pelayanan LP Beteng Ambarawa

Ayat bacaan: Mazmur 91:9-12
========================
"Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu."

Ketika beberapa hari yang lalu saya menulis tentang ujian, saya sebenarnya heran mengapa Tuhan berbicara mengenai hal itu. Ternyata kemarin alasannya menjadi jelas. Saya mengalami sebuah masalah akibat sebuah kesalahan yang pernah saya perbuat di masa lalu. Kesuksesan situs jazz yang saya kelola saat ini ternyata menimbulkan rasa iri hati terhadap seseorang, dan ia pun memakai kesalahan saya di masa lalu untuk menghancurkan saya. Saya tidak tahu siapa, dan jujur saya merasa heran sekaligus sedih, karena saya tidak pernah merasa punya musuh sama sekali. Kok tega-teganya melakukan fitnah seolah-olah saya masih berbuat kesalahan itu pada saat sekarang. Melihat sifat saya di masa lalu, saya seharusnya emosi dan marah. Tapi tidak, ketika mendengar hal itu, walaupun saya merasa sedih dan kecewa, saya tidak mau terjebak dalam kemarahan, yang bisa dimanfaatkan iblis sebagai celah untuk menjatuhkan saya. Sudah jatuh karena fitnah, jatuh lagi karena iblis? Tidak. Saya tidak mau. Saya sadar diri saya lemah, dan saya menghabiskan banyak waktu untuk berdoa. Bukan minta Tuhan menurunkan petir untuk menghanguskannya, bukan minta agar ia menjadi celaka, namun saya hanya berdoa agar saya diberi kekuatan dan Tuhan bisa menurunkan pertolongan agar saya tidak celaka. Saya mengatakan pada Tuhan bahwa saya mengampuni orang itu dan tidak dendam sama sekali, siapapun dia. 

Hari ini dalam perjalanan untuk memberi klarifikasi, saya sempat tertidur dalam kendaraan seusai berdoa. Dan ketika saya bangun, sebuah halaman dari buku yang tengah saya baca terbuka di depan mata saya, dan saya melihat ayat bacaan hari ini. "Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu."(Mazmur 91:9-12). Haleluya. Puji Tuhan.

Ada banyak alasan buat saya untuk marah dan dendam, ada banyak alasan bagi saya untuk dipenuhi emosi, namun Tuhan memberi ketenangan sejak awal mendengar berita itu. Menghakimi orang lain bukanlah hak saya, apalagi menuduh sana sini tanpa bukti jelas. Itu akan membuat saya sama saja dengan si pemfitnah. Menghakimi adalah hak Tuhan. "Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili.." (1 Samuel 2:25a). Bukan saya yang menentukan. Apa yang bisa saya lakukan, dan harus saya lakukan adalah mengampuni. Tuhan Yesus berbicara dalam banyak kesempatan perihal mengampuni tanpa batas, karena kita tidak akan diampuni Tuhan jika kita tidak mau mengampuni (Matius 6:14-15), dan apa yang kita pakai untuk menghakimi akan dipakai Tuhan pula untuk menghakimi kita."Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Matius 7:2). Kita memang bisa mengalami fitnah dari orang yang iri hati, tapi tetap tidak ada alasan bagi kita untuk mendendam atau menghakimi orang itu. Tuhan tetap menuntut kita untuk mengampuni. 

Yakobus menulis demikian: "Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu." (Yakobus 5:9). Allah-lah yang menjadi hakim, dan kita tidak boleh larut dalam peperangan emosi karena dendam, karena salah-salah kita bisa dikenai hukuman pula oleh Tuhan. Dalam Imamat kita baca firman Tuhan seperti berikut: "Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN." (Imamat 19:18). Ya, kita bukan Tuhan, kita tidak memiliki hak untuk menghakimi orang lain. Yesus mengajarkan demikian: "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar."(Matius 5:43-45). Dan Tuhan memang luar biasa. Dia mendengar doa saya dan meneguhkan saya untuk menghadapi masalah tersebut dengan tenang dan lapang hati. Dia telah mengutus malaikatNya untuk menopang saya, menjaga dan mengangkat saya tinggi-tinggi agar tidak tersandung berbagai dosa yang bisa datang lewat emosi tidak terkendali. Tidakkah itu luar biasa?

