Apakah seribu tahun dihadapan Tuhan? bagiNya sama dengan satu hari saja, celakalah kita kalau menjadi hamba hidup, yang Hidup untuk Hidup. Adakah manusia bersukacita karena harta? Mengapakah banyak orang kaya bunuh diri? Kefanaan bukanlah nilai hidup. Kebahagiaan terlalu sedikit jika dibandingkan dengan kesulitan yang terjadi selama hidup.
Manusia adalah ciptaan Tuhan, Tuhan adalah kekal adanya maka manusia mempunyai mata yang terpandang pada kehidupan kekal, agama berbicara mengenai baik dan jahat, hak dan kewajiban, hukum dan ketaatan, ketenangan dan kegalauan, kedamaian dan perang. Manusia sadar akan adanya kekekalan tapi tak seorang pun pendiri agama berani menjamin hidup. Mereka semua mati, saat mati tetap tak tahu pergi kemana? Tidak ada kepastian.
Siapa berbicara tentang hidup dan mati? Siapa yang menjamin hidup manusia? Manusia mencoba berbagai cara berbuat baik, dermawan terhadap sesama, cukupkah? Apakah sorga sedemikian hina sehingga manusia yang berdosa sedemikian banyak dengan perbuatan baik layak bertemu Tuhan? Tidak.
Dengan bermeditasi, dengan menyembah orang mati, dengan beribadah setiap minggu, itu semua cara manusia, namun manusia tidak sadar apakah yang dia tuju? bagaimana manusia bisa pergi ke suatu tempat kalau tidak tahu dimana tempat yang dia tuju? Apakah manusia tahu standar surga? manusia hanya mereka-reka konsep surga dan kehidupan kekal bagaimana bisa dengan usaha sendiri mencapai surga?
Satu-satunya cara adalah yang ada di surga harus turun ke dunia menjemput manusia, Hanya Dia yang satu-satunya yang bisa membawa kita kembali kepada Bapa, dan mengucapkan kalimat yang hanya pernah disebutkan oleh 1 orang dalam sejarah “Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup, tidak ada yang sampai kepada Bapa kalau tidak melalui aku.
”Siapakah yang berani mengucapkan kalimat ini selain Dia?
Siapa berani mengatakan AKULAH HIDUP? Tidak ada. Hanya Yesus satu-satunya, karena memang hanya Dialah yang sanggup dan dia tidak pernah mengingkari janjiNya. Dia sendiri sudah membuktikannya dengan mengalahkan maut dan bangkit pada hari ketiga. Siapakah yang menjamin hidup? Kebahagiaan kah? harta kah? kebaikan kah? Bukan! Hanyalah Yesus jawabnya. Yang sementara akan berganti dengan yang kekal, celakalah orang yang tidak sadar! Berbahagialah orang yang mengerti arti hidup. Ibu Sutarni telah menjalani Hidup yang ditebus sebab hidup harus dikembalikan kepada Tuhan. Paulus berkata Aku hidup tetapi bukan aku lagi yang hidup tapi Yesus yang hidup dalam ku. Ayub berkata “Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil,” adakah hak manusia atas hidup? Siapa menuntut hidup dia kan kehilangan, siapa memberi hidup dia kan mendapat. Sadarkah engkau hidup manusia sudah ditebus? kita berhutang hidup pada Yesus, maka hidup ini haruslah memandang kepada Yesus. Harta, talenta, semangat, tenaga, dan waktu semua akan sia-sia jika tidak dikembalikan kepada Tuhan. Siapa yang bersandar pada diri selamanya dia tidak akan menemukan arti dan tujuan hidup, Siapa bersandar pada Yesus dia akan mendapat hidup itu. Hidup bukan untuk hidup tapi hidup adalah untuk Tuhan. Dan kita saat ini berbahagia sebab kita sedang memperingati dan mengenang seseorang yg hidupnya untuk Tuhan. Dan kitapun berharap agar bisa mengikuti jejaknya.
Mereka yang mengikut Kristus dihimbau untuk mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya di atas segala hal lain. Kata kerja "mencari" menunjuk terjadinya keasyikan terus-menerus ketika mencari sesuatu, atau berusaha dengan sungguh-sungguh dan tekun untuk memperoleh sesuatu (bd. Mat 13:45). Kristus menyebutkan dua hal yang harus kita cari:
1) "Kerajaan Allah" -- kita harus berusaha sungguh-sungguh agar kepemimpinan dan kuasa Allah dinyatakan melalui kehidupan dan kebaktian kita. Kita harus berdoa agar Kerajaan Allah akan datang dengan kuasa yang luar biasa dari Roh Kudus untuk menyelamatkan orang berdosa, menghancurkan kuasa setan, menyembuhkan orang sakit, dan meninggikan nama Tuhan Yesus
2) "Kebenaran-Nya" -- melalui Roh Kudus kita harus berusaha untuk menaati perintah Kristus, memiliki kebenaran Kristus, tetap terpisah dari dunia/kadhos/terpisah/kudus/suci, dan menunjukkan kasih Kristus terhadap semua orang (bd. Fili 2:12-13).
Amin

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009