Harapan

harapan yang ditempatkan dengan baik "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar" —mazmur 42:5–6 Apakah Anda pernah bekerja di komputer Anda ketika tiba-tiba komputer ngadat membeku? Jelas anda membutuhkan reboot agar semuanya berfungsi kembali. Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, terkadang kita juga membutuhkan reboot. Kita membutuhkan penyegaran karena kita merasa lelah dan sedih. Ngomong-ngomong, ini bukan fenomena modern. Pemazmur menulis, “ Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan." (Mazmur 42:4). Dia melanjutkan, “ Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar. Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku. (ayat 5–7). Kita semua perbah mendapati dan mengalami hal serupa. Kita merasa sedih, lalu kita akan mengutip Kitab Suci untuk diri kita sendiri, terkadang mrmbacanya dengan suara keras. Apakah kita membutuhkan penyegaran rohani? Efesus 5 mengingatkan kita untuk “dipenuhi dengan Roh Kudus” (ayat 18). Dalam bahasa aslinya, ini adalah perintah. Ini juga menyiratkan bahwa itu berkelanjutan. Secara efektif, Tuhan berkata, "Aku perintahkan kamu setiap hari untuk dipenuhi dengan Roh Kudus." Roh Kudus membawa penyegaran ke dalam hidup kita setiap hari. Dan ingatlah bahwa bahkan ketika segala sesuatu tampak suram, segala sesuatu pada akhirnya akan bekerja sama untuk kemuliaan Allah dan kebaikan kita (lihat Roma 8:28). Tuhan mengendalikan semua keadaan yang mengelilingi orang percaya. Kita membaca dalam Kitab Ayub bahwa sebelum Setan dapat membawa kesukaran ke dalam hidup Ayub, dia pertama-tama harus mendapatkan izin dari Tuhan. Dan hal yang sama berlaku untuk kita. Tuhan tahu apa yang bisa kita tangani. Dan karena Dia mengasihi kita, Dia selalu memperhatikan kita.

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009