PA 14 & 16 November 2017 GKJ Ambarawa

PA 14 & 16 November 2017
GKJ Ambarawa

MENANTI KEDATANGAN DENGAN BIJAK


DAFTAR BACAAN                                                  
Bacaan I           : Amos 5:18-24    
Tanggapan        : Mazmur 70        
Bacaan II          : I Tesalonika 4:13-18
Bacaan Injil       : Matius 25:1-13

TUJUAN
Jemaat  mampu  menggunakan  hidup  dengan  bijaksana  dalam  masa penantian kedatangan Tuhan.

DASAR PEMIKIRAN 
Waktu  merupakan  anugerah  Tuhan  yang  perlu  dipergunakan  secara bijaksana. Tanpa kebijaksanaan, waktu dapat terbuang sia-sia. Padahal waktu tidak pernah bisa kembali atau tidak bisa diulang lagi. Hal inilah yang sering membuat orang mengalami penyesalan. Bukanlah hidup yang menyenangkan  jika  penyesalan  terus  membayangi.  Oleh  karena  itu, menggunakan waktu dengan bijak, merupakan salah satu cara agar kita tidak hidup dalam penyesalan.

KETERANGAN BACAAN 
Amos 5:18-24
Amos adalah seorang peternak domba dari Tekoa, suatu desa di pinggiran gurun  Yehuda,  kira-kira  15  kilometer  di  sebelah  selatan  Betlehem.  Amos menyiratkan bahwa dirinya bukanlah nabi dan bukan keturunan nabi (Band. Am 7:14-15). Kalau kita melihat pada masa Elia dan Elisa, terdapat orang- orang  yang  dilatih  untuk  menjadi  nabi-nabi  profesional,  tetapi  diantara mereka itu ada yang menyalahgunakan jabatan nabi dan menyampaikan apa yang ingin didengar oleh penguasa (Band. I Raj 22:6-23).
Amos  sadar  bahwa  perkataannya  mungkin  tidak  menyenangkan  para penguasa dan sulit dipahami oleh umat. Barangkali itulah yang membuat Amos  menyatakan  bahwa  dirinya  bukanlah nabi  dan  bukan  keturunan nabi.  Ia  tidak  mendapatkan  pelatihan  untuk  menjadi  nabi  profesional, melainkan  mendapatkan  panggilan  dari  Tuhan  untuk  menyampaikan nubuat  bagi  umat.  Dan  memang  benar,  Amos  menyampaikan  nubuat yang  berbeda  dari  kebanyakan  nabi  lainnya.  Hal  ini  terlihat  dari perkataannya, “Celakalah mereka yang menginginkan hari Tuhan! Apakah gunanya  hari  Tuhan  itu  bagimu?  Hari  itu  kegelapan,  bukan  terang!” Perkataan yang berbeda jauh dari pemahaman umat selama ini.
Umat membayangkan hari Tuhan itu seperti ketika Tuhan menyelamatkan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Tuhan tampil sebagai pahlawan  perang  saat  menolong  mereka  menduduki  tanah  Kanaan. Kejayaandan  gilang  gemilang  akan  dinikmati  oleh  umat,  seperti  zaman pemerintahanRaja  Daud  dan  Salomo.  Bayangan  ini  bukanlah  sekadar  ilusi belaka, sebab padamasa itu, dimana Raja Yerobeam II memerintah Israel (Raja Uzia memerintah Yehuda), daerah kekuasaan Israel dan Yehuda hampir seluas zaman Daud dan Salomo. Di dalam II Tawarikh 26:8 menuliskan: “Orang-orang Amon membayar upeti kepada Uzia. Namanya termasyhur sampai  ke  Mesir,  karena  kekuatannya  yang  besar.”  Keadaan  ini  tentu membangkitkan  kebanggaan  serta  anggapan  bahwa  Allah  berkenan kepada umatNya.
Di  tengah-tengah  situasi  itu,  Amos,  malah  menyatakan  nubuat  yang berkebalikan dari keadaaan umat. Amos yang berasal dari Yehuda pergi bernubuat ke Israel. Ia mengatakan bahwa hari Tuhan itu bukanlah hari dimana  umat  Israel  akan  merasakan  pembebasan,  sebab  Israel  sudah terlalu lama  melakukan  dosa  di  mata  Tuhan.  Kalau  kita  baca  Am  7:10-12, dituliskan:  “Lalu  Amazia,  imam  di  Betel,  menyuruh  orang  menghadap Yerobeam,  raja  Israel,  dengan  pesan:  “Amos  telah  mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum Israel; negeri ini tidak  dapat  lagi  menahan  segala  perkataannya.  Sebab  beginilah dikatakan Amos: Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan.” Lalu berkata Amazia kepada  Amos:  “Pelihat,  pergilah,  enyahlah  ke  tanah  Yehuda!  Carilah makanmu  di  sana  dan  bernubuatlah  di  sana!”  Ayat  ini  menunjukkan bahwa  Amos  malah  dianggap  sebagai  ancaman  yang  mengganggu stabilitas  negara.  Kehadiran  dan  nubuat  Amos  ditolak  mentah-mentah oleh para penguasa Israel.
Jika kita perhatikan dengan seksama nubuat yang disampaikan oleh Amos, maka kita akan dapat memahami kegelisahan Amos atas euforia umat yang merasa berkenan di hadapan Allah. Luasnya daerah wilayah Israel dan Yehuda di dapat karena Raja Asyur menyerbu kota-kota di Aram, dan menghancurkan kekuasaan  Damsyik.  Hal  ini  membuat  Israel  dan  Yehuda  leluasa  untuk mengembangkan wilayahnya. Tapi, jangan melupakan kekuatan Asyur yang kian bertambah. Suatu saat, Asyur bisa saja menyerang Israel dan Yehuda. 
Amos memperingatkan umat untuk selalu waspada. Tidak terlela di dalam euforia keberhasilan yang mereka raih. Amos mengingatkan umat untuk selalu beribadah kepada Tuhan di dalam  ketulusan.  Memperjuangkan keadilan sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan, bukan semata-mata ritual saja.

