Bahan Sarasehan HUT BMGJ ke 41 Menjadi Persekutuan/Gereja yang Kuat
Bahan Sarasehan
HUT BMGJ ke 41
HUT BMGJ ke 41
Menjadi Persekutuan/Gereja yang Kuat
A.Pengantar
Bahan
ini hanya bersifat bahan mentah yang bisa dikembangkan dan disesuaikan dengan
kebutuhan lokal di mana Sarasehan dilakukan.
Apa
yang membuat sebuah Persekutuan/Gereja menjadi kuat?
Sudah tentu kita tidak akan mengatakan bahwa
kekuatan itu terlihat melalui bangunannya. Atau melihat hanya berdasar ukuran
jumlah warga gereja dan jumlah persembahan yang berhasil dikumpulkannya. Satu-satunya
cara untuk mengetahui bahwa persekutuan atau gereja itu kuat sudah tentu dengan
cara melihat hal apa yang penting menurut pendiri Gereja, yakni kita harus
kembali kepada apa yang Yesus katakan tentang gereja-Nya. Sebab tidak bisa
disangkal Dia adalah Pembangun gereja-Nya (Matius 16:18). Ketika Dia bertanya
kepada murid-murid-Nya tentang Siapakah Anak Manusia, Petrus dengan cepat
menjawab, "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup "(Matius 16:16).
Tentang pernyataan iman ini Yesus membangun gereja-Nya. Jika kebenaran ini
dihapus, maka pondasi runtuh dan hanya menjadi sebuah institusi.
Selain sebagai Pembangun dan Pendiri
Gereja, Kristus juga adalah Penjaga yang melindungi dan menumbuhkan gereja-Nya.
Karena Dia mahakuasa, semua kekuatan jahat tidak akan pernah bisa menghancurkan
gereja-Nya. Meski gereja telah dianiaya sepanjang
sejarah, pintu maut tidak akan pernah dapat mengalahkannya (Matius 16:18).
Bahkan kematian pun tidak bisa menghentikannya karena darah para martir
sebenarnya justru memperkuat gereja (Tubuh Kristus) untuk menyelesaikan pekerjaannya di bawah wewenang Dia
yang telah Bangkit dan Menang. Dialah yang selalu akan memandu perjalanan hidup
gereja sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya.
B.
Keterangan
Karena kita adalah bagian dari tubuh
Kristus, kita perlu memahami apa-apa saja yang terkait karakteristik dari
gereja yang kuat. Berikut disampaikan beberapa karakteristik tersebut:
1. Kepemimpinan yang dipenuhi Roh:
Ketika Yesus
memberikan tugas kepada pengikut-Nya untuk menjadikan semua bangsa menjadi
murid-Nya, Dia tahu bahwa para pengikut harus diperlengkapi untuk pekerjaan
tersebut. Itulah sebabnya Dia menyuruh mereka tinggal di Yerusalem dan menunggu
Roh Kudus untuk mengisi dan memberdayakan mereka. Dengan cara yang sama, tidak
ada seorangpun warga gereja yang memadai untuk melakukan pekerjaan yang Tuhan tanpa
mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Roh
Kudus akan memberi mereka tuntunan ilahi, kekuatan, dan kemampuan untuk
mencapai tujuan-Nya.
2. Pemberitaan Firman/doktrin yang sesuai dengan kebutuhan:
Doktrin/pengajaran
yang disampaikan oleh gereja dan itu layak menjadi suatu keyakinan umat
manakala doktrin berasal dari Firman Tuhan. Ajaran bukan masalah pendapat,
preferensi, atau perasaan tapi didasarkan pada kebenaran yang digali dari
penafsiran yang bertanggungjawab atas Alkitabiah.
Namun, ini tidak
berarti kita harus setuju pada setiap interpretasi. Meskipun kadang sering
hasil tafsiran tidak memiliki kejelasan mutlak pada setiap masalah, tapi tafsiran
cukup mengungkapkan kebenaran yang bisa
kita setujui.
3. Keyakinan tanpa kompromi:
Gereja yang kuat
terdiri dari orang-orang dengan keyakinan yang teguh. Mereka tidak takut untuk
melawan opini publik demi menegakkan kebenaran Firman Allah yang teguh.
4. Penekanan yang kuat pada iman dan doa:
Bila sebuah gereja
memiliki orang-orang yang dipenuhi dengan iman dan berkomitmen untuk berdoa,
kuasa Roh Kudus mengalir melalui mereka dan memperkuat gereja. Itu sebabnya kita
perlu menumbuhkan kebiasaan memulai hari kita dengan pembacaan Firman Tuhan dan
doa.
Dalam keteduhan
dengan Tuhan itu orang percaya
mengembangkan hubungan intim. Saat kita mendengarkan dan berbicara dengan Dia,
Dia memberi kita pengertian tentang Firman-Nya
dan memberikan bimbingan untuk hari depan sehingga kita akan tahu apa yang
harus dilakukan, kemana harus pergi, dan bagaimana caranya hidup. Kita akan
belajar berjalan dengan iman, percaya apa yang Tuhan sampailkan di dalam FirmanNya.
Namun, jika kita lalai akan hubungan kita dengan Dia, kita akan melayang dan
hidup tak menentu karena pikiran dan hati kita tidak akan seiring dengan langkah
Dia.
