Diutus Untuk Melawan Duniawi dan Menyembuhkan Sesama

Bahan Pemahaman Alkitab
GKJ Ambarawa, 9 Juli 2013

Diutus Untuk Melawan Duniawi dan Menyembuhkan Sesama
Bacaan             :  II Raja-raja 5:1-14;   Mazmur 30; Galatia 6:(1-6), 7-16;   Lukas 10:1-11, 16-20
Tujuan Perayaan Iman
 Jemaat menyadari bahwa perlawanan duniawi  dan  penyembuhan  adalah  tugas  yang  melekat  pada  dirinya. Diharap muncul kesadaran  bahwa  tugas  perlawanan  duniawi  dan  penyembuhan sebenarnya ringan sebab dilakukan bersama-sama dan Allah.
Dasar Pemikiran
Hari  Minggu  Biasa  atau  Masa  Biasa,  merupakan  masa  terpanjang  dalam kalender gerejawi. Pada masa ini, jemaat dipanggil sekaligus diutus untuk mengarungi perjalanan iman di tengah samudera kehidupan. Pasang surut kehidupan iman, kiranya tidak memadamkan pengharapan akan Kristus Raja yang menguasai alam semesta. Alam semesta merupakan gelanggang bagi orang beriman untuk dapat mengaktualisasikan iman dan membagikannya kepada sesama.
Itulah  sebabnya,  setiap  orang  percaya  ”Diutus  untuk  Melawan Duniawi  dan  Menyembuhkan  Sesama.”  Perlawanan  duniawi  dan penyembuhan,  terkadang  tidak  melulu  dengan  cara  yang spektakuler. Pada saat-saat tertentu bahkan cukup dengan berendam dan mandi di sungai Yordan, sebagaimana dilakukan oleh Naaman (II Raja-raja 5:1-14). Perlawanan duniawi dan penyembuhan, dapat juga dilakukan  lewat  beberapa  cara.  Sebagai  contoh,  misalnya memberikan  bantuan  doa  seperti  dalam  Mazmur  30.  Kata  ”aku” dalam doa syukur Raja Daud itu dapat diganti dengan kata ”kami,” sehingga dampak doanya semakin menjangkau banyak orang. Cara selanjutnya  bisa  dengan  bertolong-tolongan  (Galatia  6:1-16)  dan hidup  bersama  dengan  sesama  (Lukas  10:1-20).  Jika  dilakukan dengan tulus hati, niscaya semua dapat terwujud.
Keterangan Tiap Bacaan
II Raja-raja 5:1-14
Kisah tentang Naaman yang disembuhkan oleh nabi Elisa, bisa jadi merupakan kisah yang masih diharapkan terjadi saat ini. Betapa tidak, sebab hanya dengan berendam saja, sakit kulitnya sembuh seketika. Padahal  sebelumnya  Naaman  mencibir  kepada  nabi  Elisa  akan perintah yang diberikan kepadanya. Namun akhirnya Naaman pergi juga dan melakukan perintah nabi Elisa (ayat 10-11).
Jika sejenak kita cermati konteks kehidupan sosial di Indonesia, maka kesehatan menjadi salah satu masalah penting untuk diperhatikan. Sebagian  besar  masyarakat  miskin  masih  kesulitan  mengakses pelayanan kesehatan, sehingga tidak heran jika praktik pengobatan ala Ponari banyak diserbu oleh masyarakat. Saking sulitnya akses layanan kesehatan bagi masyarakat, muncul pula sindiran halus dari beberapa kalangan penulis buku dengan judul menggelitik: ”orang miskin dilarang sakit.” Ada juga gebrakan baru dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di awal tahun 2013 dengan membuat Kartu Jakarta Sehat (KJS) bagi penduduk miskin.
Berkaca pada kisah tersebut, sebagai jemaat Tuhan dewasa ini, apa yang  bisa  dilakukan  sekarang?  Saat  ini  jemaat  bersama  dengan gereja wajib berjuang melakukan penyembuhan bagi sesama. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Mazmur 30
Berdasarkan jenisnya, kitab Mazmur terdiri dari beberapa kategori. Mazmur  tanggapan  dalam  bacaan  leksionari  saat  ini,  tergolong dalam kategori Mazmur Pengucapan Syukur. Raja Daud menyatakan ucapan syukur karena terluput dari bahaya, yaitu bahaya akan sakit yang  diderita  (ayat  3).  Kondisi  dunia  kesehatan  pada  saat  itu, mungkin tidak  sebaik sekarang. Bisa jadi rasa sakit yang dialami seperti membawa seseorang dalam kondisi antara hidup dan mati. Dengan  demikian,  perasaan  terbebas  dari  penyakit  sama  halnya dengan lepas dari kematian (ayat 5).
