Kuasa Nama Yesus yang Bangkit.

Bahan Pemahaman Alkitab
GKJ Ambarawa, 28 April 2009.

Kuasa Nama Yesus yang Bangkit.
Kis. 3:12-19; I Yoh. 3:1-7; Luk. 24:36-49

Pengantar
Benang merah (keterkaitan) antara keempat bacaan Leksionari tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Di dalam nama Yesus (setelah peristiwa Kebangkitan) terkandung suatu kuasa pengampunan dosa bagi mereka yang bertobat (Lukas 24:47). Di dalam nama Yesus terkandung pula kuasa penyembuhan (berdasarkan kesaksian Petrus dalam Kisah Rasul 3:6-8). Di dalam nama Yesus semua orang yang bertobat dan diampuni oleh Allah menerima arah dan tujuan hidupnya, yaitu menjadi serupa dengan Yesus (I Yoh 3:1-7).

Dalam NamaNya
Seluruh wibawa dan kuasa dalam karya Kristus telah terangkum dalam namaNya, yaitu Yesus. Nama “Yesus” atau “Yeshua” menunjuk kepada diri Yahweh yang artinya: “Tuhan Penyelamat”. Tepatnya dalam diri Yesus, Allah yaitu Yahweh menyatakan diriNya secara penuh dalam selubung manusiawi dan benar-benar menjadi manusia. Tetapi melalui kebangkitan Kristus, Allah menyingkapkan seluruh selubung manusiawiNya agar umat manusia dapat mengenal dan percaya kepadaNya. Dengan kebangkitanNya, Kristus menyatakan kemuliaan Allah. Sehingga melalui kebangkitanNya, Kristus menghadirkan keselamatan yang pasti bahwa di dalam diriNya - dalam “namaNya” tersedia pengampunan dosa dan pendamaian yang sempurna. Setelah Tuhan Yesus menampakkan diri di hadapan para murid dan membuka pikiran mereka sehingga para murid mengerti Kitab Suci, Dia berkata: “Messias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem” (Luk. 24:46-47).
Karena Kristus tetap hidup, maka di dalam namaNya terdapat jaminan pengampunan dosa dari Allah. Seandainya Kristus tetap wafat dan tidak pernah bangkit, maka dalam namaNya tidak tersedia jaminan keselamatan.

Nama Yang Menyembuhkan
Gereja perdana menyaksikan peristiwa kebangkitan Kristus bukan hanya mampu membawa perubahan rohani (transformasi spiritualitas) kepada para murid dan orang-orang percaya, tetapi juga bagaimana mereka diberi kuasa untuk menyaksikan Kristus yang bangkit. Di Kis. 3:6-8 menyaksikan bagaimana para rasul dalam hal ini rasul Petrus telah diberi kuasa oleh Tuhan Yesus untuk menyembuhkan seorang lumpuh sejak lahir. Petrus menyembuhkan orang lumpuh tersebut dengan beralaskan kepada nama Yesus yang telah bangkit. Itu sebabnya di Kis. 3:16 rasul Petrus berkata kepada orang-orang Yahudi demikian: “Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua”. Kesembuhan yang dialami oleh orang lumpuh sejak lahirnya bukan karena kesalehan atau kekuatan rohani yang dimiliki oleh rasul Petrus, tetapi karena kuasa nama Yesus. Tepatnya dengan nama Yesus yang telah bangkit, kini tersedia keselamatan Allah dalam kehidupan umat manusia. Salah satu bentuk keselamatan Allah adalah dengan memberi pemulihan dan penyembuhan kepada orang-orang yang sakit. Yang mana daya kekuatan dan kesembuhan yang terjadi dalam nama Yesus tersebut di kitab Kisah Para Rasul ditempatkan dalam konteks Allah yang telah membangkitkan Kristus. Rasul Petrus berkata: “Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi” (Kis.3:15). Jadi seandainya Kristus tidak bangkit dari kematianNya, maka sesungguhnya para murid Yesus tidak akan memiliki kuasa ilahi untuk menyembuhkan dan memulihkan setiap orang yang sakit ataupun orang yang menderita.
Ulasan atau pembahasan yang mempersoalkan kisah kebangkitan Kristus sering mengabaikan fakta bahwa para murid Yesus dianugerahi kuasa ilahi sehingga mereka yang semula orang-orang biasa dan sederhana dimampukan untuk melakukan berbagai perbuatan mukjizat. Para murid Yesus bukan hanya memiliki semangat berkobar-kobar untuk menyebarkan kabar keselamatan yang dinyatakan Allah dalam kehidupan Kristus. Lebih dari pada itu kehidupan mereka justru ditandai dengan kuasa ilahi yang memampukan mereka untuk menyembuhkan orang yang sakit dan membangkitkan orang yang telah mati serta diperlengkapi dengan berbagai roh hikmat Allah.
Kuasa nama Yesus yang menyembuhkan dan memulihkan tidak berhenti hanya di satu periode zaman. Tetapi kuasa di dalam namaNya terus berlanjut dan dinyatakan dalam berbagai peristiwa. Maksudnya kuasa pemulihan dan penyembuhan di dalam nama Kristus pada hakikatnya bertujuan untuk menyatakan tanda bahwa Dia adalah Juru-selamat yang telah bangkit. Sehingga karya pemulihan dan penyembuhan yang dilakukan oleh para murid Yesus tetap berada dalam kerangka otoritasNya sebagai Tuhan. Para pelayan Tuhan atau gerejaNya tidak dapat mengatur dan mengendalikan kuasa pemulihan dan penyembuhan dalam nama Kristus menurut kehendak atau keinginannya. Itu sebabnya penyembuhan dari penyakit dapat terjadi hanya pada beberapa orang dan tidak terjadi kepada beberapa orang walaupun mereka semua sungguh-sungguh percaya kepada Kristus. Bahkan tidak jarang kuasa penyembuhan dari Kristus justru terjadi kepada beberapa orang yang semula tidak percaya, sehingga akhirnya mereka mau percaya kepadaNya. Semua fenomena tersebut harus ditempatkan dalam sikap tunduk kepada otoritas Kristus selaku Tuhan, dan tidak boleh dikaitkan dengan otoritas seorang pelayan Tuhan atau denominasi gereja tertentu. Apabila kecenderungan dan sikap tersebut terjadi, maka sesungguhnya mereka tidak memberitakan Kristus yang bangkit untuk keselamatan umat manusia, tetapi berupaya merebut kuasa kemuliaan Kristus yang bangkit untuk kemuliaan diri mereka sendiri.

