Bahan Pemahaman Alkitab GKJ Ambarawa, 20 Agustus 2013
Bahan Pemahaman Alkitab
GKJ Ambarawa, 20 Agustus 2013
Bangsa yang Mewaspadai Zaman dan
Berpengharapan Baru
Bacaan :Yesaya 5:1-7; Mazmur 80: 1-2, 8-19; Ibrani 11:29-12:2;
Lukas 12:49-56
TujuanPerayaan iman
Menjadikan diri kita sebagai umat
Tuhan yang waspada terhadap berbagai tantangan dalam
perkembangan zaman dan
senantiasa memiliki
pengharapan yang baru.
Dasar Pemikiran
Martabat sebuah bangsa akan
selalu dikaitkan dengan cara agar jati diri dan identitasnya tidak ternodai
dengan berbagai-bagai pengaruh dari perkembangan
zaman yang jauh dari cita-cita bangsa.
Kehidupan sebuah bangsa akan
senantiasa mencari dan mengusahakan kehidupan yang sarat kedamaian
dan kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Untuk
itulah membangun sebuah bangsa yang berkenan akan baik dan
berkembang jika dimulai dari orang-orang yang percaya
kepada Kristus untuk mewujudkan imannya dalam kehidupan
bermasyarakat. Itulah salah satu cara dari sekian cara untuk meciptakan
kedamaian dan berkat Tuhan dalam kehidupan Bangsa Indonesia.
KeteranganTiap Bacaan
Yesaya 5: 1-7
Dikisahkan tentang
sebuah kebun anggur yang ternyata menghasilkan
anggur-anggur yang asam. Sang pemilik kebun dengan
rajin mengurus kebun dan tentunya berharap usahanya akan menghasilkan pohon berbuah
lebat dengan kualitas tinggi. Namun apa yang dihasilkan? Lanjutan ayat 2 diatas
berbunyi: "tetapi yang dihasilkannya ialah buah
anggur yang asam." Bagian ini menggambarkan kiasan
mengenai Tuhan si pemilik kebun, dan anak- anak-Nya yang digambarkan sebagai
pohon-pohon anggur. Secara lebih spesifik, ayat-ayat ini
berbicara tentang pertobatan yang menghasilkan buah. Ketika
kita bertobat menerima , seharusnya kita menjadi sebuah ciptaan baru yang terus
tumbuh dan berbuah subur, lebat dengan kualitas yang baik.
Mazmur 80: 1-2,18-19
Melalui Mazmur
syafaat ini, pemazmur memohon kebangunan rohani dan
pemulihan umat Allah agar memperoleh berkat penuh dan hidup
mereka berkenan dihadapan Allah. Berbicara kepada
semua orang percaya untuk berdoa agar Allah mau membangun dan membaharui
kita oleh kuasa dan kemurahan-Nya.
Ibrani 11:29-12:2
Tujuan surat
ini yaitu menyerukan supaya para pembaca
tetap percaya dan teguh dalam iman oleh
karena dahsyatnya hubungannya dengan Tuhan. Bagian ini
diawali dengan sebuah definisi iman yang perlu mendapat perhatian
untuk dapat memahami daftar perjuangan
orang-orang beriman dalam PL. Kemenangan diperoleh orang
beriman, ketika mereka bertahan dalam iman ditengah kesulitan yang mereka hadapi
dan mereka menjadi saksi bagaimana Allah meluputkan mereka dari bahaya. (ayat
29 – 34). Ketekunan dalam iman ditandai dengan meninggalkan semua beban dan
dosa yang merintangi mereka masuk dalam kemenangan dan kemuliaan Allah.
Keteladanan bertekun dalam iman
berpuncak dalam diri Kristus. Iman itu akan
membawa umat kepada kesempurnaan yang akan menggantikan
kehinaan dengan sukacita dan kemuliaan bersama
dengan tahta Allah. Seperti yang menderita
karena memilih bertekun dalam iman dan kemudian
mengalami kemuliaan dari Allah Bapa, maka kita pun yang menderita karena
bertekun dalam iman, akan mengalami hal yang sama.
Lukas 12:49-56
Ucapan Tuhan di Luk.
12:49-50: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas
bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang
untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu
perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang
seisi rumahnya” perlu dipahami bahwa makna
kedatangan-Nya ke dunia sebagai manusia dan kaitannya dengankedatangan-Nya
dalam kemuliaan ilahi. Dalam kedatangan Kristus sebagai manusia, sangat jelas
bertujuan untuk membawa damai- sejahtera (syalom). Tetapi dalam
kedatangan-Nya yang kedua kelak, Tuhan sebagai Hakim dan Raja akan
membawa pedang yang berarti: exclude,appoint, divide,
separate mengandung 2 arti yaitu dalam
arti yang negatif, yaitu: untuk mengecualikan dan membuang
setiap hal yang jahat atau buruk. Dalam arti yang positif, yaitu: untuk
memisahkan hal yang kudus agar tidak tercemar. Jadi dalam kedatangan Kristus
yang kedua, Dia akan menghakimi dan memotong setiap hal yang jahat, dan
memisahkan hal yang kudus dan benar. Pedang Kristus akan membinasakan orang
yang berdosa dan tidak bertobat,
tetapi pedang-Nya juga akan melindungi orang yang hidup benar
dan berkenan di hadapan Allah. Kristus datang untuk
membawa damai, dan Dia telah berhasil
membuktikan prinsip dan pengajaran-Nya tersebut dalam
seluruh kehidupan-Nya. Namun damai yang dibawa oleh Kristus bukanlah damai yang
pasif, tetapi damai yang transformatif. Damai yang harus diisi oleh sistem
nilai Kerajaan Allah. Tanpa ketaatan dan kesediaan untuk menerapkan secara
konsekuen sistem nilai Kerajaan Allah yang dilandasi oleh kasih Allah, maka
tidaklah mungkin tercipta damai-sejahtera dalam arti yang sesungguhnya.
Renungan atas bacaan
Iman menjadi hal yang mendasar
untuk menentukan setiap orang percaya beroleh kasih dan keadilan Tuhan. Iman
orang percaya dapat digambarkan sebagaimana pohon anggur
yang berbuah. Buah anggur yang berkwalitas baik dan manis
rasanya itu yang menjadi harapan dari pemilik kebun anggur yaitu tidak lain
adalah Tuhan, tetapi jika tidak memiliki kwalitas yang baik dan asam rasanya
akan di buang dan dipisahkan dengan buah anggur yang berkwalitas baik.
Demikian Tuhan akan datang
yang kedua kali memisahkan orang yang memiliki iman dan berbuah baik dan
orang yang hanyut dengan arus kejahatan dunia. Untuk itu tetap teguh dalam iman
dan waspada akan perkembangan zaman menjadikan diri kita menjadi anggur yang
berkwalitas baik.
