Pendadaran Bujono

Bahan Pendadaran Bujono


Reguler II tanggal 2 dan 9 Mei 2010

Gereja Kristen Jawa Ambarawa



Bagaimana mengenal Dia yang bangkit?

Bacaan: Lukas 24: 28-35

Nats: ayat 35



“…Lalu kedua orang itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti...”



Apakah yang biasa terjadi di tengah jalan kehidupan kita? Biasanya jika jalan kehidupan kita adalah jalan yang enak tanpa adanya kekecewaan, putus asa atau kemarahan maka di tengah jalan kita tidak akan bermuram durja. Kita dapat melenggang dengan santai dan riang. Para murid yang berjalan menuju Emaus adalah para murid yang kecewa, marah dan sakit. Mereka mengalami yang demikian karena sesuatu telah terjadi atas Guru mereka. Guru yang mereka segani, yang mereka kasihi ternyata harus mengakhiri hidup dengan naas dengan disengsara dan disalibkan. Guru yang telah mereka ikuti sepanjang tiga tahun perjalanan bersama tidak dapat mereka bela dari aniaya para pemuka agama Israel.



Ternyata Guru mereka yang telah bangkit tidak membiarkan para murid ada dalam situasi perjalanan yang penuh diwarnai dengan kemarahan, kekecewaan. Guru mereka menghampiri mereka di tengah jalan menuju desa Emaus. Para murid mula-mula kurang menyadari bahwa yang sedang bersama mereka adalah Guru mereka. Baru setelah Guru tinggal dengan mereka dan duduk makan bersama, mereka sadar dan melihat bahwa Guru bersama mereka. Lalu mereka kembali ke Yerusalem dan menceritakan hal itu, bahwa Yesus Guru mereka telah bangkit dan tinggal bersama dengan mereka.



Setiap orang percaya bisa memiliki kepekaan akan kehadiran Tuhan yang berbeda-beda. Ada yang segera sadar dan tahu bahwa Tuhan bersama dengan mereka. Namun ada juga murid yang tidak seketika itu juga tahu dan sadar bahwa ia sedang bersama Tuhan.



Para murid yang sedang dalam perjalanan ke Emaus termasuk kelompok yang kedua. Mereka baru disadarkan ketika Guru mereka duduk makan bersama dan memecahkan roti untuk mereka. Moment duduk bersama, memecah roti dan makan bersama ternyata menjadi sarana mereka disadarkan. Maria Magdalena juga mengalami hal yang sama, setelah namanya disebut ia baru sadar kalau sedang bersama Tuhan. Thomas juga begitu.



Perjamuan Kudus adalah sarana pemeliharaan iman untuk orang percaya. Diharapkan dengan mengikuti Perjamuan Kudus kita senantiasa disadarkan bahwa Tuhan selalu hadir di tengah perjalanan hidup kita. Sama seperti Para murid yang sedang ke Emaus, setelah mereka sadar bahwa perjalanan hidup mereka diiringi oleh Guru yang bangkit, mereka menjadi riang gembira. Mereka segera bangkit dan pergi ke Yerusalem untuk berbagi dengan para murid yang lain. Pengalaman di tengah jalan yang bersama dengan Guru ternyata mengurungkan niat mereka untuk pulang ke Emaus. Para murid kembali meneruskan karya sebagai murid.



Apakah yang terjadi di tengah jalan hidup saudara? Dapatkah kita kenali kehadiran Tuhan di jalan kehidupan kita? Apakah kita tetap bersemangat dalam menjadi Murid Tuhan?



Selamat mengikuti Perjamuan Kudus.

Amin.





KJ 188:1-2

KJ 211:1,4,7



Sebelum kita menerima Sakramen Perjamuan marilah kita menguji diri dengan bertanya kepada diri kita masing-masing sebagai berikut :

1. Apakah kita sungguh-sungguh menyadari dan mengakui bahwa kita berada dalam kondisi tidak selamat karena dosa, dan dengan kekuatan serta usaha sendiri, tidak mampu melepaskan diri dari kondisi tersebut, sehingga membutuhkan Juruselamat yang berkuasa melepaskannya ?

2. Apakah kita sungguh-sungguh bertobat dan menyerahkan diri dengan penuh keyakinan kepada Allah yang menyelamatkan manusia melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus ?

3. Apakah kita sungguh-sungguh bertekad menyerahkan diri untuk hidup sesuai dengan firman-Nya ?

4. Apakah kita sungguh-sungguh bertekad senantiasa menjalani hidup penuh syukur atas anugerah penyelamatan Allah ?

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009