Domba Paskah


Domba Paskah

29. Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. (Yoh 1:29)

Kita akan fokus pada topik Domba Paskah.
Yang pertama kali akan kita perhatikan adalah apa yang dituliskan dalam Kitab Kejadian 22. Kisah pengorbanan Abraham.
7. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
8. Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
9. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
10. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
12. Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
13. Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
14. Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

kita naik dan berpindah fokus pada seekor domba dalam Keluaran 12, yang merinci kisah Keluaran dari Mesir.
3. Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
4. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.
5. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing.
6. Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.
7. Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.

kisah Keluaran memegang tempat yang unik dalam rencana Allah bagi Israel, dan juga rencana-Nya bagi seluruh umat manusia. Membaca bab ini dari awal, kita menemukan seekor anak domba lagi: anak domba yang akan dibunuh pada malam menjelang Keluaran dan domba itu harus dipisahkan empat hari sebelumnya.

Tidak diragukan lagi, bagian ini adalah salah satu yang paling sentral dalam Taurat bagi semua orang yang percaya kepada Firman Tuhan. Di sinilah kita menemukan untuk pertama kalinya citra domba kurban sebagai dasar keselamatan. Anak domba yang terbunuh di Keluaran, dengan darah yang dioleskan pada tiang pintu, adalah simbol, janji dan dasar untuk keselamatan Israel dari Mesir. Anak Domba harus dikorbankan/ dibunuh.

Kesaksian kitab wahyu 5 ayat 6:
6. Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Sedangkan  dari kitab Wahyu, anak domba adalah simbol, janji, dan dasar untuk keselamatan yang dibawa ke seluruh bumi. Segala sesuatu yang terjadi pada Yesus selama masa Pesach dua ribu tahun yang lalu adalah perwujudan harafiah/manifestasi harfiah dari skenario yang sama yang Tuhan berikan kepada kita dalam Kitab Keluaran.
Sebuah drama  menggambarkan berlangsungnya peristiwa di Mesir tepat sebelum Keluaran. Tokoh utamanya adalah seorang anak laki-laki Ibrani bernama Avi yang memiliki domba kesayangan, yang merupakan teman pendamping dan favoritnya. Ketika Tuhan memberi perintah melalui Musa untuk memisahkan seekor anak domba untuk pengorbanan itu, keluarga Avi memilih pilihan mereka pada anak domba itu, mungkin karena dia adalah yang terbaik, atau mungkin karena dia adalah satu-satunya yang ada. Malam sebelum Keluaran, Orangtua Avi pergi untuk menangkap anak domba itu untuk membunuhnya, dan anak laki-lakinya yakni Avi  menangis mengejar mereka, setiap saat bertanya, "Kenapa? Kenapa dia? Dia sangat baik, begitu putih, bersih dan suci! "Orangtuanya menjawab," Inilah alasan mengapa kita memilihnya; Karena dia bersih, dia adalah domba yang harus digunakan untuk pengorbanan.

Kita semua baru akan memahami mengapa Avi kita tidak bisa alasan dibalik kematian domba kesayangannya.
”Malam itu ketika mereka siap untuk meninggalkan Mesir, semua anggota keluarga termasuk anak laki-laki/Avi menangis duduk di meja berbagi pertama perjamuan Paskah  Israel, tiba-tiba ada keheningan total. Lalu, pertama terdengar  satu jeritan, lalu dari rumah lain keluarga Avi mendengar ratapan-ratapan yang mengerikan. Anak laki-laki/Avi itu, benar-benar ketakutan, dipegang erat oleh orang tuanya dan saat dia melihat ke wajah mereka, dengan penuh rasa ingin tahu menunggu penjelasan, Ibunya menjelaskan, "Sekarang, apakah kamu mengerti mengapa anak domba kamu harus mati? Pada malam ini malaikat maut memukul semua anak sulung Mesir. Kamu adalah anak sulung kami, dan jika bukan karena darah anak domba di tiang pintu, kamu pasti sudah mati juga. Dengan kematiannya, dia memberi kamu hidup. "Dengan air mata di matanya, Avi yang terguncang bersyukur kepada Tuhan atas pemberian keselamatan-Nya.