Harmonisasi Bacaan
Waspada akan
perkembangan zaman sama halnya ketika kita
bertekun dalam iman kita kepada Kristus
sebagai pemilik kebun anggur dan kita adalah pohon
anggurnya. Digambarkan sebagai pohon anggur kita harus menghasilkan
buah yang baik, dimana kita harus bertekun dalam iman yang menjadikan hidup kita berbuah dalam kesempurnaan Allah.
Pokok dan arah pewartaan:
Lebih menekankan
tentang iman yang terus berbuah,
sehinggamenghasilkan ketekunan dan kewaspadaan
untuk menjadikan kehidupannya sebagai buah angguryang berkwalitas baik.
Selain itu membantu jemaat untuk memiliki pengharapan yang baru bersama Tuhan
dalam kerajaan-Nya atas dasar iman yang berbuah kepadaTuhan.
Pertanyaan untuk diskusi:
1.Apakah saudara percaya bahwa
Allah selalu akan membentuk kehidupan kita menjadi semakin lebih baik setiap
harinya? Apa yang Allah lakukan untuk membentuk kehidupan kita menjadi lebih baik? Dan apa yang harus kita
lakukan untuk “bersama-sama” dengan Allah membentuk masa depan kehidupan yang
lebih baik?
2.Perjuangan untuk tetap setia
kepada Allah yang berarti perjuangan untuk memperoleh kehidupan yang lebih
baik, adalah perjuangan yang penuh dengan onak duri. Ceritakan
pengalaman-pengalaman orang percaya dalam kitab Ibrani dalam perjuangan
tersebut! Ceritakan pula pengalaman orang beriman masa kini untuk bisa tetap
setia! (bisa sharing pengalaman anda).
Bahan Pemahaman Alkitab
GKJ Ambarawa, 27 Agustus 2013
Berbagi Kehidupan kepadaSesama
yang Membutuhkan
Bacaan : Yeremia1:4-10; Mazmur 71:1-6; Ibrani 12:18-29; Injil
Lukas 13:10-17
TujuanPerayaan Iman
Jemaat menyadari
bahwa martabatnya telah dipulihkan sehingga mereka
memiliki kemampuan untuk berbagi
kehidupan dengan sesama yang membutuhkan.
KeteranganTiap Bacaan
Yeremia1:4-10
Yeremia berasal dari keluarga
imam, mungkin keturunanAbyatar yang dihukum Salomo untuk kembali ke Anatot (1
Raja 2:26-27).Waktu persisnya kapan pemanggilan
terjadi masih menjadi perdebatan. Namun
semua hampir sepakat yaitu selama kuartal terakhir
dari abadke-7 SM. Menurut Kitab Yeremia, ia masih hidup di Mesir setelah
Yerusalem jatuh ke tangan Babel tahun 586 SM (40:1- 44:30).
Ayat 4-5 menunjukkan bahwa
tradisi nenek moyangnya sebagai Imam
memiliki pengaruh besar pada dirinya. Latar
belakang keluarganya membuat Yeremia terbuka pada panggilannya sebagai
seorang Nabi. Yeremia pada awalnya keberatan karena usia mudanya
(ayat.6). Namun Allah menegaskan bahwa Ia
akan memberikan jaminan (ayat 7-8).
Seperti pemanggilan
nabi-nabi sebelumnya, bagian ini mengungkapkan pemahaman yang
kuat dari Yeremia tentang motif pemilihannya sebagai seorang Nabi Allah.
Pengalaman pemilihan Yeremia hampir sama
dengan Yesaya. Cuma yang membedakan pada Yeremia
disebutkan tangan Tuhan yang menjamah mulutnya. Pada Yesaya
ada malaikat yang menyentuhkan bara pada mulut
Yesaya (Yes 6:6). Jamahan tangan
Tuhan itu yang selanjutnya memberi kekuatan Yeremia
untukberani berbicara atas nama Tuhan.
Mazmur71:1-6
Ayat 1-3 hampir persis sama dan
mengulang mengulang kata-kata Mazmur 31:1-3. Yaitu permohonan agar Tuhan
berkenan menjadi batu perlindungan dan kubu pertahanaan bagi pemazmur. Setelah
mengulang Mazmur 31:1-3, ayat 4 menjadi
pembuka yang melontarkan suatu permohonan akan campurtangan illahi dalam
kehidupan Pemazmur. Pemazmur sedang dilanda serangan musuh.
Sejak muda Pemazmur melihat dan
merasakan bahwa Allah dapat dipercaya dan pertolongan-Nya dapat diharapkan.
Pada ayat 4 dan 5, Pemazmur seolah mencoba menjalin
kontak lebih intensif lagi dengan Allah di
saat-saat masa sulitnya. Ayat 6 menyajikan
pandangan umum Ibrani bahwa sperma
laki-laki adalah seperti sebuah kapal yang mengangkut
kehidupan. Dan itu diangkut dari generasi ke generasi. Adapun posisi
wanita sebagai wadah di mana anak tumbuh sebelum kelahiran.
Di sisi lain, kehidupan seorang
anak dalam kandungan, apakah pria atau wanita,
juga dianggap sebagai hadiah suci TUHAN
kepada orang Israel. Israel adalah umat perjanjian dengan Yahweh sebagai
orang khusus dipilih untuk dikuduskan,
termasuk panggilan kekudusan seksualitas. Itulahsebabnya dalam ayat ini
Pemazmur mengatakan bahwa Allah yang menopang hidup pemazmur sejak dalam
kandungan (bdk. bacaan Yeremia ayat 5).
Ibrani12:18-29
Penulis menggunakan
kontras untuk mengembangkan peringatannya tentang bahaya mengabaikan
keselamatan(2:3). Di sini dua gunung, Sinai dan
Sion, membentuk dasar perbandingan.Penulis pertama
mengingatkan pengalamanbangsa Israel di Sinai: api
yang membakar, kabut dan gelap, bunyi sangkakala,
dan suara terlalu mengerikan untuk didengar (12:18-19). Semua itu
menggambarkan bagaimana waktu Musa menerima Perintah
Allah.(12:21). Tapi sekarang untuk menghadap Allah tidak lagi seperti itu,
umat datang keBukit Sion (12:22). Kontras (12:18-24) menggaris bawahi
keuntungan yang diperoleh dari perjanjian baru melalui Yesus: akses baru kepada
Allah dan persekutuan dengan orang lain dalam keindahan kota yang penuh
sukacita. Kontras itu lalu dijadikan titik pijak untuk memberi
nasihat. Kita tidak boleh mengabaikan dan menolak Dia yang berbicara
dari sorga (12:25).