Saya tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi di masa lalu. Tapi saya sudah bertobat dan saya yakin Tuhan sudah mengampuni saya. Ketika ada fitnah-fitnah yang berkaitan dengan masa lalu seperti yang saya alami saat ini, saya tidak bisa menghentikannya, namun saya tahu Tuhan sanggup bekerja lewat berbagai cara yang ajaib. Saya belum tahu bagaimana akhir dari peristiwa ini ke depan, namun saya pegang janji Tuhan yang ia berikan hari ini. Saya percaya, jika dulu Dia sanggup menolong, saat ini pun Dia sanggup. Tuhan adalah tempat perlindungan. Jika Dia berjanji lewat Mazmur 91 ayat ke 10 bahwa "malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu" , saya percaya sepenuhnya akan hal itu dengan iman, karena janji Tuhan adalah "ya" dan "amin". Ketika saya harusnya emosi, ternyata hati saya dilembutkan secara luar biasa. Demikian firman Tuhan pada ayat ke 11-12."sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu."Apapun yang terjadi nanti, saya tahu bahwa Tuhan akan selalu menyertai. Tuhan itu luar biasa. Dia sudah mengingatkan sejak seminggu yang lalu, dan kini saya diteguhkanNya. Jika sudah begini ceritanya, mengapa saya harus takut? Dear God, thank you .. I know I don't have to be scared because you're always stay within me. 

Ujian bisa datang kapan saja, namun kasih Allah setia selama-lamanya






Ayat bacaan: Yohanes 8:44
=================
"... Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."



Saya sering bertemu dengan orang yang sulit pulih dari kesalahan masa lalunya. Mereka terus terbelenggu oleh rasa bersalah dan merasa tidak pernah layak menerima pengampunan dari Tuhan. "Saya sudah terlalu banyak melakukan kesalahan, tidak mungkin saya masih bisa terima pengampunan dari Tuhan. Semua sudah terlambat." demikian kata seorang ibu pada suatu kali. Ia tidak pernah bisa merasa nyaman meski sudah bertobat. Ia terus menjadi tertuduh atas kesalahan yang pernah ia perbuat di masa lalunya. Orang-orang yang masih didera perasaan bersalah seperti ini tidaklah jarang kita temui. Saya yakin anda setidaknya pernah bertemu dengan mereka, atau jangan-jangan anda masih merasakan hal yang sama meski dalam skala yang lebih kecil. Tertuduh. Being accused. Bagaikan mantan narapidana yang masih mendapat gelar 'mantan napi' meski sudah bebas. Sepertinya ada yang terus menunjuk muka dan mengingatkan bahwa mereka pernah bersalah dan karenanya tidak layak menerima pengampunan, pemulihan dan keselamatan. Tidak jarang pula kita mendengar orang yang kemudian memilih mengakhiri hidupnya karena merasa kesempatannya sudah tertutup habis. Benarkah demikian? Jika itu masih menjadi bagian dari hidup sebagian kita, itu artinya kita masih terpengaruh kepada jebakan iblis.

Jebakan iblis? Ya. Tahukah anda bahwa cara iblis mengganggu bukanlah seperti apa yang anda saksikan di film-film horror. Iblis bisa tampil dalam bentuk-bentuk seram untuk menakut-nakuti anda, tapi apa yang paling efektif dan menjadi favorit iblis untuk mengganggu orang-orang bertobat adalah dengan menjadi penuduh. Iblis suka memakai kesalahan anda di masa lalu sebagai senjata ampuhnya mengganggu pemulihan anda. Jika anda tidak hati-hati, maka anda bisa jadi tertuduh sepanjang hidup anda. Anda akan sulit pulih, sulit maju dan menjadi sulit bertumbuh dalam iman. Mengapa ini menjadi senjata ampuh? Sebab apa yang dipakai iblis adalah sesuatu yang memang pernah anda lakukan sehihgga anda tidak menyangka bahwa itu adalah bentuk tipuan atau dusta iblis. Anda mengira bahwa itu merupakan penghakiman atau hukuman atas kesalahan yang memang harus anda jalani seumur hidup anda.

