Karunia dan tanggungjawabnya.

Bahan Pemahaman Alkitab
Gereja Kristen Jawa 30 Juni/2 Juli 2009

Karunia dan tanggungjawabnya.
I Sam. 1:1, 17-27; Mzm. 130; II Kor. 8:7-15; Mark. 5:21-43

Benang merah bacaan Leksionari:
I Sam. 1:17-28
Bercerita tentang rasa syukur dan kesanggupan Hana kepada Tuhan setelah doa permohonannya dikabulkan oleh Tuhan. Namun sebelum itu terjadi, kisah tentang Hana diawali dengan penderitaan dan kesusahan yang ia tanggung akibat tidak memiliki anak. Kesedihannya mengantar pada permohonan dan harapan Hana di dalam doanya kepada Tuhan. Begitu dalamnya doa dan permohonan Hana sampai disalahpahami oleh Imam Eli sebagai orang yang sedang mabuk anggur. Setelah yang lama dinantikan dia dapatkan dari Tuhan malah dipersembahkan kembali kepada Tuhan. Di sini menunjukkan focus dan pusat hidup Hana memang hanya tertuju kepada Tuhan. Dan akhirnya Samuel anaknya yang ia dapatkan dari Tuhan dikembalikan lagi dengan menyerahkannya kepada Imam Eli.

Mzm. 130
Keyakinan dan harapan yang dimiliki oleh Hana juga dimiliki oleh Pemazmur. Pemazmur yakin bahwa Tuhan bersedia mendengar apa yang menjadi doa permohonan umat-Nya. Tuhan diyakini mampu sebagai Pembebas umat-Nya. Ada pengharapan di dalam hidup orang beriman. Meskipun seringkali harus pula diawali dengan kesadaran akan keberdosaan umat. Namun jawaban Tuhan atas permohonan umat-Nya itu bisa dipastikan. Bersama Pemazmur kita belajar untuk tetap berharap kepada-Nya.

II Kor. 8:7-15
Jemaat di Korintus merupakan umat yang sangat lengkap dianugerahi dengan berbagai karunia. Rasul Paulus menyebut jemaat Korintus sebagai umat yang kaya dalam segala sesuatu. Rasul Paulus memerinci kekayaan dan karunia dari jemaat Korintus, yaitu: “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini” (II Kor. 8:7). Dari sudut komitmen, mereka juga menunjukkan kesungguhan untuk membantu jemaat yang berkekurangan. Kepada jemaat di Yerusalem yang saat itu sedang mengalami kekurangan dana, mereka berjanji untuk memberi bantuan yang diperlukan. Namun faktualnya, jemaat Korintus yang kaya dalam segala hal tersebut dan telah berkomitmen untuk memberi bantuan ternyata hanya tinggal janji. Bantuan yang mereka janjikan kepada jemaat di Yerusalem tidak pernah terwujud. Mereka cenderung menunda-nunda dan tidak ada kejelasan kapan mereka mengirimkan dana bantuan yang diperlukan, padahal kemungkinan jemaat di Yerusalem saat itu berada dalam kondisi yang sangat kritis. Semula jemaat Korintus sangat antusias dan berjanji untuk memberi, tetapi tampaknya mereka tidak ikhlas. Itu sebabnya rasul Paulus menghimbau agar jemaat Korintus dapat memenuhi janji komitmen untuk membantu jemaat di Yerusalem, yaitu: “Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu” (II Kor. 8:8). Dengan mengirimkan surat pastoral kepada jemaat Korintus, rasul Paulus hendak menguji keikhlasan kasih mereka. Sebab apa artinya mereka telah memperoleh seluruh karunia Roh dan berbagai berkat Allah serta janji iman yang muluk, tetapi secara faktual mereka cenderung menutup mata terhadap penderitaan dan pergumulan sesamanya. Karena Allah mengaruniakan segala karunia dan berkat kepada umatNya adalah agar umat juga mau membagikan kepada sesama yang berkekurangan dan sedang mengalami penderitaan. Jadi tujuan karunia dan berkat Allah yang dianugerahkan adalah setiap umat mampu memberdayakan sesama yang lemah, mengangkat orang yang sedang jatuh dan memulihkan mereka yang sedang sekarat. Tetapi tampaknya jemaat Korintus beranggapan bahwa seluruh karunia dan berkat yang dianugerahkan oleh Allah hanya untuk menunjang seluruh kepentingan komunitas mereka sendiri.

Padahal jemaat Korintus telah mengenal apa artinya kasih karunia Allah di dalam diri Tuhan Yesus. Demi keselamatan mereka, Kristus yang kaya dan berkuasa di bumi dan di langit bersedia untuk menjadi miskin. Di II Kor. 8:9 rasul Paulus berkata: “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya”.

Mark. 5:21-43
Dalam perjalanan Tuhan Yesus ke rumah Yairus, muncullah seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun. Dia telah berobat kepada berbagai tabib, tetapi penyakitnya makin bertambah parah. Wanita tersebut mungkin telah putus-asa, tetapi harapannya tumbuh kembali saat dia mendengar tentang karya Kristus yang peduli dengan mereka yang menderita dan sakit. Itu sebabnya saat Yesus sedang berjalan di tengah-tengah kerumuman orang banyak, wanita itu memberanikan diri untuk menyentuh ujung jubah Yesus dengan keyakinan: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh” (Mark. 5:28). Seketika itu juga wanita tersebut merasakan suatu pemulihan atas penyakitnya, dan Yesus juga merasakan ada tenaga yang keluar dari diriNya. Menyikapi keadaan itu ternyata Tuhan Yesus tidak marah, bahkan Dia berkata: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" (Mark. 5:34). Tuhan Yesus menyapa wanita yang menderita sakit pendarahan tersebut dengan panggilan “AnakKu”. Wanita tersebut bukan hanya mengalami pemulihan atas penyakitnya, tetapi dia dipulihkan pula harkat dan martabatnya.

Pertanyaan untuk diskusi.
1. Apakah saudara pernah menerima karunia dari Tuhan? Ceritakan tentang karunia tersebut!
2. Karunia terbesar apa yang telah anda peroleh dalam hidup saudara? Bagaimana saudara memperolehnya?
3. Pernahkah saudara berlaku seperti Hana maupun pemazmur serta Wanita dalam Injil Markus yaitu punya keyakinan bahwa Tuhan pasti akan mendengar doa permohonan kita?
4. Apa yang harus kita kerjakan bila telah menerima karunia dari Tuhan?
5. Apa penyebab orang tidak mampu mempertanggungjawabkan karunia yang telah ia terima?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009