Lukas 13:10-17
Hal memaknai hari Sabat sekali
lagi dipakai oleh Lukas dalam perikop ini. Seperti yang sering dilakukannya,
Lukas menempatkan seorang wanita pada pusat cerita.
Penyembuhan wanita lumpuh selama delapan
belas tahun menimbulkan konfrontasi antara
Yesus dan otoritas keagamaan. Dalam hal ini pemimpin rumah ibadat menjadi
gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat.
Yesus mengecam kemunafikan yang
dilakukan oleh musuh-musuh-Nya. Dia lalu menarik paralel antara kasih sayang
yang baru saja ia tampilkan untuk perempuan dengan
perawatan orang atas binatang ternak mereka pada hari yang
sama (Sabat). "Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun
diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari
ikatannya itu, karena ia adalah keturunan
Abraham? " (13:16). Meskipun Lukas tidak
memberikan wanita ini dengan nama
dalam cerita, ia menunjukkan bahwa Yesus
memberinya"nama," putri/keturunan Abraham. Ungkapan ini terjadi di
tempat lain dalam Lukas atau dalam seluruh Alkitab (lih. Luk 19:9, di
mana Yesus menyebut Zakheus "anak
Abraham").Nama ini menekankan keanggotaan wanita dalam komunitas
perjanjian.
Renungan Atas Bacaan
Ada beberapa pokok renungan dalam
keempat bacaan di atas:
Seberapa jauh kita sebagai orang
percaya memahami bahwa kita telah ditopang dan diselamatkan oleh Allah sebelum
kita dilahirkan? Apakah penghayatan tersebut menjadikan
kita tahu bahwa Allah begitu mencintai dan
mengasihi kita sehingga merencanakan keselamatan dan member panggilan
bagi kita untuk keselamatan sesama?
Apa belenggu-belenggu
yang ada dalam kehidupan kita yang menjadikan kita
tidak mampu melihat bahwa oang lain juga perlu mendapat kasih sayang Allah?
Harmonisasi Bacaan Leksionari
Kehidupan orang percaya adalah
kehidupan yang telah dipulihkan martabatnya oleh
karya Pengantara Tuhan Yesus. Karena itu kehidupan
yang sejati yang sekarang dimiliki oleh orang percaya, sehingga tidak perlu
lagi memiliki rasa takut dalam menghampiri Allah.
Penerimaan kehidupan yang sejati
di atas menjadikan orang percaya diundang bersama-sama dengan Allah untuk
menjadi rekan sekerja dalam membagikan kehidupan yang sejati. Hidup yang
bermartabat, yang dipulihkan relasinya.
Pokokdan Arah Pewartaan
Jemaat diajak untuk menghayati
pemulihan martabat baru sebagai manusia yang sudah diselamatkan. Dengan
kesadaran baru tersebut jemaat diajak untuk mau berbagi kehidupan dengan
sesama yang masih terbelenggu martabat kemanusiaannya.
Pertanyaanuntuk diskusi:
1.Kempat bacaan kita mengajak
kita untuk menyadari bahwa Kehidupan
orang percaya adalah kehidupan yang telah dipulihkan
martabatnya oleh karya Pengantara Tuhan
Yesus. Hal-hal apa saja yang membuat kita tidak mampu menyadari
perkara di atas?
2.Apa saja yang dapat kita
lakukan dalam rangka berbagi kehidupan dengan sesama kita?
Bahan Pemahaman Alkitab
GKJ Ambarawa, 10 September 2013
Mendengarkan Firman Allah dan
Bersedia Dibentuk Oleh-Nya
Bacaan: Yeremia 18:1-11; Mazmur139:1-6,13-18; Filemon 1-21;
Lukas 14:25-33
Tujuan Perayaan Iman
1.Jemaat memahami bahwa mengikut
Yesus berarti bersedia dibentuk oleh Allah melalui Firman-Nya
2. Jemaat dapat tekun dan setia
dalam proses kehidupan sebagai bagian dari karya keselamatan Allah
Dasar Pemikiran
Bagi beberapa orang, diskusi
mengenai Firman Tuhan merupakan hal yang menarik karena dapat menggali sabda
Tuhan yang kemudian diterapkan dalam kehidupan masing-masing orang. Berbeda
dengan khotbah, kegiatan Pemahaman Alkitab
memberikan ruang bagi warga jemaatuntuk ikut menggumuli Firman
Tuhan berdasarkan kacamata masing-masing. Akan tetapi
tidak jarang pula diskusi mengenai
Alkitab dapat memicu gesekan karena cara
pandang/tafsiran yang berbeda-beda. Pemahaman yang sering keliru adalah Alkitab
dijadikan dasar bagi pembenaran atas sikap diri. Jika ini yang terjadi, maka
kita sedang menempatkan Alkitab di bawah kepentingan kita.
Padahal yang semestinya adalah Alkitab kita
tempatkan di atas kepentingan kita. Artinya bahwa peran Alkitab sebagai
Firman Tuhan kita tempatkan sebagai alat
untuk mentransformasi diri. Firman Tuhan
memiliki peran besar dalam membentuk kita menjadi manusia yang
dapat menghadirkan damai sejahtera di bumi. Kesediaan kita untuk mendengarkan Firman
Tuhan tidak hanya dengan mengamininya saja
melainkan dengan mengimaninya, seperti yang tampak dalam sikap dan
perilaku penuh cinta kasih kepada sesama.
Keterangan BacaanAlkitab
Yeremia 18:1-11
Allah memerintahkan
Yeremia pergi ke tukang periuk untuk
menyaksikan proses pembuatan bejana. Ada
hal menarik dalam proses pembuatan bejana ini. Apabila bejana yang
dibuat tukang periuk itu rusak atau kurang sempurna, maka ia mengerjakannya
kembali sesuai dengan yang dikehendakinya.Bejana yang rusak itu tidak dibuang oleh
si tukang periuk, melainkan diolahnya kembali menjadi bejana yang lebih baik.
Atas dasar pengamatan Yeremia itu, Allah pun berfirman: ”Masakan Aku tidak
dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!,
demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah
liat di tangan tukang periuk, demikianlah
kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!”.
Dalam karya keselamatan, Allah menempatkan diri-Nya
sebagai tukang periuk yang sedang
mengerjakan bejana. Apabila bejana itu rusak
atau kurang sempurna, maka Allah akan membentuknya kembali. Allah tetap
memegang janji setia-Nya kepada Israel. Meskipun Israel sering
menyakiti hati Allah, tetapi Allah memberikan
pemulihan dan pengampunan. Bagaikan
tukang periuk, Allah tidak pernah letih dalam
bekerja serta tekun dalam membentuk hidup bangsa Israel yang penuh dengan
dosa.