Saya telah menghubungkan adegan dalam drama ini untuk membantu kita memahami bagaimana segala sesuatu yang terjadi pada Yesus memenuhi skenario yang ditetapkan oleh Tuhan pada saat Keluaran. Pada satu titik dalam drama tersebut, orang tua anak laki-laki itu (Avi) tampak kejam dan tidak manusiawi di mata anak mereka, tapi mereka mengikuti perintah Tuhan, menyelamatkan nyawanya dengan darah domba korban. Penyaliban Yesus tampak juga kejam dan tidak manusiawi, namun melalui hal itu rencana keselamatan Allah dilakukan melalui darah domba 'kurban bagi korban'.

Si Penderita yg bisu
Jadi, Tuhan akan menyediakan  seekor anak domba bagi manusia melalui anak-Nya - ini adalah tema yang mengalir melalui Paskah. Domba kurban sebagai dasar penyelamatan adalah gambar yang diberikan dalam Keluaran. Ada juga beberapa tempat di Torah dimana kata ini terjadi dalam arti yang sangat harfiah dan tidak memiliki konotasi spiritual.
Untuk Ketiga kalinya kita menemukan penyebutan yang signifikan tentang seekor anak domba di Tanach/Alkitab yakni ada di dalam kitab Yesaya yang terkenal, yang telah lama menjadi batu sandungan di antara orang-orang Kristen dan Yahudi - yang pertama membacanya sebagai nubuatan tentang penebusan Kematian Mesias, sementara yang terakhir menyatakan bahwa Yesaya secara profetis menggambarkan penderitaan orang-orang Israel.
1. Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
2. Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
3. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
4. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
5. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
6. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
7. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
8. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
9. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
10. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
11. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.

Dalam ayat ketujuh dari bab ini kita membaca: Ia dipimpin sebagai anak domba ke pembantaian, dan seperti domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Di sini kita mulai mendengar motif ketiga, yang tanpanya gambaran Alkitab dari anak domba tidak lengkap: dengan rendah hati dan tanpa suara, anak domba membawa penderitaan yang ditimpakan kepadanya untuk kepentingan orang lain.  Adanya Domba pengganti yang lemah lembut dan rendah hati adalah motif ketiga yang berhubungan dengan gambar yang kita temukan di Alkitab ini.

Sekarang dengan cara yang lebih dalam dan lebih bermakna, kita dapat memahami seruan Yohanes Pembaptis di awal Injil Yohanes - seruan yang kita mulai dengan pencarian kita. Dengan kata-kata: ' Lihatlah! Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, ' ketiga misteri Allah yang telah kita periksa disatukan menjadi satu kesatuan: Anak Domba Allah berarti bahwa inilah sang Anak (lihat Kej 22) dan bahwa penderitaannya adalah jalan  penebusan-Nya (Yes 53), dan itu akan menjadi dasar keselamatan (Keluaran 12). Semua yang Tuhan sampaikan kepada Israel selama sejarah mereka telah menemukan pemenuhan dalam penderitaan pengganti dan kematian anak domba.

Dapat kita simpulkan:
1.Paskah adalah Drama besar Kasih Allah pada dunia..pada kita. Drama keselamatan yang diinisitipkan oleh Allah dan dikerjakan oleh Allah bagi dunia.
2.Kebangkitan Kristus adalah bukti bahwa hanya Kuasa Allah yang dapat kita andalkan. Ia memberikan Harapan.  Ada tangan kuasa Allah yng sedang berkarya bagi keselamatan kita.

3.Kebangkitan Kristus itu juga menjadi gambaran kebangkitan kita. Hidup dalam inisiatif dan rencana keselamatan Allah, hidup dengan mengandalkan Allah. Itulah hakekat Paskah. 

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013