Atas pembebasan yang diterima, setiap orang wajib mengucapkan syukur kepada Tuhan. Ucapan syukur merupakan ekspresi pengakuan akan keagungan dan karya Allah yang tidak terbatas (ayat 5). Ucapan syukur juga berarti bukti penyerahan diri kepada Allah, bahwa hanya kepada Dialah manusia dapat memohon (ayat 9). Dengan mengucap syukur, berarti manusia mampu menjaga relasi dengan Allah dan tidak pernah melupakan Allah. Dialah utusan Allah di dunia ini. Relasi demikian  dapat  kita  temui  juga  dalam  bacaan  Injil:  ”…  dan barangsiapa  menolak  kamu,  ia  menolak  Aku;  dan  barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku” (Lukas 10:16).
Galatia 6:(1-6), 7-16
Galatia adalah surat yang bersifat personal, sehingga membantu kita memahami karakter Paulus dan keyakinan-keyakinannya yang kuat. Surat ini juga memberikan petunjuk tentang periode awal kehidupan Paulus. Dia menulis surat ini untuk meyakinkan jemaat di Galatia bahwa dirinya benar-benar Rasul Kristus. Hal itu perlu dilakukan oleh Paulus, karena di Galatia banyak guru-guru palsu. Mereka mengaku diri  sebagai  rasul  dan  mengajarkan  orang-orang  di  Galatia  agar menaati Taurat, sebab dengan cara demikian mereka akan menjadi anak-anak Allah.
Paulus menegaskan kepada jemaat Galatia bahwa untuk  menjadi anak-anak Allah, mereka tidak perlu menaati Taurat dan menjadi seperti orang Yahudi (5:1). Yang diperlukan adalah  iman kepada Yesus Kristus dan tidak menuruti keinginan daging, serta memberi diri untuk taat dipimpin oleh Roh (5:16). Selain itu, jemaat Galatia perlu  juga  untuk  saling  menolong  dan  saling  membantu pertumbuhan  iman  masing-masing.  Saling  memperhatikan  dan saling mengingatkan: ”… memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan” (ayat 1). Dengan demikian, maka ”… turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah” (ayat 16).
Lukas 10:1-11, 16-20
Kisah  perutusan  Tuhan  kepada  para  murid,  mewarnai  tradisi perutusan gereja ke dunia. Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia juga diutus  oleh  Bapa:  ”Barangsiapa  mendengarkan  kamu,  ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak  kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku” (ayat 16). Dalam Injil Yohanes, disebutkan juga bahwa Aku dan Bapa  adalah  satu  (Yohanes  10:30).  Bapa  mengutus  Anak,  Anak mengutus para Rasul dan semua orang percaya untuk pergi kepada segala bangsa: ”menjadikan semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka  melakukan  segala  sesuatu  yang  telah  Kuperintahkan kepadamu” (Matius 28:20).
Dengan demikian, hidup yang dijalani umat percaya saat ini adalah hidup  dalam  rangka  melaksanakan  tugas  perutusan.  Jemaat  dan gereja diutus untuk melawan duniawi dan menyembuhkan sesama. Hal itu diperintahkan oleh Allah kepada manusia, sebab: ”Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (ayat 2). Mari kita memperlengkapi diri menjadi utusan Allah bagi dunia ini.
Harmonisasi Bacaan Leksionari
Sebagian  besar  masyarakat  miskin  masih  kesulitan  mengakses pelayanan  kesehatan.  Jemaat  dan  gereja  diutus  untuk  melawan duniawi  dan  menyembuhkan  sesama.  Hal  itu  diperintahkan  oleh Allah  kepada  manusia,  sebab:  ”Tuaian  memang  banyak,  tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,  supaya  Ia  mengirimkan  pekerja-pekerja  untuk  tuaian  itu” Lukas 10:2).
Pertanyaan untuk diskusi:
1.Setujukah saudara atas anekdot: Orang miskin dilarang sakit!? Mengapa setuju? Mengapa tidak setuju?
2.Apakah yang bisa kita lakukan untuk menolong mereka yang berada dalam kondisi tidak beruntung dan terpaksa sakit? Ceritakan pengalaman saudara!


Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009