Mazmur 139:1-6,13-18
Nyanyian Mazmur Daud ini
mengeskpresikan kemahakuasaan Allah atas hidup manusia. Semenjak dari kandungan
seorang ibu, manusia sudah dibentuk oleh Allah. Proses kehidupan manusia di
dunia tidak dapat lepas dari pengawasan
Allah sendiri. Karya Allah begitu dahsyat, sehingga
membuat manusia tidak mudah untuk menyelami rencana Allah atas kehidupan.
Mazmur ini ingin mengajak supaya manusia selalu memandang
Allah. Jangan pernah sekalipun meninggalkan Allah, meskipun
penderitaan senantiasa hadir dalam hidup. Karena Allah yangmencipta dan
berdaulat atas kehidupan ini, maka rasa syukur dan penyerahan diri adalah sikap
utama yang mesti ditunjukkan oleh manusia.
Filemon 1-21
Onesimus adalah seorang budak
dari tuan yang bernama Filemon. Tampaknya Onesimus
pernah melakukan kesalahan fatal kepada tuannya.
Kemungkinan Onesimus pernah mencuri harta atau
berhutang dalam jumlah besar (ayat 18). Karena takut atau merasa bersalah,
Onesimus pun lari dari tuannya. Dalam pelariannya itu, Onesimus
berjumpa dengan Paulus di penjara. Perjumpaan
ini kemudian membawa suatu perubahan besar dalam hidup Onesimus. Oleh Paulus,
Onesimus kini mengenal dan percaya kepadaTuhan Yesus. Bahkan Paulus
menganggapnya sebagai ”anak” dan ”buah hatinya”(ayat 10,12). Surat Paulus
kepada Filemon ini dapat disebut sebagai surat permohonan. Paulus meminta
supaya Filemon bersedia menerima kembali Onesimus, meskipun perbuatannya di
masa lalu pernah menyakiti hati
Filemon. Kesungguhan Paulus untuk memulihkan
kembali hubungan antara Onesimus dan Filemon
ditunjukkan dengan kesediannya memberikan jaminan dan ganti rugi (ayat
18,19). Sikap kasih Paulus ini bertujuan
untuk menghapus status/predikat Onesimus di mata Filemon yang pernah
melakukan kesalahan besar. Paulus berharap supaya Filemon tidak lagi menilai
Onesimus sebagai orang bersalah atau budak, melainkan sebagai saudara di dalam Kristus.
Lukas 14:25-33
Sebagai umat Tuhan semestinya
kita bersedia untuk dibentuk oleh Tuhan. Proses pembentukan ini sering
terhambat oleh faktor ego yang mengutamakan kepentingan
pribadi daripada kepentingan Tuhan. Terkadang kita lebih
mementingkan hal-hal yang melekat pada diri
sendiri (seperti keluarga dan harta) sehingga
menjadi penguasa dalam hidup kita. Itusebabnya Tuhan Yesus bersabda: ”Jikalau
seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya
laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi
murid-Ku”. Perkataan Tuhan Yesus ini
bukan menyuruh kita untuk membenci
(dalam arti sebenarnya) keluarga. Kata
”benci” di sini menunjuk pada
pengertian ”mengasihi lebih dari apapun”.
Kecenderungan atas sikap seperti ini
menjadi penghalang untuk menaklukkan diridi bawah kehendak Allah.
Jika kita ingin mengikut Yesus berarti kita siap dan
bersedia dibentuk oleh-Nya. Dengan segala resiko
yang akan ditanggung dalam mengikuti jalan-Nya,
bahkan jalan penderitaan sekalipun. Lewat
penderitaan, Allah membentuk kita menjadi pribadi yang kuat, taat, dan
setia.Sehingga Yesus pun memberikan syarat untuk menjadi murid-Nya:
”Barangsiapa tidakmemikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi
murid-Ku”.
Renungan Atas Bacaan
Menghayati hidup dalam genggaman
kuasa Tuhan itu ibarat proses pembuatan bejana. Dari tanah liat yang
dibersihkan, direndam (agar menjadi lembek), diputar-putar, ditekan, dan
dipukul sebagai proses pembentukan awal.
Kemudian dibakar sehingga menjadi bejana tanah
liat yang indah. Terkadang
pula bejana itu mengalami kerusakan atau kurang sempurna
sehingga kemudian diolah dan dibentuk kembali. Bukankah
seperti itu hidup manusia? Rencana Allah atas hidup kita
sangat indah.Walaupun di dalamnya ada duka dan penderitaan, tetapi pada
dasarnya Allah sebagai Tukang Periuk kehidupan sudah memiliki rencana yang baik
bagi kita.Jalan derita yang dialami oleh Yesus mengingatkan kita bahwa
kesetiaan dan ketaatan adalah kunci utama. Apabila kita menyatakan diri sebagai
murid-murid Yesus, renungkan perkataan Yesus
ini: ”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat
menjadi murid-Ku”. Inilah persyaratan yang diajukan oleh Yesus kepada kita.
Semestinya kita tidak sering berkeluh kesah atas penderitaan yang dialami.
Belajarlah kepada Yesus yang begitu setia dan taat dalam menanggung
penderitaan. Rasa syukur dan penyerahan diri kepada Allah adalah
pertanda bahwa kita bersedia dibentuk oleh
Allah menjadi manusia yang baik.
Harmonisasi BacaanLeksionari
Kehidupan manusia tidak lepas
dari karya Allah. Kebahagiaan dan penderitaan merupakan
bagian dari rencana Allah. Pengertian semacam
ini akan menuntun kita menuju pada penyerahan
diri sepenuhnya atas kehendak Allah.
Secara tidak langsung, Tuhan sedang memproses kita menjadi
manusia yang kuat, taat, dan setia. Agar proses ini berjalan dengan baik,
dibutuhkan kesediaan untuk menempatkan kehendak Allah di atas kehendak pribadi.
Pokok Dan ArahPewartaan
Pokok pewartaan
adalah pentingnya mendengarkan firman dan bersedia
dibentuk olehnya. Arah pewartaannya, jemaat memahami bahwa mengikut Yesus
berarti bersedia dibentuk oleh Allah melalui Firman-Nya. Selain itu, jemaat dapat
tekun dan setia dalam proses kehidupan sebagai bagian dari karya keselamatan
Allah.
Pertanyaan untuk diskusi
1.Apa saja yang menghalangi kita
dalam dibentuk oleh Allah pada saat mendengarkan Firman lewat khotbah maupun
saat menggumulkan Firman dalam wadah PA?
