Perubahan hidup orang percaya

Bahan Pemahaman Alkitab
Tgl 24 Pebruari 2009
GKJ Ambarawa.
Perubahan hidup orang percaya
II Raj. 2:1-12; II Kor. 4:3-6; Mark. 9:2-9
Pengantar
Hampir setiap orang takjub dengan keindahan kupu-kupu saat dia terbang dengan sayapnya yang elok. Tetapi kita akan lebih takjub lagi saat kita memperhatikan proses terjadinya “metamorphose” (perubahan bentuk) seekor kupu-kupu. Pertama-tama kupu akan bertelur, kemudian telur yang menempel di suatu daun akan berubah menjadi ulat. Setelah itu ulat menjadi besar dan memanjang. Ulat tersebut kemudian berubah menjadi kepompong. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang sangat indah.

Kita tidak pernah menduga dari ulat yang umumnya sangat menjijikkan bagi sebagian besar wanita dan kepompong yang buruk bentuknya suatu kelak akan berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Sangat menarik, bahwa istilah “transfigurasi” sebenarnya berasal dari istilah “metamorfosa” yang di dalam teks Alkitab Yunani disebut dengan “metemorphethe” atau “metamorpheo”. Istilah “metemorphete” atau “transfigurasi” disaksikan oleh Alkitab dan dikenakan pada diri Tuhan Yesus. Di Mark. 9:2 disebutkan bahwa Tuhan Yesus mengajak ketiga muridNya yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes di sebuah gunung yang tinggi, yaitu: “Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaianNya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu” (Mark. 9:2b-3). Dalam peristiwa transfigurasi tersebut tubuh fisik Tuhan Yesus berubah secara menyeluruh. Tubuh manusiawi-Nya memancarkan cahaya kemuliaan Allah. Lebih dari pada itu Dia berubah rupa secara rohaniah.

Nabi-nabi yang mendampingi Tuhan Yesus pada saat Yesus dimuliakan adalah nabi Elia dan Musa. Kita tahu berdasarkan II Raja-raja bahwa Elia juga mengalami peristiwa transfigurasi/metaformosis yaitu dengan peristiwa pengangkatan nabi Elia ke sorga. Demikian pula dengan nabi Musa, ia pernah mengalami wajahnya bercahaya setelah bertemu dengan TUHAN sehingga bangsa Israel menghendaki muka Musa ditutup oleh selubung. (Kel. 34:29 dan Kel. 34:35).

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak akan pernah melihat peristiwa transfigurasi Kristus sebagaimana yang disaksikan oleh Petrus, Yohanes dan Yakobus. Tetapi kita dimungkinkan untuk melihat kemuliaan Kristus melalui berita Injil atau firman Allah yang disaksikan oleh Alkitab. Kita bersyukur bahwa kini berita Alkitab makin tersebar melalui berbagai macam cara, misalnya: melalui pencetakan dan penerbitan, melalui internet, televisi, radio, khotbah dan berbagai pemberitaan firman. Tetapi apakah berbagai media komunikasi tersebut secara otomatis dapat membuka mata rohani banyak orang dalam pembaharuan hidup untuk serupa dengan Kristus? Tentunya jawabannya adalah: tidak otomatis! Sebab seluruh berita Alkitab tersebut membutuhkan respon iman dari setiap orang yang mendengarnya. Bahkan kita harus senantiasa memberi respon dalam setiap aspek kehidupan dan setiap momen hidup kita agar kehidupan kita makin diubahkan untuk serupa dengan Kristus. Dengan demikian respon iman kita terhadap berita yang disampaikan oleh Alkitab haruslah senantiasa bersifat dinamis dan eksistensial. Jadi tidaklah cukup bagi kita untuk mengaku percaya kepada Kristus di suatu momen, tetapi kemudian kita lengah dan kehilangan iman di momen atau kesempatan yang lain. Betapa mudahnya bagi kita tertutup oleh selubung ketidakpercayaan kepada Kristus, sehingga kita tidak mampu melihat lagi kuasa dan kemuliaanNya sebagai Anak Allah. Di II Kor. 4:3-4 rasul Paulus berkata: “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah”.

Pertanyaan untuk diskusi:
1.Perubahan yang seperti apa yang kita harapkan terjadi dalam hidup orang Kristen?
2.Menurut Paulus dalam II Korintus 4 bahwa sulitnya orang berubah karena dibutakan oleh “ilah zaman ini”. Apakah yang dimaksudkan dengan ilah zaman kini?
3.Sharingkan (bagikan) pengalaman perubahan yang pernah terjadi dalam hidup saudara! Apa yang memudahkan saudara “berubah”? Dan apa yang membuat kita sulit untuk “berubah”?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009