Alkitab mengatakan bahwa dusta merupakan ciri khas iblis. Yesus menyampaikan hal itu secara langsung. "... Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Yohanes 8:44). Kata Yesus adalah seperti ini: kalau iblis berdusta, itu wajar karena memang demikianlah sifatnya. Iblis itu pendusta dan asal segala dusta. Kebohongan iblis bahkan sudah dilakukan sejak awal penciptaan manusia di taman Eden. (bacalah Kejadian 3). Iblis berdusta dengan menjadi penuduh manusia, sehingga kita seolah-olah tidak akan pernah bisa diampuni. Jika anda melihat kitab Ayub pasal 1 ayat 12 dalam versi bahasa Inggris amplified, disana ada penekanan yang diletakkan di depan kata iblis yaitu "the adversary and the accuser", yang terjemahannya adalah "musuh dan penuduh". Jelaslah bahwa ini merupakan senjata favorit iblis untuk menjatuhkan kita. Iblis tidak akan pernah mau melihat kita selamat. Dia akan terus berusaha menjadikan kita terdakwa sampai akhirnya kita putus asa dan merasa semakin jauh dari keselamatan.

Apa yang dipakai iblis adalah dosa kita sendiri. Oleh karena itu untuk mematahkan tuduhan iblis kita harus segera mengakui dosa kita. Jangan ada lagi yang disimpan, karena begitu kita mengakui dosa kita dan memohon pengampunan Tuhan, saat itu pula Allah mengampuni kita. Bukti dari hal itu sudah tertulis di dalam Alkitab. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Dosa semerah kirmizi akan putih kembali seperti salju, dosa semerah kain kesumba sekalipun bisa dipulihkan hingga seputih bulu domba seperti yang dituliskan di dalam Yesaya 1:18. Jadi caranya adalah mengakui dosa, tidak lagi menyimpan dosa apapun dalam diri kita karena iblis tetap bisa memakai dosa sekecil apapun untuk menuduh kita.

Dosa yang tidak diakui selain bisa dipakai iblis untuk menuduh kita, itu juga akan merintangi dan merusak hubungan antara kita dengan Tuhan seperti bunyi ayat berikut: "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (59:1-2). Jadi apabila anda masih menyimpan dosa, anda bisa bayangkan kerugian yang bisa anda derita. Selain anda bisa terus menjadi korban permainan dusta iblis, anda juga akan terhalang dari kasih karunia Tuhan.

Pengampunan, pemulihan akan segera menjadi bagian anda tepat setelah anda mengakui segalanya dan bertobat. Tidak ada alasan untuk meragukan itu, karena itu berasal dari janji Tuhan sendiri. Karenanya imani dan percayalah akan hal itu. Jadi intinya, untuk mematahkan dakwaan iblis, kita harus mengakui dosa dan segera bertobat. Jika anda melakukan itu, iblis akan kehilangan senjatanya untuk mendakwa kita sehingga kita bisa mengalami pertumbuhan iman dan menerima segala kebaikan Tuhan tepat seperti yang Dia inginkan. 

Postingan populer dari blog ini

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bp Suwondo

Tata Ibadah Bidston Syukur Keluarga Bpk/Ibu Karep Purwanto Atas rencana Pernikahan Sdr.Petrus Tri Handoko dengan sdr.Nining Puji Astuti GKJ Ambarawa, 3 Mei 2013

LITURGI ULANG TAHUN PERKAWINAN KE 50 BP.SOEWANTO DAN IBU KRIS HARTATI AMBARAWA, 19 DESEMBER 2009