Renungan dalam rangka HUT DP GKJ ke 38 PELAN TAPI PASTI Ibrani 13:5
Renungan dalam rangka
HUT DP GKJ ke 38
PELAN TAPI PASTI
Ibrani 13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan
cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah
berfirman:”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali
tidak akan meninggalkan engkau”.
Bapak ibu saudara yg
terkasih
Selamat ulang tahun
DP GKJ yg ke 38 (Pengurus, Pengawas dan Pegawai DP GKJ). Kiranya kemampuan dan
kecukupan dari Allah senantiasa diberikan kepada DP GKJ yg kita cintai ini.
Tidak terasa DP GKJ
sdh masuk usia 38. Dan saya berbahagia karena diperkenankan ikut menjadi bagian
aktif sbg Pengawas dalam tempo yg cukup panjang 2 periode (6 tahun). Tempo 6
tahun itu membuat saya belajar mengenal apa dan siapa DP GKJ itu. Ijinkan saya
share pengenalan saya tentang DP GKJ, mohon nanti dikoreksi jika ada kesalahan
di dalam pengenalan saya. Bagi saya DP GKJ merupakan keberadaan yang didalamnya
hidup 2 entitas yang pokok dan penting yakni: Kebersamaan dan Kepedulian.
DP GKJ didirikan dan
dijalani dalam kebersamaan GKJ-GKJ sesinode dan oleh kebersamaan GKJ-GKJ
sesinode. Tidak ada satu orangpun yang bisa mengingkari bahwa berdiri dan
berkaryanya DP GKJ lepas dari semangat Kebersamaan tersebut. Sehingga dengan
pasti bisa saya katakan bahwa DP GKJ adalah Wujud dari Kebersamaan. Sehingga
setiap GKJ semestinya merasa memiliki dan dimiliki oleh DP GKJ pula. Sehingga
maju dan berkembangnya DP GKJ ditentukan pula oleh ada dan tidaknya semangat
kebersamaan tersebut. Dengan demikian bisa jadi indikasi pula apakah
Kebersamaan masih ada di kalangan GKJ-GKJ? Hal itu akan terlihat pula dalam DP
GKJ.
Di pihak yg lain, DP
GKJ bukanlah semata-mata kebersamaan uang/modal atau capital. DP GKJ juga
memiliki entitas Kepedulian. Kepedulian akan masa depan bersama. Kepedulian
akan jasa para Pendahulu yg telah berkarya di GKJ. Sehingga sebenarnya setiap
keputusan yang diambil dalam kebersamaan untuk DP GKJ, pada dasarnya adalah
untuk memperbesar Kepedulian akan Masa Depan dan Kepedulian akan jasa Para
pendahulu GKJ.
Jadi menurut saya 2
aspek inilah sebenarnya yang jadi inti dari DP GKJ. Kebersamaan untuk
Kepedulian dan Kepedulian untuk Kebersamaan.
Dalam konteks
kekinian 2 hal diatas bisa kita katakan mengalami banyak tantangan. Ada korupsi kebersamaan dan kepedulian. Ada abrasi dan
degradasi serta distorsi atas dua aspek tersebut. Dan hal itu jelas sangat
menggelisahkan. Sehingga lumrah jika pernah muncul ide PPIP. Muncul ide Premi
Parsial dan lain sebagainya. Namun saya bersyukur, ternyata Kebersamaan dan
Kepedulian di antara kita masih cukup besar, sehingga ide2 tersebut di tepis
dalam persidangan2 sinodal. Namun itu bukan berarti tantangan dan masalah jadi
hilang. Saya yakin pasti ide2 yg berlawanan dengan Kebersamaan dan kepedulian
bisa sewaktu-waktu datang, seiring dengan semakin merosotnya semangat
kebersamaan.
Pada Ulang tahun ke
38 ini Pengurus mengambil Tema Pelan
tapi Pasti dengan ayat bacaan dari Ibrani 13:5. Tema Pelan tapi Pasti jelas bukan berarti
Pelan-pelan menuju PPIP (Program Pensiun Iuran Pasti). Pelan tapi Pasti sudah tentu menunjuk pada kinerja (DP
GKJ). Kinerja dari suatu lembaga yang menjunjung tinggi pentingnya Kebersamaan
dan Kepedulian.
Mungkin pengurus DP
GKJ (yg menentukan tema) mau mengatakan bahwa dirinya bukanlah sembarang DP
atau lembaga Investasi yang agresif dalam hal inovasi investasi (sebab ada
tanggung jawab moral bahwa investasi yg ada adalah investasi gereja, investasi
para rohaniawan). Sebab resiko yg tinggi bisa berakibat fatal bagi praktek
kepedulian.
Gambaran ekstrem saya
mengenai tema ini adalah jalannya seekor Kura-kura. Anak saya pernah memiliki
seekor kura-kura. Lari Kura-kura memang tidak sekencang kancil atau kuda. Ia
merangkak, selangkah demi selangkah. Waktu selalu merupakan hal yg penting bagi
seekor kura-kura. Dibalik kelambanan seekor Kura-kura, ada satu kelebihan, Ia
punya banyak waktu. Seekor kura-kura yang
diyakini sebagai hewan tertua kedua di dunia mati pekan ini di Kebun Binatang
Giza, Mesir, pada usia 270 tahun.(Merdeka.com, tgl 16 april 2013). Kebudayaan
Cina (Kong Hu chu) dan Jepang memandang Kura-kura sebagai symbol usia panjang.
Hikmat orang Jawa tentang waktu yg saya
kenal misalnya : Alon-alon waton klakon. Tidak gegabah, tidak grusa-grusu.