2. Apa peran keluarga dan sesama
saudara seiman dalam pembentukan hidup kita oleh Allah?
Bahan Pemahaman Alkitab
GKJ Ambarawa, 17 September 2013
Mendengarkan Firman Allah dan
Bertobat
Bacaan : Yeremia 4:11-12,22-28; Mazmur 14; 1
Timotius 1:12-17; Lukas 15:1-10
Tujuan Perayaan Minggu ini
Jemaat terdorong untuk mengakui
kesalahan dan keberdosaan sebagai titik awal untuk menerima
pembaruan diri.
Dasar Pemikiran
Banyak orang mengenal Yesus
sebagai pribadi yang berkuasadan mampu membuat
banyak mukjizat. Namun kebih banyak orang mengenal
danmengalami Yesus sebagai seorang sahabat karib yang setia.
Di tengah-tengah keberdosaan, kesendirian, kesedihan,
kemiskinan, dan penderitaan, manusia diterima, dihargai, dan dikasihi oleh
Yesus. Ia juga menyelamatkan dan memberikan pengharapan yang baru. Sikap Yesus
inilah yang menjadi pengharapan bagi kita, yang berdosa dan
rendah, untuk selalu bersedia datang dan
mendengarkan pengajaran Yesus serta bertobat.
Keterangan Tiap Bacaan
Yeremia 4:11-12,22-28
Inilah tulisan
Yeremia yang mengggambarkan kerinduan Allah mendengar dan
melihat pertobatan manusia. Penglihatan Yeremiatentang kehancuran
umat-Nya dikemukakan dengan gambaran seakan-akan seluruh alam
telah rusak binasa dan berubah menjadi tidak berbentuk kembali seperti
keadaannya sebelum dibentuk oleh Allah. Dengan bahasa kiasan, Yeremia
menggambarkan kehancuranYehuda yang akan dilakukan oleh bala tentara Babel.
Kerusakan yang dahsyat akandialami oleh Yehuda karena kesalahan
dan kebebalan mereka yang enggan
bertobat kepada Allah.
Mazmur 14
Pemazmur melihat bahwa manusia
bersikap bodoh dan bebal karena menganggap dirinya
berakal budi. Mereka mencemooh prinsip- prinsip moral
firman Allah dan mengandalkan akal mereka sendiri dalam menentukan baik dan
buruk. Mereka tidak mencari Allah dan tidak berseru kepada
Allah di dalam doa untuk kehadiran dan pertolongan-Nya.
Kebobrokan inilah yang membuat manusia terpisah dari
Allah. Namun pemulihan dari Allah akan datang bagi mereka yang datang
kepada-Nya.
1 Timotius 1:12-17
Inilah kisah pengalaman Paulus
yang diungkapkan kepadaTimotius. Pengalaman itu diceritakan
dengan penuh perasaan dan ucapan terima kasih kepada
Kristus. Paulus menceritakan pengalamannya sebagai penghujat
dan pendosa yang diperbarui oleh Kristus. Ia
sangat berterimakasih kepada Kristus yang,
dalam kasih-Nya, mengampuni. Bahkan lebih dari
itu, ia juga dipanggil menjadi pelayan-Nya; pelayan yang
setia pada setiap hal yang dipercayakan kepadanya.
Lukas 15:1-10
Pada bagian
ini, melalui ilustrasi, injil Lukas hendak
menyatakan bahwa Allah datang untuk
mencari manusia berdosa dan menyelamatkan yang hilang. Lukas menyatakan,
mencari yang hilang dan berdosa serta membawanya kepada
keselamatan adalah hal terpenting bagi hati Allah. Pertobatan orang
berdosa adalah hal yang menyukacitakan Allah dan
sorga. Bagi injil Lukas, tidak ada pengurbanan dan penderitaan
yang terlalu besar dalam hal mencari yang hilang dan membawanya kepada Yesus.
Inilah jawaban bagi orang Farisi dan ahli Taurat
yang meributkan kebiasaan Yesus menerima dan makan
bersama-sama dengan orang-orang berdosa. Makan bersama, bagi Yesus, tidak hanya
menjadi simbol kedekatan serta penerimaan, tetapi juga menjadi simbolpembaruan
bagi orang berdosa.
Renungan atas Bacaan
Yeremia dan
Mazmur menceritakan bahwa kondisi orang yang
mencemooh, menjauh dari, dan berdosa kepada Allah adalah seperti tanah subur
yang menjadi padang gurun, seperti kota yang runtuh dan sunyi
sepi, seperti bumi yang berkabung dan
langit yang menjadi gelap. Semua itu terjadi
karena kebebalan hati dan penyelewengan yang mereka
lakukan terhadap Allah. Kondisi itu melukai hati Allah.
Namun Allah bukan orang Farisi
dan ahli Taurat yang menjauh dan menyingkirkan orang berdosa. Allah adalah
gembala yang mencari domba yang hilang dan
tersesat. Allah adalah perempuan yang mencari
dirham yang hilang. Allah adalah Yesus
yang makan bersama para pemungut cukai danorang-orang berdosa.
Kasih Allah yang mencari dan
mendapati yang hilang itulah yang dirasakan oleh Paulus. Paulus. Dahulu,
sebagai Saulus, ia menghujat Kristus dan
menganiaya pengikut Kristus. Namun Allah justru
menunjukkan kesabaran-Nya. Ia mengubah Paulus menjadi pelayan- Nya
serta mempercayakan pelayanan kepadanya. Paulus
diubah menjadi pelayanyang setia.
Harmonisasi Bacaan
Bangsa Israel mengalami kondisi
tidak nyaman akibat dosa.Akal budi manusia tidak
mampu melepaskan diri dari dosa. Allah, dalam
pengurbanan dan penderitaan-Nya,mencari dan mendapati manusia
berdosa. Pengampunan-Nya tidak hanya menghantar
manusia kepada keselamatan, tetapi menjadikan
manusia rekan Allah memberkati manusia didunia. Demikianlah yang
dialami oleh Paulus.
Pokok dan ArahPewartaan
Jemaat terdorong
untuk mengakui kesalahan dan keberdosaan sebagai titik
awal untuk menerima pembaruan diri.
Pertanyaan untukdiskusi:
1.Mengakui kesalahan dan dosa.
Pertobatan adalah kata-katayang dekat dalam hidup orang percaya. Bagaimana
menurut saudara praktek hiduporang percaya dalam hal kesediaan diri untuk
melakukan hal tersebut? Apa saja hambatandan halangan bagi orang percaya untuk
sedia mengaku salah dan dosa?