5. Layanan ibadah yang memungkinkan orang untuk mengalami
kehadiran Tuhan dan memperbaharui komitmen untuk mematuhi dan melayani Dia:
Minggu Pagi
adalah saat untuk berkumpul dengan saudara seiman dan saat untuk memusatkan
perhatian kita pada Tuhan dan FirmanNya. Di gereja yang kuat, pengajaran, doa,
dan lagu pujian meninggikan dan
menghormati Tuhan. Itu merupakan moment istimewa bagi Penyembah untuk datang
dengan doa dan serta Sikap yang siap untuk mendengar apa yang Tuhan ingin
katakan.
Ini juga saatnya
untuk persekutuan dengan sesama. Apa yang membuat gereja begitu istimewa adalah
karena kita menyembah Tuhan bersama
dengan orang percaya lainnya. Tuhan tidak menginginkan kita berdiri sendiri
tapi saling tergantung. Kata-kata dari Ibrani 10:25 menasihati kita untuk tidak
meninggalkan persekutuan kita dengan sesama orang percaya.
6.
Kemurahan hati
yang melimpah:
Sebuah gereja
yang kuat tidak hanya memuja Tuhan dengan kata-kata dan nyanyian, tapi juga dengan
sumber daya yang lain, termasuk keuangan. Sebenarnya siapa saja yang dipilih
untuk patuh mengikuti Kristus akan menjadi seorang Pemberi karena Roh Kudus
yang berdiam memotivasi adanya kemurahan hati. Saat kita mendengarkan Firman
Tuhan dan percaya, kita akan mengerti bahwa ini adalah hak istimewa untuk
melakukannya dan turut berkontribusi pada pekerjaan gereja. Selanjutnya, karena
Tuhan memberkati, menyediakan, dan melindungi kita dalam banyak hal, orang
percaya ingin memberikan bagian pertama penghasilannya kepada-Nya bahkan di
masa-masa sulit.
7.
Gereja merupakan
Organisasi strategis untuk mencapai Tujuan pemberian Tuhan:
Pekerjaan gereja
tidak boleh terjadi secara tidak sengaja atau dalam keadaan yang kacau. Hal ini
membutuhkan perencanaan dan ketertiban untuk secara efektif mencapai kehendak
Tuhan. Bahkan gereja yang perdana menunjukkan perlunya suatu organisasi. Meski penambahan
anggota baru menjadi sangat besar yakni sejumlah tiga ribu, Kisah Para Rasul 2:
44-45 mengatakan bahwa tidak ada yang terlantar dan terabaikan. Organisasi membuat
dan memungkinkan gereja untuk melayani dan menyembah Tuhan dengan cara yang
berkenan kepada-Nya.
8. Orang melayani dengan kekuatan mereka melalui karunia
rohani:
Tuhan telah
memberi orang percaya karunia spiritual untuk melayani tubuh Kristus (Rm. 12:
6-8). Saat kita semua beroperasi berdasarkan karunia pemberian-Nya, gereja
diperkuat karena semua kebutuhan terpenuhi. Itulah sebabnya mengapa kita
masing-masing membutuhkan untuk menenemukan karunia rohani kita dan mulai
menggunakannya untuk mencapai apa yang Tuhan ciptakan untuk kita lakukan.
9. Semangat bersatu:
Meskipun gereja
itu terdiri orang dari berbagai ras, bahasa, latar belakang, dan budaya, kita
semua memiliki satu tubuh Kristus. Karena itu, kita harus waspada terhadap adanya
Perbedaan dan preferensi individu yang memecah kita.
Kesatuan kita
hanya dapat dipertahankan saat kita memahami setiap masalah dan keprihatinan kita serta berusaha
untuk memahami satu sama lain. Tidak peduli seberapa Beragamnya kita, tujuan
kita hanyalah mencintai, membantu, dan saling menguatkan.
10. Cinta sejati satu sama lain:
Cinta adalah lem
atau perekat yang membuat sebuah gereja hidup dan tumbuh bersama. Namun cinta
seperti ini tidak lahir dari kepentingan bersama tapi berasal dari Tuhan. Jika kita berdoa untuk orang, itu bukan karena
kita suka tapi karena kasih Tuhan telah mulai mengalir melalui kita
11. Visi untuk dunia yang hilang:
Yesus Kristus
memberikan gereja milik-Nya suatu pekerjaan untuk menyebarkan injil ke dalam
Dunia. Bila ada orang percaya menunaikan
tugas ini, Tuhan membuka pintu kesempatan untuk mencapai kehendak-Nya.
C.Tanggapan
Karena orang percaya dibentuk menjadi gereja
yakni Tubuh Kristus, maka kita masing-masing memainkan suatu bagian peranan
yang mempengaruhi apakah gereja kita
kuat atau tidak. Itu sebabnya kita perlu mengevaluasi kontribusi kita terhadap
gereja kita.
Tanyakan pada diri kita masing-masing pertanyaan-pertanyaan ini:
1. Apa yang saudara lakukan untuk
memberi kontribusi pada kekuatan gereja?
2. Bagaimana cara memperkuat kebersamaan
kita dalam Badan Musyawarah Gereja-gereja Jawa? Apa saran saudara?
Bacaan utama: Matius 16: 13-20 | bacaan pendukung: Maleakhi 3:10 | Matius 16:23; 28: 19-20 | Lukas 9: 12-17 Yohanes 11: 25-26 | Kisah Para Rasul 1: 4-8; 2: 44-45 | Roma 1:17; 12: 6-8 | Galatia 2: 11-16; 3:11; 5: 22-23 | Ibrani 10:25, 38