Mazmur 70
Mazmur ini berisikan keluhan karena mendapat tuduhan yang tidak adil. Ada  orang-orang  yang mengadakan kesepakatan  jahat.  Mereka memberikan kesaksian palsu dan menyebarkan fitnah. Menanggapi situasi semacam  ini,  pemazmur  merasa  tidak  berdaya. Tidak ada yang  bisa dilakukan, selain berserah diri kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang bisa diandalkan di  tengah-tengah  ketidakberdayaan  hidup.  Tuhan  pasti memberikan pertolongan tepat pada waktunya.

I Tesalonika 4:13-18
Paulus  memberikan  nasehat  kepada  jemaat  di  Tesalonika  dalam menghadapi  kematian.  Paulus  menghimbau  agar  jemaat  mempercayai akan  adanya  kehidupan  setelah  kematian.  Hal  ini  di  dasarkan  pada kebangkitan  Yesus  Kristus  dari  kematian.  Kebangkitan  menjadi  tanda adanya  kehidupan  abadi  setelah  manusia  meninggalkan  dunia  ini.  Di dalam keyakinan seperti ini, Paulus menegaskan bahwa kita tidak perlu gentar ataupun takut menghadapi kematian. Tidak perlu juga larut di dalam kesedihan dan dukacita. Sebaliknya, kita diminta untuk tetap hidup dalam pengharapan. Inilah yang akan mendorong kita untuk menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya, berkarya bagi Tuhan.

Matius 25:1-13
Matius  25:1-15  merupakan  bagian  dari  khotbah  tentang  akhir  zaman. Kalau  kita  perhatikan,  pada  pasal  24,  Tuhan  Yesus  memberikan pengajaran-pengajaran mengenai akhir zaman; sementara pada pasal 25, Tuhan  Yesus  memberikan  perumpamaan-perumpamaan  untuk menjelaskan  maksud  pengajaran-Nya.  Bagian  bacaan  hari  ini  bercerita tentang kelima gadis bijaksana dan kelima gadis bodoh. Intisari kisah ini dapat  disandingkan  dengan  Matius  24:37-44,  yaitu,  tentang kewaspadaan. 
Hidup  ini  perlu  dijalani  dalam  kewaspadaan.  Tanpa  kewaspadaan, manusia  dapat  dengan  mudah  tergelincir.  Perumpamaan  lima  gadis bijaksana  dan  lima  gadis  bodoh  menunjukkan  bahaya  dari  ketidak- waspadaan. Membuat orang jadi terlena, sehingga kurang bertanggung jawab  atas  tugas-tugasnya.  Akibatnya,  tugas  tidak  dapat  diselesaikan dengan baik.
Kewaspadaan membuat manusia berada dalam posisi siap. Setiap tugas dilaksanakan  dengan  penuh  tanggung  jawab,  sehingga  dapat selesai  dengan hasil yang memuaskan. Pada akhir zaman nanti, setiap orang akan diminta pertanggungan jawab oleh Tuhan. 

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN
Mempergunakan  waktu  secara  bijak  merupakan  bagian  dari  tanggung jawab kita terhadap kepercayaan yang sudah diberikan oleh Tuhan. Tidak mudah terlena dengan keberhasilan, tetapi juga tidak mudah putus asa dengan  kegagalan.  Sebab  keduanya  yang  banyak  membuat  manusia kehilangan kewaspadaan.

Pertanyaan untuk diskusi:
1.Ada pendapat bahwa WAKTU merupakan salah satu keadilan Tuhan bagi setiap mahkluk akan tetapi juga merupakan sumber daya yang tidak bisa diperbarui. Setiap manusia mendapat 1 hari yang lamanya sama yakni 24 jam. Artinya mendapat kesempatan yang sama. Akan tetapi kita juga mendapati ada orang yang kurang bijak dalam hal waktu, misalnya Tidak tepat waktu dalam melakukan segala sesuatu, membuang-buang watu dengan kegiatan yang tidak berguna, dll.
Menurut saudara, apa pendapat dan komentar saudara atas pernyataan di atas?

2.Dalam Bacaan Kitab Amos, ketidakbijaksanaan seperti apa yang dikritik oleh Amos?


3.Dalam Kisah 5 gadis bijak dan 5 gadis bodoh, pesan moral seperti apa yang dapat kita petik?

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013