2.Dulu Pamerdi atau Penggembalaan
khusus lebih bernuansa sebagai Penghakiman dan Penghukuman. Apakah sampai saat
ini masih kita temukan nuansatersebut? Bagaimana caranya supaya adanya
Pengakuan salah/dosa atau Pertobatantidak bernuansa sebagai Penghakiman dan
Penghukuman?
Bahan PemahamanAlkitab
GKJ Ambarawa, 24 September 2013
Setia kepada Sabda Kehidupan
Bacaan
: Yeremia 8:18-9:1; Mazmur 79:1-9; 1 Timotius2:1-7; Lukas 16:1-13
Tujuan Perayaan Iman
Umat Tuhan memiliki kesetiaan kepada Sabda Kehidupan
DASAR PEMIKIRAN
Menurut almanak Kitab Suci
(tradisi PL), Minggu ini barada dalam masa raya undhuh-undhuh yang berbeda
dengan hari Pentakosta atau Panen.Hal ini mengingatkan bahwa
menurut tradisi Kitab Suci ada dua
kali perayaan panen. GKJ secara umum baru memberi perhatian pada panen I (Pentakosta).
GKJ Cipta Wening adalah Gereja
dalam lingkungan GKJ yang pernah memberi
perhatian pada Riyaya Undhuh-undhuh atau Hari Raya Pondok
Daun. Kisah riyaya undhuh-undhuh
hendak mengingatkan penyelenggaraan Ilahi dalam kehidupan
umat sebagaimana dialami bangsa Israel ketika
melewati padang gurun kehidupan
hingga akhirnya sampai di tanah perjanjian. Harus diakui,
basis perayaan keagamaan dalam Kitab Suci adalah budaya agraris. Indonesia
(Jawa) yang berakar pada budaya agraris, tempat GKJ tumbuh,
dihambat, tetapi tetap berkembang, tentu
perlu menengok kekayaan budaya agraris dalam berteologinya.
Bacaan Injil
Minggu ini memberi perhatian pada arti
penting kemah (pondok) abadi sebagai tujuan
hidup beriman. Sinyalemen terhadap pentingnya
perayaan pondok daun sedikit dikuak oleh
Tuhan Yesus. Mengingat, Tuhan Yesus tidak
menghapus perayaan keagamaan Yahudi, tetapi selalu memberi
arti baru (bdk.Yohanes 7). Kemah abadi hanya pantas bagi orang-orang yang setia
dalam perkara kecil. Demikianlah, setia kepada Sabda Kehidupan menjadi tema
pewartaan minggu ini.
KETERANGAN TIAP BACAAN
Yeremia 8:19-9:1
”Sekiranya kepalaku penuh air,
dan mataku jadi pancuran airmata, maka siang malam
aku akan menangisi orang-orang puteri
bangsaku yang terbunuh!”
Nada keluh
kesah dan ratapan begitu kental dalam
teks Yeremia yang menjadi bacaan I dari leksionari minggu ini.
Eksistensi Tuhan pun diragukan. ”Tidak adakah TUHAN di Sion? Tidak adakah
Rajanya di dalamnya?" (ay.19). Bagi Tuhan, seruan jenis demikian dirasa
sangat menyakitkan hati Tuhan yang kudus. Tegasnya,meragukan Tuhan adalah
pantangan terbesar bagi umat percaya, mengingat TUHAN
sejatinya sangat berempati. Makna perutusan
Yeremia sebagai nabi menjelaskan hal ini.
Betapa ia turut berkabung atas luka-luka
puteri bangsanya. Yeremia turut meratap dan
memohon kesembuhan atas luka-luka yang
ditanggung umat. Hingga sedemikian ia meratap:
“Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku
jadi pancuran air mata, maka siang malam
aku akan menangisi orang-orang puteri bangsaku yang terbunuh!”
(9:1).
Mazmur 79:1-9
“Tolonglah kami, ya Allah
penyelamat kami, demi kemuliaannama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa
kami oleh karena nama-Mu!”
Nyanyian Asaf ini digunakan dalam
ritual pemindahan TabutPerjanjian yang dipimpin oleh Daud. Ada pelajaran
berharga di seputar pemindahan Tabut Perjanjian, yakni dengan kematian Uza. Hal
ini menyadarkan Daud, sehingga diperlukan ritual khusus yang tidak boleh
dilakukan dengan sembrono dan sembarangan. Asaf dan kawan-kawan menanggapi
permintaan Daud dengan nyanyian khusus, berisi permohonan mendalam supaya Tuhan
menghentikan kobaran amarah-Nya dan berkenan
menolong dengan rahmat-Nya. Nyanyian permohonan ini
mengajarkan umat untuk bersikap takut dan hormat
kepada TUHAN.Rasa takut dan hormat ini menjadi dorongan kuat untuk
memuji dan memuliakan Tuhan. Sikap ini
pula yang melahirkan penyerahan dirisecara utuh ke dalam naungan
belas kasih Tuhan: “Tolonglah kami,
ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu!
Lepaskanlah kami danampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!”
1 Timotius 2:1-7
“... Naikkanlah permohonan, doa
syafaat dan ucapan syukuruntuk semua orang...”
Kepada Timotius, Rasul Paulus
mengingatkan pentingnya doasyafaat dan ucapan syukur untuk semua orang. Doa
semacam ini memiliki dampak besar bagi kehidupan
yang tenang dan tenteram dalam segala
kesalehan dan kehormatan. Doa demikian perlu selalu dipanjatkan demi
eksistensi umat Tuhan dalam mengerjakan
karya penyelamatan (ay.4). Berfungsinya umat Tuhan
dalam tata reksa sejarah keselamatan menurut
Rasul Paulus merupakan hal yang baik dan berkenan kepada Allah. Eksistensi
Rasul Paulus sebagai pemberita dan rasul
ditempatkan dalam konteks ini. Demi
terselenggaranya karya penyelamatan, keberadaan
pemberita dan rasul seperti Paulus sangatdibutuhkan dari masa ke
masa. Rupanya, semangat memberitakan Injil dan hidup
merasul hendak diwariskan Rasul Paulus kepada Timotius,
seorang muda, sang generasi penerus.
Lukas 16:1-13
“Lalu tuan
itu memuji bendahara yang tidak jujur
itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik.”
Ini perumpamaan yang aneh.
Bendahara tidak jujur, tetapimendapat pujian dari tuannya,
gara-gara tindakan yang cerdik dari si
bendahara. Dengan perumpamaan ini, Tuhan Yesus
hendak menekankan pentingnya kemah abadi.
Jangan sampai keberadaan harta dunia justru
menyesatkan. Sebaliknya, harta dunia harus
dimanfaatkan untuk mengembangkan persahabatan.Dengan persahabatan
rohani yang berkembang, niscaya jalan menuju kemah abadi
pun menjadi terang. Berbeda halnya bila orientasi
orang pada harta kekayaan, kemah abadi akan menjauh. Lagi pula sifat harta
benda adalah fana adanya.