Memiliki Pengharapan Serupa Dengan Kristus
Nama Yesus yang penuh kuasa untuk memulihkan seharusnya tidak dibatasi pada penyembuhan yang sifatnya fisik atau jasmaniah belaka. Sebab bukankah penyembuhan fisik dalam kuasa namaNya pada hakikatnya merupakan media belaka agar umat mau percaya bahwa Dia Juru-selamat yang bangkit? Jadi seharusnya makna pemulihan dalam kuasa namaNya lebih dalam dari pada sekedar penyembuhan fisik. Apa artinya penyakit kita disembuhkan oleh kuasa Kristus, tetapi hati kita tetap melekat terhadap kuasa dunia? Bukankah lebih baik kita sesuai dengan kehendakNya tidak disembuhkan dari suatu penyakit, tetapi hati kita telah dipulihkan oleh kuasa namaNya? Sebab Kristus yang bangkit adalah Juru-selamat yang menyembuhkan keseluruhan hidup (totalitas diri) agar kita dapat hidup sebagai anak-anak Allah. Kuasa kebangkitan Kristus bertujuan membebaskan diri kita dari kuasa dunia. Dan dengan kuasa namaNya kita dijadikan Allah untuk serupa dengan Kristus. Surat I Yoh. 3:1 berkata: “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia”. Esensi yang paling fundamental dari kuasa kebangkitan Kristus adalah hidup kekal sebagai anak-anak Allah yang kudus dan serupa dengan pola hidup Kristus. Dengan demikian kisah kebangkitan Kristus baru bermakna jikalau kisah tersebut selalu mendorong dan mengarahkan kita untuk mengalami pembaharuan hidup. Jadi seandainya kisah kebangkitan Kristus tidak pernah memampukan kita mengalami pembaharuan hidup atau pertobatan walaupun penyakit fisik kita telah disembuhkan sesungguhnya kita belum menerima anugerah keselamatan sebagai anak-anak Allah. Dengan lugas surat I Yoh. 3:3 berkata: “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci”.


Pertanyaan untuk diskusi:
1.Apa arti “Nama” Yesus bagi saudara?
2.Di dalam “Nama” Yesus terkandung kuasa apa saja?
3.Mana yang paling penting “disembuhkan” atau “mengalami perubahan kualitas hidup”?
4.Perubahan kualitas hidup yang seperti apa yang harus terjadi dalam diri orang percaya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009