Segala sesuatu dipikir masak-masak. Tingkahnya tidak seperti gerak cakil atau
buto yg petakilan, tapi spt arjuna atau ksatria yang lain, berbuat pada
momentum yng tepat, kesempatan yg tepat.
Mungkin motto ini jauh dari hingar
bingar jaman yg mengedepankan cepat tepat, fast, faster. Efesien dan efektif.
Namun motto jawa alon-alon waton klakon, memiliki hikmatnya sendiri. Sesuai
dengan bacaan yg diambil dari Ibrani.
Dalam Ibrani 13:5, penulis kitab Ibrani mengutip janji pemeliharaan Tuhan dari Ulangan 31:6, :”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”. Ini adalah Janji Allah pada Yosua ketika ia harus menggantikan kepemimpinan Musa. Yosua diharapkan tidak takut atau gemetar, tidak patah hati atau patah arang dalam menghadapi tantangan yg ada dalam memimpin umat Israel menuju Tanah Perjanjian.
Jika kita melihat
sekilas dalam keseluruhan kitab Ibrani. Kita melihat topic pemeliharaan Allah
sebagai berikut:
1.Sejak Allah
menciptakan manusia, Dia selalu ada dan berperan dalam setiap langkah kehidupan
manusia. Terbukti sekalipun manusia telah jatuh dalam dosa maka Allah sendiri
berusaha membangun hubungan dengan berbagai macam cara. Baik melalui
nabi-nabinya, maupun Allah sendiri datang kedunia dalam rupa manusia.
2.Sampai manusia punya pengharapan untuk kembali menikmati kehidupan yang menyenangkan di sorga yang kekal. Jadi jelaslah bahwa Allah selalu interfensi dalam setiap kehidupan manusia. Kenapa ? Karena Allah punya rencana yang baik buat manusia dan Dia amat mengasihi ciptaanNya manusia.
3.Manusia sendiri sebagai makhluk yang lemah, harus menyadari bahwa Tuhan adalah satu pribadi yang amat dibutuhkan. Oleh sebab itu sudah sepatutnyalah sebagai manusia, kita harus berusaha mengasihi Tuhan serta hidup sesuai dengan apa yang Tuhan mau kita lakukan.
4.Kalau Allah berperan dalam hidup orang percaya, bukan berarti hidup kita akan selalu lancar tanpa cobaan. Tapi justru didalamnya penuh dengan masalah, agar kita sadar bahwa Tuhan sedang melatih kita menjadi pribadi-pribadi yang kuat serta kita mengerti bahwa Tuhan selalu ada dan menyertai kita. Bahkan lebih dari itu dibalik semua tantangan yang kita hadapi, Tuhan sedang menunjukan kasihNya kepada kita. Sama seperti kita sedang melatih anak-anak kita, agar mereka tumbuh menjadi anak yang kuat serta tahu bahwa ayahnya sangat mengasihi mereka. Demikian pula betapa Tuhan sangat mengasihi kita dan selalu ada disamping serta siap menolong kapanpun, dimanapun dan apapun masalah yang kita hadapi.
2.Sampai manusia punya pengharapan untuk kembali menikmati kehidupan yang menyenangkan di sorga yang kekal. Jadi jelaslah bahwa Allah selalu interfensi dalam setiap kehidupan manusia. Kenapa ? Karena Allah punya rencana yang baik buat manusia dan Dia amat mengasihi ciptaanNya manusia.
3.Manusia sendiri sebagai makhluk yang lemah, harus menyadari bahwa Tuhan adalah satu pribadi yang amat dibutuhkan. Oleh sebab itu sudah sepatutnyalah sebagai manusia, kita harus berusaha mengasihi Tuhan serta hidup sesuai dengan apa yang Tuhan mau kita lakukan.
4.Kalau Allah berperan dalam hidup orang percaya, bukan berarti hidup kita akan selalu lancar tanpa cobaan. Tapi justru didalamnya penuh dengan masalah, agar kita sadar bahwa Tuhan sedang melatih kita menjadi pribadi-pribadi yang kuat serta kita mengerti bahwa Tuhan selalu ada dan menyertai kita. Bahkan lebih dari itu dibalik semua tantangan yang kita hadapi, Tuhan sedang menunjukan kasihNya kepada kita. Sama seperti kita sedang melatih anak-anak kita, agar mereka tumbuh menjadi anak yang kuat serta tahu bahwa ayahnya sangat mengasihi mereka. Demikian pula betapa Tuhan sangat mengasihi kita dan selalu ada disamping serta siap menolong kapanpun, dimanapun dan apapun masalah yang kita hadapi.
Dalam Nats kita, Janji
Pemeliharaan Allah tersebut disandingkan dengan nasehat untuk tidak menjadi
hamba uang dan nasehat untuk mencukupkan diri (ayat 5a). Jelaslah maksud
penulis kitab Ibrani, bahwa Janji Pemeliharaan Allah akan terwujud dan dapat
dirasakan manakala orang tidak menjadi hamba uang (menjadi serakah/rakus)
melainkan mampu bersyukur dengan apa yg sdh diberikan.
Disini ada 2 godaan besar: Menjadi
Hamba Uang, tidak mampu bersyukur. Saya pikir, godaan ini actual di tengah situasi
DP GKJ yg harus berhadapan dengan Tugas dari persidangan Sinode yakni, dengan
adanya RKD yg dibawah 100 % (beban iuran tambahan).
Jadi di HUT ke 38 ini mari kita
simpulkan posisi kita:
1.Ada pemeliharaan Allah
2.Ada kebersamaan dan kepedulian
3.Ada mandate yg harus disikapi dengan
bijak dan hikmat.
Selamat Ulang tahun. Ada pemeliharaan
Tuhan dalam DP GKJ. Amin.