Setelah Tuhan Yesus
menekankan pentingnya persahabatan, Ia kemudian mengingatkan
pentingnya kesetiaan dalam perkara kecil. Inilah yang menjadi kunci
langgengnya persahabatan. Setia pada
perkara kecil pula yang menuntun perjalanan menuju kemah
abadi. Inilah rahasia hidup mengabdi kepada satu Tuan sang empunya kemah abadi.
HARMONISASI BACAAN
Empati Allah yang kuat pada
bacaan I menerangkan makna perjanjian kasih karunia. Hidup dalam perjanjian
kasih karunia memerlukan kesetiaan dan rasa hormat. Allah telah lebih dahulu
setia dengan penyelenggaraan Ilahi- Nya ketika
bangsa Israel melewati padang gurun
kehidupan. Berkat penyelenggaraan Ilahi ini, umat Israel sampai di Tanah
Perjanjian, tempat Kemah Abadi berdiri. Semua orang merindukan kemah(pondok)
abadi ini. Perjalanan menuju ke sana memerlukan
bekal Sabda Kehidupan yang berempati kepada penderitaan dunia.
Hal ini sekaligus mengingatkan pada makna kemah abadi:
bukan sebagai pondok bersifat individualis, tetapi
berwatak sosial. Ketika menasihati Timotius dalam bacaan II supaya berdoa untuk
semua orang, Rasul Paulus menerangkan perspektif ini. Karenanya, Teologi Kemah
Abadi yang disampaikan Tuhan Yesus dalam bacaan Injilpun harus
ditangkap dengan cara yang cerdik. Artinya,
Kemah Abadi hanya mungkin dituju
oleh orang-orang yang mengembangkan persahabatan dalam
kesetiaan kepada perkara-perkara kecil. Konteks Masmur Asaf dalam upacara
liturgis yang dipimpin Daud mengungkap pentingnya persahabatan rohani, ciri
khas suatu perayaan liturgi.
RENUNGAN ATAS BACAAN
Tema perenungan ini adalah “Setia
kepada Sabda Kehidupan.”Ide “setia” diinspirasi dari Bacaan Injil: ”Barangsiapa
setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia
tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”.
Makna kesetiaan ditempatkan Tuhan Yesus dalam konteks setia kepada Sang
Tuan, empunya kemah abadi. Kemah Abadi,
yang merupakan gambaran rumah idaman,
ternyata hanya mungkin dituju oleh
orang-orang yang mengembangkan persahabatan. Hal ini menjelaskan paham
eklesiologi GKJ bahwa Gereja merupakan
kehidupan bersama religius. Paham ini mengembangkan watak
sosial dari ajaran soteriologi GKJ. Keselamatan tidak cocok
bagi orang yang individualis. Tidak heran bila
Rasul Paulus dalam bacaan II memberi nasihat
kepada Timotius tentang pentingnya berdoa untuk semua
orang.
Kisah Daud kala memindahkan Tabut
Perjanjian (simbol Sabda Kehidupan) yang menjadi konteks Mazmur Asaf
menjelaskan hal ini. Soteriologi yang berwatak sosial nampak dalam perayaan
liturgi. Daud dengan refleksi yang segar, setelah kematian Uza, mengajak dan
melibatkan seluruh potensi Israel ketika memindahkan Tabut Perjanjian. Perayaan
Liturgi Sabda sebagaimana tercermin dalam perarakan Tabut Perjanjian
diselenggarakan dengan rasa takut dan hormat, jauh dari sikap asal-asalan.
Keterangan ini tentu sangatmembantu Gereja dalam rangka
merayakan Liturgi Sabda. Dengan setia
pada Sabda Kehidupan berarti Gereja
menetapkan diri untuk terus menghormati
perjanjian kasih karunia. Perjanjian kasih
karunia berisi pengakuan bahwa Allah Kehidupan
sebagai Tuhan dan kita adalah umat kepunyaan-Nya.
Dengan setia kepada Sabda Kehidupan akan
memungkinkan kita terus merasakan empati Allah sebagaimana disaksikan dalam
bacaan I.
POKOK & ARAHPEWARTAAN
Pokok Pewartaan:
Setia pada Sabda Kehidupan
Arah Pewartaan
Jemaat menemukan makna kesetiaan pada Sabda Kehidupan
Jemaathidup dengan setia kepada Sabda Kehidupan
Pertanyaan untuk diskusi:
1.Gereja adalah kehidupan bersama relegius. Jelaskan
arti kalimat ini dalam kaitan adanya aspek sosial dari keselamatan menurut GKJ!
2.Bagaimana pentingnya aspek sosial juga ditunjukkan
oleh perumpaan dalam injil Lukas? Jelaskan!
Bahan PemahamanAlkitab
GKJ Ambarawa, 1 Oktober 2013
Mendengarkan Firman Tuhan dan
Bermurah Hati
Bacaan : Yeremia 32:1-3a, 6-15; Mazmur 91:1-6, 14-16; I Timotius
6:6-19; Lukas 16:19-31
Tujuan Perayaan Iman
Jemaat mengamalkan cinta kasih Tuhan dengan bersikap murah hati
dan peduli terhadap sesama
Dasar Pemikiran
Minggu biasa sebenarnya luar
biasa. Nama “masa/minggu biasa” tidak menunjukkan bahwa peristiwa dan perayaan
iman pada masa itu hanya biasa-biasa saja. Masa/Minggu biasa adalahhari-hari
yang tidak berhubungan langsung dengan peristiwa Yesus Kristus secara khusus
(misalnya kelahiran, pembaptisan, kebangkitan). Minggu-
minggu biasa ini sebenarnya merupakanperayaan Paskah mingguan,
dimana orang-orang percaya memperingati kebangkitan
Tuhan Yesus. Karena itu, hari Minggu memiliki bobot yang lebih dari hari-
hari yang lain, disebut juga sebagai
hari Tuhan. Hari ini, Tuhan mengingatkan
orang percaya untuk senantiasa memperhatikan firman-Nya
agar dimampukan peduli terhadap dunia disekitarnya.
Keterangan TiapBacaan:
Yeremia 32:1-3a, 6-15
Nabi Yeremia dipanggil Tuhan
memberitakan penghukuman bagi bangsa Yehuda yang memberontak kepada Tuhan,
sekaligus janji pemulihan karena kasih Tuhan.
Yeremia melayani Tuhan selama kurang lebih empat puluh tahun,
selama pemerintahan lima orang raja Yehuda
yang terakhir, yang adalah masa-masa yang
kelam. Bangsa Yehuda sedang menuju pada kehancuran.
Yeremia menyampaikan
nubuat-nubuat dan perkataan-perkataan Tuhan dengan setia. Namun
kehadiran dan pelayananYeremia tidak menyenangkan orang-orang di sekitarnya.
Salah satunya ialah raja Zedekia, ia menahan Yeremia di pelataran penjagaan
yang ada di istana rajaYehuda. Tuduhan yang menjerat Yeremia adalah karena ia
menyampaikan firmanTuhan yang menubuatkan keruntuhan bangsa Yehuda (ayat 3-5).
Kesusahan dan
penderitaan yang dihadapi Yeremia tidak membuatnya
berhenti untuk bernubuat sesuai dengan firman Tuhan.Yeremia terus melanjutkan tugasnya
menubuatkan “Rumah, ladang dan kebun anggur akan
dibeli pula di negeri ini”, walaupun sebenarnya
Yeremia tidak memahami maksud Tuhan (32:25). Yeremia senantiasa
menyampaikan firman Tuhan apa adanya, tanpa
menambah danmenguranginya. Yeremia melakukan tugasnya untuk sesuai kehendak
Tuhan dan tidak berusaha menyenangkan manusia dengan nubuat-nubuat
palsu. Penghukuman Tuhan disampaikan Yeremia
dengan jujur dan janji pemulihan pun tidak disembunyikannya.
Mazmur 91:1-6, 14-16
Mazmur ini mengungkapkan
kesaksian pemazmur tentang indahnya hidup di dalam Tuhan. Orang
yang hidup di dalam Tuhan ialah
orang yang hatinya selalu melekat
kepada Tuhan. Orang-orang yang demikian akan merasakan ketenangan hidup yang
sesungguhnya. Hidup tanpa ketakutan dankekuatiran walaupun terancam bahaya.
I Timotius 6:6-19
I dan II Timotius adalah surat
rasul Paulus kepada Timotius,pelayan di jemaat Efesus. Pokok utama I Timotius
adalah jemaat setempat dan gembala yang melayaninya.
Melalui suratnya rasul Paulus memberikan tugaskepada Timotius.
Rasul Paulus merasa hidupnya akan segera berakhir dan ia inginTimotius setia
memelihara apa yang telah dipercayakan kepada Paulus, yaitu Injil dari Allah
yang mulia.
I Timotius 6 berbicara tentang
gembala jemaat dan kelakuannya. Seorang pelayan Jemaat tidak boleh mencari
keuntungan dari ibadah dan pelayanannya. Pelayan jemaat harus mempunyai mental
“merasa cukup” atas karunia Allah
dalam hidupnya, sehingga mampu bersyukur.
Lukas 16:19-31
Perumpamaan yang diceritakan
Tuhan Yesus ini menggambarkan ironi yang nyata, juga dalam jaman kita sekarang
ini. Kesenjangan sosial yang besar antara si kaya dan si miskin. Dalam cerita
itu tidak terlihat adanya upaya si kaya untuk
menyatakan belas kasihan kepada si miskin, padahal si
miskinsenantiasa berusaha mendekat “…berbaring dekat pintu orang kaya”. Tuhan
Yesus menunjukkan bahwa ketidak-pedulian si kaya membawa akibat yang sangat
fatal.Dalam dunia kekekalan, keadaan berbalik,
si kaya hidup sangat menderita dan si miskin
bahagia.Sayangnya, kesenjangan ini tidak dapat dijembatani.
Penyesalan si kaya tidak dapat mengubah keadaan.
Renungan Atas Bacaan
Kurang, kurang dan kurang! Itulah
yang sering terjadi dalam hidup kita. Kita merasa tidak puas dengan apa yang
dikaruniakan Tuhan pada kita. Kemudian kita
mencari, mencari dan mencari. Upaya mencukupi kekurangan
pada dasarnya adalah baik. Tetapi seringkali hal itu terlalu
menguasai hidup kita sehingga kita lupa untuk
“mencari sesuai kehendak Tuhan”. Kita pun kemudian enggan untuk berbagi
karena merasa “aku saja masih kurang”.
Sikap materialistis dapat terjadi
pada siapa saja, kapan dan dimasa saja. Hamba-hamba
Tuhan juga tidak kebal terhadap hal itu.
Karenanya rasul Paulus “wanti-wanti”agar Timotius jangan dikuasai
penyakit cinta uang, yang dikatakannya
sebagai akar segala kejahatan. Orang yang cinta uang bisa
gelap mata karena “cinta itu buta”, sehingga bisa menipu, mencuri,
merampok, membunuh atau berzinah karena uang.
Cinta uang bisa menggeser cinta
kita kepada Tuhan dansesama. Akibatnya kita tidak lagi peduli terhadap Tuhan
dan sesama. Hal ini sangat berbahaya karena berdampak pada kehidupan kita di
masa yang akan datang.Cinta uang hanya menjerumuskan manusia pada penderitaan,
bukan kebahagiaan!
Uang atau
materi seharusnya digunakan sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhanhidup dan sekaligus sarana untuk memuliakan Tuhan.
Dengan demikian uang menjadi berkat dan bukan
kutuk dalam hidup kita.
Harmonisasi BacaanLeksionari
Keempat bacaan
hari ini menunjukkan pada kita betapa Tuhan
menghendaki umat senantiasa hanya
mengarahkan hidup pada Tuhan. Bangsa Yehuda tidak mau mendengarkan
petunjuk Tuhan ketika mereka dikepung
pasukan Kasdim. Yeremia yang peduli terhadap bangsanya
dan setia menyampaikan firman Tuhan untukkebaikan bangsa itu malah
dipenjarakan. Sikap tersebut tentu tidak akan terjadipada orang yang hatinya
selalu melekat pada Tuhan. Rasul Paulus berpesan agarTimotius dan para pelayan
di jemaat Efesus senantiasa mengarahkan hidup merekapada hidup kekal yang
disediakan Tuhan. Timotius diingatkan akan bahaya cintauang yang
bisa menjadi jerat dan menjatuhkan para
pelayan Tuhan. Mengutamakan kesenangan duniawi adalahsikap orang yang
tidak mengenal Tuhan.
Pokok dan ArahPewartaan
Mengajak jemaat
agar memperhatikan panggilan Tuhan untuk mengasihi dan
peduli terhadap sesamanya
Pertanyaan untuk diskusi:
1.Godaan apa saja yang dihadapi
orang percaya untuk tetapsetia?
2.Apa yang terbaik yang dapat
kita lakukan untuk salingmenjaga satu sama lain sehingga kita bisa tetap setia?